Chapter 3

2.9K 156 2
                                    

Keesokan harinya

Dihari minggu pagi ini, hanya terdengar suara hujan yang begitu deras.
Oliv yang kedinginan menarik selimutnya hingga bahunya. Sempat ia membuka matanya. Tapi dia heran mengapa ada sosok Fero yang tertidur di sampingnya. Sosok pria tampan idaman setiap wanita. Kini tengah tertidur di samping nya. Wajah mereka hanya berjarak 30 cm. Oliv tersenyum melihat wajah Fero yang tertidur dengan lelapnya. Ia berfikir itu hanyalah halusinasinya. Dan seketika ia tersadar bahwa Fero yang di hadapannya bukan mimpi. Oliv berteriak dengan keras. Tetapi kamar Fero kedap suara. Hingga tak ada orang yang dapat mendengar teriakan Oliv yang begitu nyaring. Hanya Fero lah satu satunya yang mendengar teriakannya. Sontak Fero terbangun dari tidurnya.

"Lagi konser?" Tanyanya dingin

"Bangkee! L-o ngapain disini" tanyanya terbata bata

"Lagi nyuci. Aeelahh ini kamar gue bego."

"T-e-r-u-s gue ngapain disini?"

"Seriosa kalii" balas Fero yang masih setengah idup.

"Guee seriuss"

"lo ketiduran dengar gue nyanyi kemarin. Kemarin mama lo nelfon. Dan gue bilang lo nginep disini."

"O-o-h g-ituu. Terus ngapain lo tidur dikasurrr!!!"

"Ga'mungkin juga gue tidur di kamar mandi."

"Faaakyu lu"

"Gue kemarin tidur di sofa. Tapi sofa nya kecil. Ya jadinya tengah malam gue pindah tidur di samping lo"

"Lu nggak ngapa-ngapain gue kan?"

"Emang nya lu mau diapain?"

"Dasarr!"

"Lagian lo kan udah jadi pacar gue"

"Idihhh sok kecakepan banget lu njiir"

Setelah sempat betengkar, Oliv pun pulang di antar Fero yang sekalian ngantar mamanya belanja.

Dimall

"Tumben akur ama Oliv?"tanya mama Fero

"Yaudah, Fero jauhin besok"
Jawab Fero cuek

"Bukan, bukan itu maksud mama, mama heran aja ngeliat kalian keluar kamar bersamaan."

"Jangan pikir yang aneh aneh deh ma. Cepetan belanjaanya. Fero mau jalan ama Ares & Ferrel nih"

"Mama harap mama bisa punya anak yang baik,cantik,pintar, mirip Oliv."

"Mama ngaco!"

Esoknya disekolah

Ferro, Ares, dan Ferrel telat masuk kelas. Ia melihat mata ibu Sri yang natap mereka tajam.

"Kenapa kalian telat?"

"Ah elaa buu... cuman telat 15 menit kok. Gausah sensi amat lagii"
Ucap Ferrel Cuek

"Tadi kami telat bangun buu."
Ucap Ares dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Beranii ya kamu"
Jawab bu Sri yang nadanya mulai meninggi

"Kapan duduknya nih buu, pegeeel"
Ucap Fero dengan headphone yang dikalungkan di lehernya."

Oliv yang melihat kejadian itu, hanya geleng geleng tak percaya bahwa Fero adalah menantu idaman mamanya.

Jam istirahat

"Fiqa, kantin yuuk"

"Go!"

Saat dikantin, Ferrel, Ades, dan Fero duduk bertiga di sebelah meja Fiqa dan Oliv. Ferrel pun berbalik ke samping lalu duduk di sebelah Oliv.

"Sayang, kamu makin hari, makin cantik ajaa"

"Gue tau!"

"Balikan yuk..." tanya ferrel

"Nginget lo pernah jadi mantan gue aja gue udanh merinding. Betapa labilnya gue waktu itu bisa nerima lo jadi pacar gue"

"Ih gitu amat."

"Cie di tolak ciee" sahut Ares

"Arghh! Cabut yuuk!

"Lo duluan aja. Tunggu gue di tempat biasa. Gue ada urusan bentar."
Ucap Fero kepada teman temannya.

Setelah teman teman Fero pergi, dan Fiqa juga pergi untuk bayarin makanan.

Fero lalu ngambil ikat rambut yang ada di lengan Oliv. Lalu ngiket rambut Oliv hingga leher putih nya terpampang dengan cantiknya. Siswa siswa yang ngeliat mereka teriak dengan kencang "cieeeeee"
Oliv lalu natap Fero

"Gini lebih cantik" ucap Fero dingin lalu kembali memasang headseatnya. Dan berlalu pergi dengan ransel nya. Seperti tidak terjadi apa apa. Menghiraukan teriakan siswa yang lainnya dengan wajah dinginnya.

Fiqa yang melihat kejadian itu menghampiri Oliv yang wajahnya kini mirip kepiting rebus.

"Lo diapain Fero? Pipi lo sampai merah merah gini."

"Gatau juga" jawab Oliv yang masih bingung.

Jangan lupa vote and komennya ya guys:)

Putih Abu-abu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang