"Sometimes your nearness takes my breath away, and all the things I want to say can find no voice. Then, in silence, I can only hope my eyes will speak my heart."
"Walaupun mereka kejam, mereka jugalah yang melahirkanmu dan merawatmu hingga besar. Mereka menafkahimu dengan keringat mereka sendiri."
Kedua iris matamu sukses membulat sempurna kala menangkap bayangan dari orang yang kau rindukan selama ini. Bayangan itu tengah berdiri tidak jauh di hadapanmu dengan bibir pucatnya yang membentuk senyuman.
"Yuuki-nee?"
Sosok itu melayang pelan ke arahmu. Jemarinya yang transparan mengentuh pipi kananmu, walaupun akhirnya menembus pipimu itu.
"Kau tak bisa seperti ini terus, dear. Seharusnya kau bersyukur karena Dia telah memberikan hal seperti ini kepadamu. Dimana kau bisa lebih kuat saat orang yang kau sayang pergi."
Kau tersenyum nanar mengingat hal tersebut. Ditatapnya wajah sosok dihadapan mu itu dengan sendu.
"Aku tidak akan pernah bisa kuat, Nee-chan. Seberapa banyak orang yang ku sayangi pergi meninggalkanku, aku tidak akan pernah bisa kuat menghadapinya. Itu sama saja seperti menabur garam di atas luka yang belum tertutup."
"Kau bisa, aku yakin itu..."
"...Ingat saat aku pergi meninggalkanmu dulu? Kau bahkan mengurung diri di dalam kamar selama satu bulan penuh. Dan ingat saat mereka pertama kali meninggalkanmu? Kau tidak terlalu larut dalam kesedihan..."
"...Itu artinya kau semakin kuat, dear. Jadi, apa salahnya memaafkan ayah, ibu, dan Yuu?"
Helaan nafas tampak terdengar dari bibirmu. Senyuman manis telah hadir di wajahmu, membuat sosok Yuuki ikut mengulum senyumnya. Tangannya mengusap surai sang adik, mengecup puncak kepalanya, sebelum akhirnya sosok itu perlahan menghilang.
Air mata tanpa kau sadari jatuh dari pelupuk mata. Lukanya semakin membesar ternyata.
Entahlah, ingin memaafkan mereka pun rasanya sulit. Terutama saat mengingat merekalah penyebab kematian dari sang kakak.
.
.
.
Dilain sisi, Seijuurou dan Laura tampak duduk di taman belakang dengan secangkir cokelat hangat di masing-masing tangan mereka. Jemari Laura bergerak, mengusap bibir cangkir tersebut dengan jari telunjuknya. Wajah si gadis menunjukkan jika dirinya tidak memiliki mood sama sekali untuk saat ini.Entah apa yang membuatnya unmood seperti ini.
Sedangkan Seijuurou tampak menghela nafasnya gusar. Mengetahui fakta bahwa Laura bukanlah manusia biasa membuat pemuda itu canggung saat berdekatan dengannya.
Terutama fakta dimana Lauran adalah seorang kami-sama yang entah kenapa bisa berada di sini.
Terkadang Seijuurou bingung, apa yang membuat kami-sama sepertinya berada di tempat yang tidak layak seperti dunia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? ( Seijuurou x Karma x Reader x Kei x Sougo ) [ ✔ ]
FanfictionBagaimana rasanya jika tokoh anime favorite kalian tiba-tiba muncul di hadapan kalian? Benar, itulah yang dirasakan oleh gadis itu. [ Surname ] [ Name ] adalah gadis malang yang selalu dituntut untuk menjadi yang paling sempurna oleh kedua orang tua...