11. Tetangga Baru

2.2K 170 4
                                    

Beruntung. Mamah, nenek, dan Tania sepertinya sudah merayakan kedatangan tetangga baru mereka lebih dulu. Mamah sengaja meninggalkan pesan di kulkas.

Mamah : kamu nyusul aja, nunggu kamu lama! 😼

Vey berjingkrak ria, sepertinya dia gak akan dapet omelan hari ini. Meskipun udah terlambat pake banget pulangnya. Persetan dengan itu, Vey cepat-cepat bergegas memakai baju yang baru saja dibelinya di mall tadi.

Vey memulas dirinya secantik mungkin. Walau ada kemungkinan pestanya sudah hampir berakhir. Vey selalu inget sama pepatah, lebih baik terlambat daripada enggak sama sekali. Maka dari itu, dia bersemangat sekali bersiap menyusul keluarganya ke rumah tetangga barunya itu.

"Semoga gue gak telat-telat banget.." doa Vey yang sudah berdiri di depan pintu tetangga, lalu memencet bel sambil sesekali menengok ke dalam.

Tidak menunggu lama, pintu terbuka. Seorang gadis yang tampak lebih muda dari Vey itu tersenyum dengan rambut semampai yang dibiarkan tergerai sama seperti tatanan rambut Vey sendiri.

Vey tersenyum, "maaf ya, terlambat." katanya malu-malu.

"Gak apa-apa kak, masuk aja." gadis itu menunjuk ke ruang tengah rumah yang terdengar ramai sekali.

Vey mengangguk. Memasuki ruangan itu dengan jantung berdebar keras. Langkahnya sedikit berat, Vey mengintip sebentar di bibir pintu. Dia gugup.

"Kak.." Vey merasakan sudut di dalam tenggorokkannya serasa terputus, cowok dengan kemeja biru itu bukan kak Ilham kan?

"Masuk aja kak!" ajak gadis tadi menggandeng Vey ke dalam.

"Ini adek kamu Tania?"

Tania tersenyum kecut, ini bukan pertama kalinya. Semua orang buta yah? Jelas-jelas Tania lahir dua tahun setelah Vey.

Mamah yang duduk disampingnya langsung meralat, "bukan, dia kakaknya. Namanya Veyla Anindya. Kalo gak salah, beda satu tahun sama kakak Zahra."

Tania memalingkan wajahnya tak suka, mendengar kenyataan Vey dan kakak Zahra adalah senior dan junior. Dan sedari tadi Vey tidak menyadari, Zahra memperhatikannya dalam diam.

"Ouh iyah, kita belum kenalan. Aku Zahra." gadis itu tersenyum manis menyalami Vey yang masih celingukkan.

"Iyah, Vey." sambut Vey tak kalah ramah.

"Lo abis darimana?" Tania melirik Vey sinis.

"Ada deh, gue gak bisa jelasin sekarang." jawab Vey setengah berbisik.

Kenyataan tentang tetangga barunya, yang ternyata teman sekampusnya mamah dulu yaitu tante Reni. Setau Vey tante Reni gak punya anak. Tapi ternyata dia punya dua orang anak yang pertama cowok yang kedua cewek. Kata kebanyakan orang termasuk mamah dan neneknya sih, anak yang cowok cakep bingits. Masa sih? Vey celingukan mencari sosok yang diceritakan neneknya itu.

Vey menyikut nenek, selagi tante Reni asyik mengobrol dengan mamah. "Nek, mana yang cakep kata nenek kemaren?"

"Ada di depan tadi, suruh siapa telat!" ledek nenek nggak mau kalah.

"Nenek fotoin gak?"

"Gak."

Vey menghela nafasnya, "nek, Vey udah dandan cantik kaya gini buat ketemu dia."

The Prince Ice And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang