Chapter 24

2.1K 80 8
                                    

Setelah sarapan, Oliv dan yang lainnya menuju ke kamar masing-masing. Mereka semua berencana untuk pergi berjalan-jalan menggunakan sepeda yang mereka sewa milik hotel.

Fero yang sejak tadi diam hanya mengganti bajunya, lalu menyusul teman-temannya yang lain. Oliv yang bingung dengan tingkah Fero, merasa ada yang aneh. Oliv lalu mengambil jaket tebalnya. Dan tak lupa memakai syal.

Kini mereka semua telah berada diparkiran. Menunggu Fiqa dan Kak Naya..
Beberapa saat kemudian, mereka pun datang.
Mereka menyewa 7 buah sepeda untuk berjalan-jalan menikmati pemandangan negeri sakura itu.

Ferrel dan yang lainnya mulai mengayunkan sepeda mereka. Kini tinggal Fero dan Oliv yang dilanda kecanggungan. Oliv merasa ada yang salah dari Fero.

Tak tahan dengan keadaan yang super canggung ini, Fero memutuskan untuk mengayunkan sepedanya meninggalkan Oliv yang tengah membeku.

Oliv ingin menyusul Fero dengan sepedanya. Tetapi rantai sepeda Oliv terlepas.
"Apa yang telah aku perbuat? Apa yang salah dari diriku? Mengapa Fero tiba-tiba menjadi cuek?" Gumam Oliv dengan mata berkaca kaca.

Oliv kemudian meneriaki Fero yang telah berada beberapa meter didepannya.

"Feroooo! Teriak Oliv dengan air mata yang hampir tumpah. Tetapi tak di gubris oleh Fero.

"FERO WHISLAY!!" Teriak Oliv lebih kencang. Mendengar teriakan Oliv, Fero memberhentikan sepedanya kemudian berbalik kearah Oliv sambil bertolak pinggang memegang sepedanya"

"Apa?!" Jawab Fero cuek.

"Sepedaku.... rantainya lepas" jawab Oliv marah dan hampir meneteskan air mata karena sikap Fero.

"Memangnya kenapa?" Balas Fero cuek bebek.

"KUBILANG, RANTAI SEPEDAKU LEPAS!" Teriak Oliv.

"Terus?" Jawab Fero dengan suara agak meninggi.

"Aku..... Aku....
Tak bisa menyusulmu. Aku tak bisa pergi denganmu...
Apakah kau bisa memperbaikinya untukku?" Balas Oliv dengan air mata yang membasahi wajahnya. Hanya karena rantai sepeda.

Fero membuang nafas berat lalu berjalan kearah Oliv sambil mendorong sepedanya.

"Mengapa kau menangis? Kau menangis karena sepedamu rusak?" Tanya Fero cuek. Tetapi hatinya meringis melihat Oliv menangis dihadapannya.

"YA! Aku menangis karena sepedaku rusak!" Balas Oliv dengan nada suara meninggi. Wajahnya kini terlihat sembab karena air mata.

Fero lalu tersenyum.

"Oliv, kapan kau dewasa" Tanya Fero sambil mengacak-acak rambut Oliv dengan gemas.

Oliv kemudian mengusap air matanya lalu tersenyum sumringah ke arah Fero.

Mereka berdua pun bersepeda dengan rute yang berbeda dengan yang lainnya. Mereka berdua kini berada didepan supermarket setelah membeli susu dan roti.

Fero dan Oliv duduk di bangku taman.

"Enak ya?" Tanya Fero yang sedang mengamati Oliv memakan roti. Sambil mengelap sudut bibir Oliv yang terkena susu.

"Nggak,nggak enak..." jawab Oliv sembari tetap memakan rotinya.

"Nggak enak, tapi makan mu lahap" goda Fero.

"Aku makan karena terlalu lapar" Jawab Oliv.

"Apa kau masih lapar setelah sarapan tadi?" Tanya Fero.

"Aku tadi hanya sarapan sedikit. Karena aku melihatmu pergi meninggalkan ku. Lalu kau masuk kedalam kamar tanpa melihat wajahku"

"Aku nggak akan biarkan hal ini gara-gara air matamu. Kalau kau menemui kesulitan, jangan marah begitu saja. Ceritakan padaku. Jangan tau nya hanya menangis." Balas Fero.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu kepadamu. Mengapa kau marah tanpa sebab kepadaku?" Tanya Oliv.

Fero yang tak ingin membahas masalah yang tadi kemudian mengalihkan pembicaraan lalu berdiri dari bangku taman.

"Ayo kita susul yang lain" Ucap Fero yang hanya dibalas anggukan oleh Oliv.

***
Dihotel

Malam pun tiba, setelah berjalan-jalan menggunakan sepeda, Oliv meminta izin ke Fero.

"Fer,aku mau keluar liat pemandangan malam hari. Kamu mau ikut gak?" Tanya Oliv.

"Nggak, aku lagi capek." Balas Fero sambil menutupi tubuhnya dengan  selimut rapat-rapat.

"Yaudah,aku keluar dulu yah"

"Iya, tapi jangan lama-lama, jangan sampai kamu jadi beku diluar karena udara yang dingin" goda Fero.

***

"Ferrel, lo mau kemana?" Tanya Ares.

"Gue mau nyari angin dulu. Gue bosen" balas Ferrel.

"Sok nyari angin lo! Yang ada, lo jadi beku karena udara malam yang dingin" balas Ares yang tak digubris oleh Ferrel.

Ferrel kini berada di sebuah taman yang tak jauh dari hotel tempat ia menginap.

"Ferrel?" Sapa wanita yang juga tengah berjalan jalan. Yang ternyata adalah Oliv.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Oliv.

"Apa? Aku cuman berjalan-jalan" Balas Ferrel.

Oliv hanya tertawa garing.
Kini, Ferrel tengah menatapnya. Menatap Oliv sangat lama

"Hei, lagi mikirin apa?" Tanya Oliv yang merasa canggung ditatap oleh Ferrel.

"Nggak mikir apa-apa...
Cuman lihat kamu saja, memangnya apa yang kupikirkan?"
Balas Ferrel masih dengan tatapan yang menatap Oliv.

"Ferrel...
Kamu tau-" Ucap Oliv terpotong

"Aku tau...
Aku tau apapun yang kukatakan nggak ada gunanya. Tapi, meski begitu... jujur, aku masih menyukaimu." Ujar Ferrel.

"Ferrel... maaf, tapi aku sangat mencintai Fero." ucap Oliv tertunduk.

Oliv lalu berlalu meninggalkan Ferrel, tetapi lengan Oliv berhasil diraih oleh Ferrel. Ferrel lalu menarik lengan Oliv kemudian memeluknya.

"Aku tau... Maafkan aku, tapi sebentar saja..." ucap Ferrel lalu menenggelam kan kepalanya ke pundak Oliv. Oliv hanya bisa diam tak berkutik.

***

Fero melihat syal Oliv yang berada disampingnya.

"Astaga! Oliv lupa memakai syalnya. Dan sekarang, diluar sangat dingin. Aku akan menyusulnya" gumam Fero.

Fero lalu mengenakan pakaian tebalnya kemudian berjalan kearah taman mencari Oliv.

Tiba-tiba,langkah Fero terhenti ketika ia melihat Oliv dan Ferrel tengah berpelukan.
Betapa dahsyat nya rasa sakit yang dirasakan oleh Fero sekarang.

"Luka yang tadi belum sembuh. Kemudian kau membuat luka yang baru lagi?" gumam Fero sambil meremas syal milik Oliv yang tengah dipegangnya.

Fero kemudian kembali ke hotel dengan emosi yang meluap-luap.

Tbc

Jangan lupa vote & komennya ya guys

Happy reading:)

Putih Abu-abu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang