Chapter 15

2.3K 83 0
                                    

Waktuku kini tak hanya diisi penantian, ada wajahmu disetiap detiknya. Jantungku kini tak hanya diisi darah, ada namamu disetiap detaknya.

Di perjalanan menuju rumah sakit...

Drrrtt drrtt...

Fero lalu mengangkat ponselnya yang tengah bergetar.

"Iya bunda?" Sapa Fero.

"Kamu dimana? Oliv udah ketemu?"

"Aku sekarang sama Oliv. Aku sedang perjalanan menuju ke rumah sakit"

"Syukurlah... kalau gitu, kamu cepetan. Mama Oliv udah sadar dari komanya." Ucap mama Fero dengan nada bahagia.

"S-erius bun? Baiklah aku akan segera sampai"

"Bunda?" Tanya Oliv.

"Iyaa. Katanya mama kamu udah sadar." Ucap Fero.

"Benarkah?"

"Iya." Jawab Fero sambil tersenyum melihat Oliv tersenyum.

Dirumah sakit

"Mamaaaaa.... "
Teriak Oliv saat baru membuka pintu kamar.

Melihat Oliv berlari kearah mamanya, membuat orang-orang yang berada di dalam ruangan termasuk Ferrel, Fiqa, dan Ares yang baru saja tiba ikut tersenyum bahagia.

"M-amaaa... mama baik-baik saja kan?" Ucap Oliv sambil memeluk mamanya.

Mama Oliv hanya dapat mengangguk dan tersenyum melihat anaknya.

"Mama, aku rindu sama mama."
Ucap Oliv lalu menitikkan air matanya.

"S-a-y-ang, keadaan mama sekarang udah membaik. Jangan nangis lagi... mama ga' tega ngeliat anak kesayangan mama ini nangis." Ucap mama Oliv sambil mengusap air mata putrinya itu.

"Maafin Oliv maa... Oliv slalu ngelawan mama, maaf kalau Oliv suka buat mama marah atau kesel. Maafin Oliv yah maa."
Ucap Oliv.

"Udah udah, lebih baik, sekarang kamu pulang sama kak Dwison. Dan belajar dirumah. Bentar lagi kamu mau ujian. Oliv nggak mau ngecewain mama kan? Oh iya, Fero, makasih udah jagain Oliv." Ucap mama Oliv.

"Ah bukan apa-apa kok Ma" ucap Fero agak canggung.

Oliv hanya menuruti apa kata mamanya. Lalu pulang ke rumah bersama kak Dwison.

Satu minggu setelah mama Oliv sadar dari masa kritisnya...

Sekarang, waktu menunjukkan pukul 06.00

"Feroo! Bangun!" Teriak mama Fero dari lantai bawah.

Fero Pov

Disaat aku tengah asik-asik nya dengan mimpi mimpiku. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat familiar di telingaku sedang berteriak untuk membangunkanku.

Hoamm... aku membuka mataku dan perlahan lahan membuka selimut yang sedari tadi menutupi tubuhku.
Lalu berjalan kearah kamar mandi.
Saat ini aku hanya memakai sebuah handuk yang menutupi daerah pinggang hingga pahaku. Aku beranjak mengambil seragam sekolah yang berada di lemariku. Tiba-tiba, ponsel ku berbunyi.
Yang menandakan pesan masuk.

Line

"Pagii Fer... hari ini, kamu harus pakai dasi kesekolah! Ini perintah! Bye"

Read

Pesan yang berasal dari Oliv berhasil membuat seorang Fero berdecak kesal.
Oliv tau kalau Fero tak menyukai hal-hal yang berbau rapi. Apalagi dengan dasi. Ia tak pernah memakai benda itu di lehernya. Sekalipun!

Aku hanya membaca pesan tersebut. Lalu memakai seragam ku. Aku melihat tubuhku di depan cermin. Memperbaiki tatanan rambutku,
Lalu mencari dasi yang pernah dibelikan oleh mama. Setelah mendapat dasi itu, aku langsung berjalan menyambar tas dan ponsel ku lalu turun ke lantai bawah. Tak lupa juga dengan headphone kesayangan ku.

Author pov

"Pagi ma, pah" sapa Fero.
Lalu menyambar selembar roti dan kunci mobil yang berada diatas meja. Kemudian pamit ke mama dan papanya.

"Tumben buru-buru banget Fer?"
Ucap mama Fero.

"Mau jemput Oliv ma." Balas Fero sambil cengengesan.

Fero lalu beranjak pergi  Mengeluarkan mobilnya dari garasi dan siap siap kerumah Oliv.

"Mama ngerasa, Fero udah nggak secuek dulu lagi pah. Sekarang, mama nggak takut lagi kalau Fero ga' akan punya pacar. Tapi, melihat Fero yang sekarang, membuat mama ksngen dengan sikap nya yang dulu." Ucap mama Fero sambil melihat Fero pergi menggunakan mobil.

"Fero beruntung punya Oliv mah" balas papa Fero yang tetap fokus kearah koran yang sedang dibacanya.

Sesampainya dirumah Oliv....

Terdengar suara klakson dari luar rumah Oliv.
Oliv yang sedari tadi memakan sarapannya kemudian berlari kearah pintu untuk memakai sepatunya lalu pamit ke orang tuanya.

"Ma, pah, Oliv kesekolah dulu"

"Hati-hati yah sayang." ucap mama
Oliv.

Oliv lalu masuk kedalam mobil Fero.
Oliv yang melihat Fero dengan seragam yang dikeluarkan, dan baju dalam kaos putih yang terlihat dari balik seragamnya. Dan salah satu yang menyita perhatian Oliv adalah...
Fero tak mendengar pesannya.

"Fer! Tadi pagi aku nyuruh kamu pakai dasi!"
Ucap Oliv.

"Aku bawa. Ada kok di tas"
Ucap Fero. Dengan mata yang fokus ke depan untuk menyetir.

"Tas kamu mana?" Tanya Oliv.

"Ada tuh, di belakang"
Balas Fero.

Oliv lalu mengambil tas Fero yang berada di kursi belakang.
Oliv lalu membuka tas Fero.

Oliv melihat hanya ada satu buku, satu pulpen, headseat, dasi, dan permen karet yang ada didalam tas Fero.

"Apa cuma ini yang slalu kamu bawa kesekolah?" Tanya Oliv.

"Apalagi? Emang aku harus bawa kompor, kulkas, tempat tidur?" Balas Fero.

"Punya pacar gini banget, ini cobaan apa lagi coba?" Ucap Oliv sambil mengambil dasi dari dalam tas Fero kemudian menyimpan tas Fero kembali ke kursi belakang.

"Jadi kamu ga'seneng punya pacar yang ganteng, punya penggemar dimana-mana, pinter nyanyi, pinter main gitar." Ucap Fero ngeledek.

"Au'ahhh. Entah ini cobaan atau amal. Punya pacar yang ganteng, wangi, tapi gatau pakai seragam sekolah dengan benar"

Mereka pun sampai di parkiran.
Fero baru saja akan membuka pintu mobilnya, tetapi tangan nya di tahan oleh Oliv.

"Tunggu" ucap Oliv sambil menahan lengan Fero. Lalu mendekat kan tubuhnya ke wajah Fero.

"Apa?" Tanya Fero.

Tbc

Jangan lupa vote & komennya ya guys...

Happy reading:)

Putih Abu-abu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang