Chapter 19

2.7K 95 3
                                    

Hari ini adalah hari dimana tepat 1 tahun Fero dan Oliv resmi berpacaran.
Sejak pagi, Oliv hanya Uring-uringan diatas kasur sambil memandangi ponselnya. Ia menunggu ucapan anniversary dari Fero. Tapi notif dari Fero tak kunjung datang.

15.00

Line

Oliv berharap itu notif  dari Fero.

"Liv, kita adain party besar-besaran yuk... buat ngerayain 1 tahun jadian kita. Sekalian party kelulusan kita gitu. Aku jemput kamu jam 20.00
Seeyou..."

Oliv bingung melihat pesan Fero. "Adain party? Kok tiba-tiba sih?" Gumam Oliv.

Oliv sempat tersenyum saat tau kalau Fero nggak lupa hari jadian mereka. Tapi ia sedih ga' dapat ucapan Anniversary dari Fero.

19.21

Oliv kini telah berdandan. Sekarang, ia bak seorang bidadari. Dengan dress selutut berwarna soft pink. Dengan hak tinggi yang juga serasi dengan dressnya. Sebuah kalung berlian kecil tapi sangat elegan tergantung di lehernya. Dan tak lupa, rambut curly nya yang digerai menambah kesan cantik dan elegannya.

Lalu terdengar bunyi klakson dari luar rumahnya.
Oliv lalu turun ke lantai bawah menemui Orang tuanya.
Kak Dwison membukakan pintu. Yang ternyata adalah Ares, Ferrel, dan Fiqa.
"Tante, Kami izin mau ke pesta bareng Oliv." Ucap Ares.

"E-h iyya boleh aja. Tapi jangan malam-malam pulangnya yahh..." ucap mama Oliv.

"Kok kalian yang dateng? Fero nya mana?" Ucap Oliv bingung.

"Fero tadi minta kita jemput lo. Karena dia ada urusan mendadak." Ucap Ferrel.

"Yaudah yukk Liv, kita berangkat." Ucap Fiqa.

Sesampainya di ballroom hotel.

"Wuhhh keren banget" Heboh Ares saat masuk ke dalam ballroom hotel.

"Mewah banget..." ucap Ferrel melongo saat melihat dekorasi yang elegan di dalam ruangan tersebut.

"Tapi Fero kok belum dateng?" Ucap Oliv.

"Ah... malahan dia nggak jadi dateng. Biasaaa dia lagi sibuk. Kan bentar lagi dia akan gantiin posisi papanya yang seorang direktur." Balas Fiqa.

"Tapi, yang ngajak gue kesini tadi itu Fero." Jawab Oliv yang mulai lesu.

"Au'ahhh. Liv, lo duduk duluan dimeja sana. Gue sama Ares mau ke belakang dulu." Ucap Ferrel.

"Tapi kok cuma kita-kita yang ada disini? Anak-anak yang lain mana? Ruangannya luas bamget. Tapi cuman kita bertiga yang dateng? Kan ga' seru." Ucap Oliv.

"Kalau gitu, gue ke depan dulu. Mungkin mereka udah didepan." Ucap Fiqa lalu pergi setelah Ares dan Ferrel meninggalkannya duluan.

Oliv kini hanya sendiri, hanya pelayan yang dilihat nya mondar-mandir. Oliv ngerasa kecewa dengan sikap Fero.

Tiba-tiba, lampu padam. Sontak Oliv kaget dan langsung memencet nomor Fiqa dilayar ponselnya. Tapi tak ada jawaban. Oliv kini takut setengah mati.

Lalu ia melihat sebuah lampu yang menyala. Lebih tepatnya ia melihat lampu sorot yang tengah menyoroti seorang pria yang berada diatas panggung dan duduk diatas kursi dengan sebuah piano didepannya.
Pria itu yang tak lain adalah Fero.

Fero yang memakai kemeja yang berwarna hitam putih berpadukan celana berwarna hitam. Lengan baju yang digulung hingga hampir ke siku. Dengan jam tangan berwarna hitam dan rambut pendek kasual, menambah tingkat ketampanan Fero.

Oliv tampak bingung mengapa Fero tiba-tiba berada disana.

Pria itu mulai memencet satu persatu tuts piano nya dan mulai bernyanyi.

Dengarkanlah wanita pujaanku
Malam ini akan kusampaikan
Hasrat suci kepadamu dewiku
Dengarkanlah kesungguhan ini

Aku ingin, mempersuntingmu
Tuk yang pertama dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku tak akan mengulang tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu

Dengarkanlah wanita impianku
Malam ini akan kusampaikan
Janji suci satu untuk selamanya
Dengarkanlah kesungguhan ini

Aku ingin, mempersuntingmu
Tuk yang pertama dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku tak akan mengulang tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu

Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku tak akan mengulang tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu

Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku tak akan mengulang tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu

Akulah yang terbaik untukmu

Lalu terdengar tepukan yang meriah. Oliv tesenyum haru melihat Fero yang menyanyikan sebuah lagu yang indah itu untuknya. Dia juga bingung saat ia melihat teman-teman seangkatannya telah datang memenuhi ruangan itu.

Fero lalu turun dari panggung dan mengambil sebuket bunga mawar yang dipegang oleh pelayan.
Lalu berjalan menghampiri meja Oliv.

Fero lalu mendekati Oliv lalu berlutut memegang buket bunga.

" Oliv, makasih untuk satu tahun yang berharga ini. Susah dan senang, jatuh dan bangun, gembira dan terluka, aku bersamamu. Aku bersamamu untuk
menuntun, bukan menuntut, menggandeng, bukan menarik paksa, mempercayai, bukan membahayakan.

Aku tidak mahir mengejar, tapi aku tau cara menunggumu. Aku tidak mahir berkata-kata, tapi aku tahu cara mendoakanmu. Aku tidak mahir melawak, tapi aku tahu cara membuatmu bahagia. Aku tidak mahir memimpin, tapi aku tahu cara menuntunmu. Aku tidak tahu dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi, selama aku mampu, mimpi-mimpi kita adalah prioritas. Oleh karena itu, maukah kau bersanding dengan ku?
Oliv, Will You Marry Me?" Ucap Fero.

Tak tahan menahan air mata, Oliv lalu menangis haru mendengar kata-kata yang baru saja diucapkan oleh pria yang sangat disayanginya itu.

"SAY YEESSSS!" Teriak tamu undangan yang tak lain adalah teman-teman mereka.

Oliv hanya tertawa haru. Ia lalu mengambil bunga yang sedari tadi dipegang Fero untuk diberikan kepadanya.

"Yes, I Will." Jawab Oliv yang membuat para tamu undangan bersorak-sorak.

Fero lalu berdiri dan tersenyum kearah Oliv. Sambil mengusap air mata wanita kesayangannya itu.
Oliv lalu berjinjit memeluk leher Fero dengan bunga yang dipegangnya.

"Feroo... i love you so much. And thank you for everything" ucap Oliv di telinga Fero.

Mereka lalu melepaskan pelukan mereka.
Fero kemudian mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya. Ia lalu membuka Kotak itu lalu memasangkan sebuah cincin berlian yang sangat mewah ke jari manis Oliv.

"Fer..." ucap Oliv tak percaya.

Fero hanya tersenyum lalu mengecup pelan dahi Oliv.

"I love you my big baby" ucap Fero lembut. Yang membuat para tamu undangan histeris tak karuan.

Ferrel yang melihat kejadian itu, hanya tersenyum.
"Gue harap, lo bahagia liv" gumam Ferrel sambil tersenyum.

Fiqa yang sedari tadi histeris melihat sikap Fero ke Oliv yang sangat romantis.

Melihat Fiqa kegirangan sendiri, Ares lalu mengelus kepala Fiqa. Kemudian memeluknya.

Tiba-tiba saja lampu sorot berubah arah. Yang tadinya menyoroti Oliv dan Fero tiba-tiba menyoroti Ares dan Fiqa yang sedang berpelukan.

Ares lalu mengedipkan sebelah matanya ke arah Fero. Yang dibalas Fero dengan menaikkan jempolnya.

Tbc
Jangan lupa vote & komennya ya guys.

Happy reading:)

Putih Abu-abu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang