Chapter 25

2.1K 82 6
                                    

Udara yang begitu dingin dimalam hari ini.
Ferrel dan Oliv masih berpelukan ditaman itu.
Perlahan-lahan, Ferrel melepaskan pelukannya dari Oliv.

Sambil memegang kedua bahu Oliv, Ferrel berkata
"Oliv...
Kata orang, kau tetap bisa bertahan hidup meski tanpa orang yang kau sukai...
Ketika aku bertemu denganmu hari ini, tadi nya aku akan berbohong bahwa aku akan mengakhiri perasaanku. Tapi aku tak ingin melakukan itu. Jadi...
Aku akan memberitahukannya saja dengan jujur padamu...
Tak peduli berapa kali pun aku memikirkannya, aku tak tahu bagaimana aku bisa berhenti menyukaimu. Jadi aku akan tetap seperti ini saja. Kau tak perlu merasa bersalah. Kau tak perlu melakukan apa-apa, perasaanku...
Pokoknya ketahui saja...
Baik, aku selesai. Sekarang, kau benar benar boleh pergi." Ucap Ferrel.

Oliv yang mendengar hal itu hanya dapat menitikkan air mata lalu pergi meninggalkan Ferrel seorang diri ditaman dengan cuaca yang sangat dingin.

"Ferrel, maaf... aku tak dapat menerima perasaanmu lagi. Kini aku mempunyai seseorang yang sangat aku cintai. Seseorang itu adalah pria yang kini berstatus sebagai suami ku" gumam Oliv mengusap air matanya sambil berjalan kearah hotel.

Didepan hotel

Terlihat Fero yang sedang mondar mandir didepan hotel sambil memegang sebuah syal berwarna biru.

Oliv lalu menghampiri Fero.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Tanya Oliv.

"Apalagi? Aku sedang menunggumu."

"Memangnya ada apa?" Balas Oliv. Tapi tak mendapat jawaban dari Fero.

Fero lalu memasangkan syal ke leher Oliv. Fero menggosok telapak tangannya kemudian menempelkannya di pipi Oliv dengan kedua tangannya untuk memberi kehangatan di pipi Oliv yang hampir membeku karena kedinginan.

Oliv hanya tersenyum hambar melihat tingkah Fero.
Fero yang mengetahui senyuman yang terpaksa diwajah Oliv, kemudian berkata

"Jangan terlalu memaksakan dirimu." Ucap Fero lalu menarik tangan Oliv.

Oliv terdiam sejenak,lalu mengikuti kemana tangannya ditarik oleh Fero.

"K-ita mau kemana?" Tanya Oliv bingung saat Fero menarik tangannya.

"Apa kau tidak lapar? Aku akan mengajakmu ke restoran sashimi dekat sini." Balas Fero sambil tersenyum ke arah Oliv.

***

"Aku nggak suka kau main mata dengan Ferrel, apalagi bercanda dengan dia." Ucap Fero saat menunggu pesanan makanan mereka.

"K-a-mi hanya berteman. Hanya sekedar bercanda." Balas Oliv.

"Antara pria dan wanita tak ada hal semacam itu. Kau tidak boleh main mata dengan dia lagi. Dan satu-satunya pria yang boleh kau sentuh... adalah aku." Ujar Fero.

"Apa kau sedang cemburu?" Tanya Oliv.

"Ya. Kini amarah ku tengah meluap-luap karena cemburu melihat mu bersama pria lain."

"Pria lain?"

"Tadi aku melihat mu bersama Ferrel ditaman." Ucap Fero sambil memakan makanannya.

Oliv yang mendengar ucapan Fero, membelalakkan mata.

"Maaf, Tapi aku tak bermaksud. T-adi Ferrel hanya mengucapkan perpisahan padaku."
Jelas Oliv.

"Aku mengerti. Kau tau, bagaimana perasaanku saat melihatmu berpelukan dengannya? Terasa begitu menyakitkan. Aku berhak melarangmu, memarahimu, tapi bagaimanapun juga, Ferrel adalah sahabat kecilku. Aku tak akan bisa melihat nya kesakitan saat aku melarangnya mendekatimu. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan, di satu sisi, kau sangat berharga untukku. Dan disisi lainnya, Ferrel tak kalah berharganya denganmu." Balas Fero menatap Oliv dalam dalam.

"F-e-ro, bisakah kau mempercayaiku bahwa aku tak akan mencintai ataupun berpindah kelain hati selain dirimu?" Balas Oliv.

"Pikiran ku berkata ya. Tapi hatiku berkata tidak." Balas Fero.

"Maaf jika aku selalu membuatmu kesakitan akan sikap ku. Tapi, aku mohon, yakinkan hatimu bahwa aku tetap akan bersamamu, hingga tuhan memisahkan kita."

"Akan ku coba" ucap Fero sambil mengelus lembut punggung tangan Oliv.

"Jangan tinggalkan aku disaat aku benar-benar menyayangimu" tambah Fero yang dibalas dengan senyuman hangat Oliv tanpa ada lagi paksaan.

***

Mereka berdua kini tengah berjalan untuk kembali ke hotel, udara malam semakin dingin.
Oliv berjalan dengan riangnya mendahului Fero. Fero yang melihat tingkah Oliv yang berjalan sambil bersenandung riang mendahuluinya hanya tersenyum gemas.

"Aw!" Teriak Oliv tiba-tiba sambil memegang kakinya.

"Tuh, lihat dirimu...
Kau baik-baik saja?" Keluh Fero.

"Iya, aku baik-baik saja, hanya sedikit terkilir" ringis Oliv.

Oliv pun kembali berdiri sambil meringis kesakitan.
Fero kemudian maju melangkah mendahului Oliv. Dan berhenti didepan Oliv sambil menghadapkan punggungnya kearah Oliv.

"Sini kugendong." Ujar Fero.

"Huh?" Ucap Oliv.

"Naiklah" Balas Fero agak berbungkuk. Agar dapat menyesuaikan punggungnya dengan tubuh Oliv.

"Mana boleh..." ucap Oliv.

"Ck! Tak apa. Cepat naik" balas Fero.

Oliv pun naik ke punggung Fero.
Mereka berdua pun berjalan menuju ke hotel tempat mereka menginap.

"Apakah aku berat?" Bisik Oliv ditelinga Fero.

"Apa kau ingin aku berbohong atau berkata jujur?" Ledek Fero.

"Ah sudahlah." Ucap Oliv ngambek lalu membenamkan kepalanya dipundak Fero.

Fero hanya tersenyum gemas melihat istri kesayangannya.

***

Setibanya didepan hotel, terlihat Ferrel,Ares,Kak Dwison, Kak Naya, dan Fiqa yang sedang menunggu mereka dengan cemas.

"Kalian berdua dari mana saja?!" Ucap Kak Dwison.

"Kalian berdua ngapain malam-malam begini?" Ucap Kak Naya.

"Mana udara lagi dingin lagi" tambah Fiqa.

Oliv lalu menepuk pundak Fero mengisyaratkan Fero untuk menurunkannya dari punggungnya.
Mereka berdua membalas pertanyaan hanya dengan cengar-cengir.

Ferrel yang melihat mereka berdua hanya diam.

"Yasudah ayo kembali kekamar. Udara semakin dingin." Ucap Ares.

Mereka pun kembali ke kamar masing-masing.

Tbc

Jangan lupa vote & komennya ya guys

Happy reading:)

Putih Abu-abu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang