Chapter 23

2.3K 82 4
                                    

Pagi ini, terasa begitu hangat. Walaupun cuaca di luar sangat dingin dengan salju dimana-mana.

Oliv bangun tanpa sehelai benang pun ditubuhnya. Hanya selimut tebal yang menutupi tubuhnya.
Sekarang Oliv berada di dekapan Fero. Fero memeluk Oliv untuk memberi kehangatan untuk Oliv.

"Apakah kau pernah tidur bersama wanita lain selain aku?" Tanya Oliv.

"Apa yang kau bicarakan? Aku tak pernah dan taakan pernah tidur dengan wanita lain selain dirimu" Balas Fero mengelus rambut Oliv.

"Apakah aku dapat mempercayai kata-kata pria playboy?" Goda Oliv.

Fero melepaskan dekapannya dari Oliv. Lalu memegang bahu Oliv dan menatap matanya tajam-tajam.

"Itu aku yang dulu. Aku hanya mencari kesenangan. Aku berpacaran dengan wanita-wanita itu tanpa ada rasa cinta di hati aku. Dan sekarang, kau adalah satu-satunya wanita yang bisa membuat hatiku berdebar-debar." Balas Fero lalu tersenyum kearah Oliv.

"Oh ya?" Ucap Oliv dengan wajah jahilnya sambil beranjak memakai baju mandi lalu berjalan kearah kamar mandi.

"Apakah kau mencoba menggodaku?
Apa aku harus ikut mandi bersamamu?" Teriak Fero saat Oliv telah masuk ke dalam kamar mandi.

"Jangan! Jika kau masuk tanpa seizin ku, aku taakan memaafkan mu." Balas Oliv dari dalam kamar mandi.

Fero yang mendengar balasan Oliv, hanya tersenyum jahil.

Fero mengambil ponselnya lalu mengirim pesan ke Ares

"Res, lo dimana? Lo udah bangun?"

Tetapi pesan Fero tak dibaca oleh Ares.

"Mungkin mereka belum bangun" Gumam Fero.

Kemudian Oliv keluar dari kamar mandi.

"Fer, aku udah mandi. Sekarang giliran kamu" Ucap Oliv.

Fero dengan malasnya berjalan kearah kamar mandi.

Beberapa menit kemudian

"Ayo kita turun kebawah untuk sarapan" ajak Fero yang dibalas anggukan oleh Oliv.

Merek berdua pun turun kelantai bawah. Mereka berdua lalu berjalan kearah meja makan yang telah disiapkan.

"Yang lain kemana? Kok belum datang?" Tanya Oliv sambil mengambil makanan dengan Fero yang berada disebelahnya.

"Mungkin belum bangun?" Balas Fero.

"Kalau gitu, aku nyusulin mereka dulu." Ucap Oliv.

"Nggak, lebih baik, kamu ambilin aku makanan. Lalu duduk. Biar aku yang manggil mereka." Ucap Fero sambil berjalan ke arah lift.

***

Fero kini berada didepan pintu kamar Fiqa dan kak Naya. Fero lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk menelpon Fiqa.

"Fiq, lo dimana? Gue ada didepan pintu kamar lo nih. Gue sama Oliv nunggu lo dibawah untuk sarapan" Ucap Fero.

"Oh. Lo sarapan aja duluan sama yang lainnya. Kak Naya dan Gue masih capek. Kak Naya masih tidur." Balas Fiqa yang masih setengah hidup.

"Lo nggak sarapan?" Tanya Fero.

"Nanti aja. Nanti gue telpon pegawai hotel bawain gue makanan." Jawab Fiqa lalu memutuskan panggilannya dengan Fero karena rasa ngantuknya yang tak tertahan lagi.

"Kalau gitu, gue ke kamar Ares,Ferrel, sama Kak Dwison aja deh" gumam Fero sambil berjalan.

Fero mengetuk pintu kamar. Lalu Ares datang membuka pintu kamar bagaikan zombie. Tanpa menggunakan baju.

Putih Abu-abu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang