"Lebih baik hidup sederhana tapi bermakna, daripada hidup mewah tapi mengorbankan cinta keluarga."
"Apa yang ingin anda lakukan pada anak saya? Dan kalian siapa? Kenapa bisa ada di rumah [ Name ]?"
Suara berat yang familiar di telingamu berhasil membuat tubuh mungilmu tersentak. Kau langsung menolehkan kepala ke arah sumber suara dan mendapatkan sosok ayah dan ibumu tengah berdiri di dekatmu dengan kedua mata yang memicing. Tamat sudah riwayatmu.
Ekspresi itu. Eskpresi yang benar-benar tidak ingin kau lihat dari ayah dan ibumu. Ekspresi yang menyiratkan kekesalan dan kemarahan. Ekspresi yang benar-benar kau takuti sekaligus memuakkan.
Kau mendorong tubuh Karma untuk menyingkir dari atas tubuhmu. Dengan cepat, kau segera bangkit dan berdiri menghadap kedua orangtuamu dengan wajah yang menunduk.
Ayahmu menatapmu sinis, sedangkan ibumu menatap dirimu datar.
"Begitu? Jadi kau membolos sekolah selama lebih dari dua bulan hanya untuk bermain-main dengan empat orang laki-laki?! Kau pikir perlakuanmu itu bagus untuk dilakukan?! Tidak sama sekali, [ Name ]! Kau sebagai anak dari [ Surname ] Yuzuki harusnya merasa malu! Kami kecewa padamu! Dasar BITCH."
Kau menunduk, tidak dapat membalas kata-kata menyakitkan yang dilontarkan ayahmu. Walau ingin rasanya meneriaki ayahmu dan berkata bahwa ia salah, kau tetap tidak bisa melakukannya. Kau terlalu takut untuk melakukannya. Tidak peduli seberapa sakitnya yang diucapkan oleh kedua orangtuamu, kau harus menerimanya dengan berat hati.
"[ Name ], dengarkan ibumu. Jika kau tetap seperti ini, kami akan membuang dan membakar semua anime sialan itu, mengerti?"
Pupilmu sukses membulat dengan sempurna. Kalimat yang disampaikan ibumu sungguh membuat dada terasa sesak. Mereka boleh saja mengatai dirimu, tapi tidak dengan kesukaanmu.
Untuk yang kedua kalinya, apakah keluargamu akan kembali merebut apa yang kau sukai?
Pertama, basket.
Dan kedua, anime.
Tidak lagi.
Hanya itu satu-satu nya yang bisa menemanimu. Mereka temanmu. Mereka yang selalu menemanimu menghabiskan waktu. Dan sekarang? Ibumu ingin merampas lagi apa yang kau sukai?
Persetan dengan aturan tidak boleh melawan orangtua. Saat ini, yang hanya ada di kepalamu adalah bagaimana caranya agar mereka tidak kembali merampas apa yang kau sukai.
Kau mendongakkan kepalamu, menatap ayah dan ibumu secara bergantian dengan kedua mata yang memicing.
"KALIAN PIKIR BISA MERAMPAS APA YANG KUSUKAI LAGI?! SETELAH BASKET, KALIAN INGIN MERAMPAS SESUATU YANG KUSUKAI LAGI?! MEMANG KALIAN TAHU APA TENTANG DIRIKU?! TENTANG PENDERITAANKU DI SEKOLAH?! KALIAN BAHKAN TIDAK PERNAH MENGANGGAPKU ADA!! KALIAN SELALU MENGUCILKANKU, MENGABAIKAN KEHADIRANKU, DAN SELALU MEMBANDINGKANKU DENGAN KAK YUU. KALIAN PIKIR KALIAN ITU ORANGTUA YANG BAIK?! TIDAK SAMA SEKALI! AKU BENCI KALIAN SEMUA! KALIAN MENGAMBIL SEGALANYA DARIKU! JANGAN PERNAH MENAMPAKKAN WAJAH KALIAN LAGI DIHADAPANKU!" kau mengatur nafas. Setelah itu berderap pergi meninggalkan kedua orangtuamu yang terdiam mematung di tempatnya. Membanting pintu kamarmu kemudian menguncinya dari dalam. Kau menangis, meluapkan rasa sesak di dadamu. Sungguh, mereka berdua sangat kejam kepadamu. Mereka terlalu mengekang dirimu.
.
.
.
Keempat pria itu bergeming di tempatnya, mencoba mencerna kejadian yang baru saja terjadi di hadapan mereka. Pertengkaran sebuah keluarga baru saja terjadi dihadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? ( Seijuurou x Karma x Reader x Kei x Sougo ) [ ✔ ]
FanfictionBagaimana rasanya jika tokoh anime favorite kalian tiba-tiba muncul di hadapan kalian? Benar, itulah yang dirasakan oleh gadis itu. [ Surname ] [ Name ] adalah gadis malang yang selalu dituntut untuk menjadi yang paling sempurna oleh kedua orang tua...