Chapter 10

2.5K 116 4
                                    

Pelajari sebelum berasumsi. Dengarkan sebelum memaki. Mengerti sebelum menghakimi. Rasakan sebelum menyakiti. Perjuangkan sebelum pergi

"T-a-n-gan kalian..."
Ucap Ares tetbata-bata.

"Kalian pacaran?!"
Bentak Ferrel.

"Iya. Kita pacaran"
Jawab Fero lalu tersenyum.

"Fer, lo nusuk gue dari belakang. Lo tau gue masih sayang sama Oliv. Dan dibelakang gue, lo malah pacaran sama Oliv. Gue kecewa Fer!" Ucap Ferrel lalu berjalan keluar kelas.

Fero,Ares,Fiqa dan Oliv saling menatap satu sama lain.

"Jadi, ceritanya, Ferrel belum move on dari Oliv, gitu?"
Ucap Fiqa.

Oliv hanya mengerdikkan bahunya.
Fero pun berlari mengejar Ferrel.

Fero melihat Ferrel yang sedang main basket seorang diri di lapangan dengan wajah yang kacau.

Fero pun menghampiri Ferrel. Fero tiba-tiba mengambil bola basket yang tengah di mainkan oleh Ferrel, dan langsung memasukkannya ke dalam ring.

"Maaf soal Oliv..." Ucap Fero sambil memainkan bola basket.

Ferrel pun berjalan ke pinggir lapangan lalu duduk sambil meminum air mineralnya. Fero yang melihat Ferrel pun juga ikut duduk di samping Ferrel.

"Setidaknya, lo bilang sama gue, kalau lo juga suka sama Oliv. Dengan begitu, gue bisa berjalan mundur, perlahan lahan menghilangkan perasaan gue ke Oliv. Kalau begini, gue gak akan langsung bisa move on dari Oliv. Karena melepaskan sesorang yang kita sayangi itu, butuh proses dan butuh waktu Fer...." Ucap Ferrel

"Sebenarnya, dari awal juga gue gak pernah suka sama Oliv. Gue hanya nganggap dia itu sahabat gue dari kecil. Tapi semakin lama, gue semakin dekat dengan dia. Dan mamanya sebenarnya yang nyuruh gue pacaran sama Oliv. Gue pernah sepakat sama Oliv bahwa, gue dan dia pacaran hanya karena mamanya yang nyuruh. Dan gue hanya disuruh jagain Oliv. Tapi, lama kelamaan, saat gue ada didekatnya, gue selalu ngerasa bahagia, cuman dia yang bisa ngertiin perasaan gue. Meskipun terkadang gue selalu bikin dia kesel,marah,ngambek sama gue, dia akan selalu ngemaafin gue. Hanya dia yang bisa ngebuat jantung gue gak karuan. Sekali lagi, maafin gue Fer. Kalau lo mau, gue bisa putusin Oliv. Gue emang sayang banget sama Oliv. Sayang bangeeet malah. Tapi mungkin Lebih baik gue relain Oliv buat lo aja. Itu udah lebih baik dibanding harus kehilangan lo, sebagai sahabat yang selalu ada buat gue Fer." Ucap Fero panjang lebar.

Ferrel yang mendengar ucapan Fero pun langsung menatap Fero dengan intens.

"Emang lo lagi ngapain? Seenaknya lo mainin perasaan cewek, main putus aja!"
Ucap Ferrel.

"Gue nggak maksud mainin pera-"
Ucapan Fero terputus.

"Baiklah, mungkin Oliv emang yang terbaik buat lo. Mungkin dengan berjalan nya waktu, gue bisa ngelupain Oliv. Oliv buat lo aja... jangan sakitin perasaan dia. Jaga Oliv Fer, lagian, sisa dua tahun lagi kita sam-sama." Ucap Ferrel.

"Emang lo mau kemana? Kita pernah janjian akan sama kampus kan? Lo, gue, dan Ares?" Tanya Fero.

"Nggak Fer, minggu lalu, gue di telfon sama kakak gue yang kerja sebagai direktur di Singapura, untuk nge-gantiin posisi nya. Karena katanya, tahun depan, ia akan mengganti posisi direktur di perusahaan bokap gue."
Ucap Ferrel.

"Kenapa bukan lo aja yang ngegantiin posisi bokap lo yang diindonesia?"
Tanya Fero.

"Awalnya, emang sih, gue disuruh milih, antara perusahaan kakak gue di singapura atau perusahaan bokap gue yang diindonesia. Dan setelah gue fikir-fikir, tak ada salahnya kalau gue ke negara orang. Sekalian belajar disana, dengan lingkungan yang baru." Jawab Ferrel.

"Seorang badboy sekolah, jadi direktur? Wah... gue salut ama lo bro, ngomong ngomong, Ares udah tau hal ini?"

"Udah" jawab Ferrel.

"Wah wah... lo jahat nggak ngasih tau gue" ucap Fero.

"Gue belum sempat ngasih tau lo. Hahah. Fer..."

"Iya?"

"Jaga Oliv, jangan sakitin dia. Begini- begini, dia juga mantan gue loh."
Ucap Ferrel ngeledek.

"Itu mah, biar lo nggak bilang, gue akan selalu ada buat dia. Eiits sekarang dia udah jadi pacar gue" ucap Fero tertawa.

"Udah sombong nih?" Kata Ferrel.

"Hahah! Dasar CEO muda. Jangan pernah lupain gue yah"
Balas Fero.

"2 tahun itu masih lama bego! Sekarang, kita abisin masa putih abu abu kita aja. Seru-seruan."
Ucap Ferrel lalu ngerangkul Fero.

"Lah, lo nggak pengen tobat jadi badboy gitu? Gue aja udah tobat." Ledek Fero.

Mereka berdua pun tertawa.
Ia tak menyadari bahwa sedari tadi ada tiga orang yang melihat mereka dari belakang. Mereka adalah Oliv, fiqa, dan Ares. Mereka bertiga hanya tersenyum melihat Fero dan Ferrel yang sedang tertawa.

Belum ending kok guys:"

Jangan lupa Vote & komennya ya...

Happy reading:)

Putih Abu-abu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang