04. Gue Juga Bisa

3K 206 6
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi. Romeo mengajak Arga pergi ke kantin, sebelum sohibnya itu nancep di perpustakaan lagi.

Arga melepaskan gandengan Romeo, "Santai. "

"Abisnya lu lama ah, cepetan donk! "

Mereka berjalan ke kantin. Seperti biasa, mereka selalu menjadi bahan pandangan para siswi di koridor sekolah. Romeo merupakan pangeran kedua di sekolah ini. Bedanya Romeo selalu antusias kalo soal cewek, jadi dari tampangnya menandakan ganteng-ganteng playboy.

"Sayang!!" suara melengking itu sudah bertengger disamping Romeo.

Romeo tersenyum terpaksa, "hai.." lalu melirik Arga yang sudah berjalan jauh didepannya.

Arga menghela nafasnya. Situasi seperti ini sebenarnya tidak mengganggu untuknya. Karena Arga selalu memilih untuk pergi dibanding jadi kambing congeknya Romeo dan Jessica.

Sementara itu di kantin. Vey bersama kedua sahabatnya sudah membooking tempat favorite mereka, dipojokan.

"Lo mau makan apa?" tanya Irma.

"Gue mau bakso, somay, soto, sama uduk!" Vey menunjuk satu persatu.

"Gila lo? Gue gimana bawanya?" Irma lemas.

Tasya bergidik ngeri, "Emang mau lo makan, semua makanan itu?"

"Ish, gue lagi bahagia. Dengan kenyataan gue bebas dari yang, namanya Ren-ren..apa gitulah!" jawab Vey sok jijik.

"Sok, move on lo!!" ledek Tasya.

Vey menduduki kursi, "Udah deh, gue nunggu di sini. Takut diambil orang kan tempatnya?"

"Yaudah, tunggu di situ, mana uangnya?" Irma menyerah, Tasya hanya mendesis disampingnya.

Vey menyodorkan selembar uang lima puluh ribu, "Nih!"

"Yuk, Ma." mereka pergi memesan makanan, sementara Vey bertugas menjaga tempat duduk mereka agar tidak ditempati orang lain.

Vey mengeluarkan ponselnya dari kantung rok, "Daripada gue bosen, mending gue fb-an!"

Vey menscroll layar, lagi-lagi Vey harus melihat status gak jelas bin alaynya Rendi. Dengan malas-malassan Vey menscroll, tapi pada akhirnya Vey harus melihat status itu lekat-lekat. JELAS. Disana tertulis tanggal jadian, tepatnya tanggal kemarin.
Ditambah foto Rendi sedang memeluk cewek barunya dari belakang. Dengan tambahan caption, kita langgeng ya sayang, sayang kamu:*. Caption itu benar-benar membuat Vey tak berkutik, nyesekk.

Suasana kantin tampak ramai, membuat Arga tampak malas. Tapi tubuhnya juga perlu makan hari ini, karena tadi pagi dia juga belum sempat sarapan. Meskipun menunggu tidak pernah menjadi hal yang menyenangkan. Arga menanti spaghettinya dengan sabar. Memberinya waktu untuk sekadar memperhatikan, orang-orang sekitar. Tapi kedua bola matanya, tertuju pada seorang siswi yang menatap ponselnya dengan shock.

Tidak ada alasan untuk memandangnya, Arga hanya merasa aneh. Gadis itu lebih terlihat tidak waras dimatanya, bagaimana tidak, gadis itu memelototti ponselnya dan memajukan bibirnya sendiri dengan kedua bola mata yang hampir keluar.

GILA, baru aja putus sama Vey kemaren. Udah jadian sama orang lain aja, ditambah Rendi menguploadnya seolah sengaja banget.

lo mau pamer? Lo pikir gue gak bisa apa. Lihat baik-baik, gumam Vey dalam hati.

Vey beralih pada kamera ponselnya, dengan berpura-pura membaca sesuatu. Yang aslinya Vey mencari-cari sosok yang bisa diakuinya sebagai pacar baru. Cuma buat memanas-manasi Rendi. Supaya Vey gak keliatan banget gitu kalo dia masih singgle.

The Prince Ice And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang