Chapter 18

2.3K 104 5
                                    

1 tahun kemudian

Semua siswa kelas XII bersorak gembira...
Karena hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Para siswa saling berpelukan dan mengucapkan kata selamat satu sama lain.
Tak terkecuali Fero,Oliv,Ferrel,Fiqa, dan Ares. Mereka ikut bersorak dilapangan sekolah. Saat mendengar hasil kelulusan yang diumumkan oleh pak Kepala sekolah.

"Gimana kalau kita rayain kelulusan kita dengan liburan? Kalian mau?" Tanya Fero.

"Boleeh aja sih. Tapi kemana?" Ucap Ferrel.

"Nanti aku pikirin."

Mereka semua pun pulang dengan perasaan bahagia.

Dirumah Fero...

"Gimana? Kamu lulus nggak?" Kata mama Fero santai.

"Yaiyalah bun..."

"Syukur dehh" balas Mama Fero.

"Bunda kok enteng banget bicaranya."

"Bunda kira kamu ga' bakal lulus dengan sikap kamu yang dulu." Ucap mama Fero lalu menyuruh Fero duduk disofa disebelah mama dan papanya.

"Bunda kok gitu banget sihh" jawab Fero lalu duduk disofa.

"Yaudah... Selamat buat anak satu - satu bunda yang udah lulus dengan nilai yang bisa dikatakan mukjizat." Ucap mama sambil tertawa saat mengingat seberapa bosan guru BP memanggil orang tua Fero kesekolah karena tingkah Fero yang sering buat ulah.

"Fer, kemarin papa sama mama dan orangtua Oliv udah sepakat, kalau 1 minggu lagi, kalian akan menikah..."
Ucap Papa Oliv yang membuat Fero yang tengah memainkan ponselnya tiba tiba melongo.

"Papa becanda nihh... ga'lucu pahh" ucap Fero sambil tertawa garing.

"Bunda udah nyebar undangannya. Pakaian pernikahan kalian juga, udah bunda siapin. Pokoknya, segala sesuatu nya udah kami atur dengan orang tua Oliv.

"Jadi bener aku nikah sama Oliv seminggu lagi? Wah wahh... T-a-pii pah, apa ga' terlalu cepet?" Ucap Fero dengan nada ga'percaya.

"Mau gimana lagi? Kami semua udah sepakat." Jawab mama Oliv santai.

"Oliv udah tau?" Tanya Fero.

"Mungkin juga Oliv tengah kaget sekarang, seperti kamu."

Ya, sama dengan perkiraan mama Fero. Oliv juga tengah terkejut mendengarkan perkataan mama dan papanya yang mengatakan ia dan Fero akan menikah 1 minggu dari sekarang.

"Tapi, aku sama temen-temen dan Oliv rencananya pengen pergi liburan." Tanya Fero beralasan.
Fero merasa jika diumurnya yang 18 tahun ini, masih terlalu dini berstatus sebagai seorang suami. Ia tak yakin, kalau ia mampu membahagiakan Oliv.

"Emangnya kalian mau liburan kemana?" Tanya Papa Fero.

"Ehmm... ke Bali mungkin?" Balas Fero sambil berfikir.

"Kalian pergi setelah kalian nikah" ucap Papa Fero tegas.

"Tapiiii kan paaaaaahhh...."

"Biar papa yang bayarin tiket kalian."

"B-eneran pah?" Tanya Fero.
Yang dibalas dengan anggukan papa Fero yang sibuk membaca koran.

Fero masuk kedalam kamarnya dengan perasaan campur aduk.

"Apa yang harus gue lakuin? Gimana kalau Oliv gamau nikah ama gue? Gimana kalau gue jadi papa muda? Gimana kalau Oliv belum siap hidup seatap dengan gueee?" Gumam Fero sambil melempar tasnya kesembarang arah. Kemudian membuang tubuhnya diatas kasur.

Putih Abu-abu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang