Bab 9

1K 132 28
                                    

"Jangan terlalu kalut dalam kesedihan. Bangkit lah dan jangan biarkan musuh mu menertawai dirimu sepuas nya. Kau juga memiliki harga diri. Jangan menyerah begitu saja."

~~ Why Me? ~~

Tok Tok

Orang yang ada didalam ruangan tersebut tidak menyahut. Ia masih sibuk membenamkan kepalanya pada lutut yang ia tekuk. Benar, orang itu adalah dirimu--[ Surname ] [ Name ]. Kau masih terpuruk dengan kejadian yang kau alami di sekolah.

Harga dirimu.

Sifat asli mu.

Kesukaan mu.

Semua nya tentang dirimu.

Mereka tahu semua nya.

Cukup sudah kau menderita. Lebih baik kau kembali menjadi gadis hikikomori tak berguna yang mengurung di dalam kamar.

Hanya dengan satu hari, harga dirimu hancur.

Kau enggan untuk menginjakkan kaki mu lagi di sekolah tersebut.

Dicemooh itu menyakitkan.

Kau mungkin tidak terlalu peduli jika mereka mengabaikan dirimu, namun kau tidak tahan dengan cemoohan.

Oh ayolah, memang siapa yang tahan dicemooh seperti itu?

Tok Tok

Ketukan pintu kembali terdengar disusul dengan panggilan dari pemuda berkacamata.

Sudahlah, aku tidak perlu menyebutkan namanya pun, kau sudah tahu siapa yang mengetuk pintu kamar mu.

Seorang pemuda yang selama tiga bulan lebih ini tinggal dirumah mu dan menjaga mu.

Pemuda yang selalu memperhatikan pola makan mu sehingga tubuh mu yang awalnya kecil, mulai berisi.

Lupakan tentang itu.

Kembali pada inti masalah.

Perlahan kau mulai mendongakkan kepala mu--menatap pintu kokoh berwarna cokelat tersebut.

"Lupakan tentang aku, kalian pergilah ke sekolah."

Suara mu parau akibat terus menangis tadi malam.

Yah, tadi malam kau berpuas diri menangis di dalam kamar mu. Perasaan hati mu tak karuan. Dan sialnya, kenangan tentang kakak perempuan mu tiba-tiba melintas di benak mu.

Malam itu, benar-benar malam yang sungguh menyebalkan.

Diluar sana, Kei mendengus. Ia berbalik dan kembali melangkah menuju ruang tengah. Sesampai nya diruang tengah, ia menatap satu per satu ketiga pemuda lain nya yang telah menunggu kemudian menggeleng--tanda bahwa Kei gagal membujuk mu keluar.

Ketiga pemuda itu menghela nafas secara bersamaan. Berdiri, lalu mengambil tas mereka masing-masing. Mereka pun melangkah menuju sekolah, meninggalkan dirimu. Mereka tahu bahwa saat ini kau butuh ketenangan. Saat ini, hanya kesunyian yang dapat menenangkan dirimu.

Tapi, apakah mungkin luka mu akan sembuh begitu cepat?

Walaupun begitu, kau membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka.

Maka dari itu, Tsukishima Kei lebih memilih menetap dirumah untuk menjaga dirimu. Lagipula, jika ia pergi ke sekolah, siapa yang akan memasak untuk mu? Sebelum nya, pemuda itu tidak pernah melihat dirimu memasak. Jangankan makanan sehat, mie saja tidak pernah.

Sekali lagi, Kei melangkah menghampiri kamar mu. Pemuda itu diam di depan sana. Ia berniat untuk mengetuk pintu itu, namun diurungkan ketika dirinya mendengar isak tangis mu dari dalam sana. Kedua sudut bibir Kei terangkat, melukiskan senyum nanar. Sorot matanya tampak terluka. Walaupun dia selalu mengejek mu, tapi sungguh, Kei tidak ingin kau larut dalam kesedihan. Ia tidak ingin kau larut dalam kesedihan mu. Ia ingin melihat senyum mu lagi. Apapun itu caranya, ia akan berusaha untuk membuat dirimu kembali seperti semula. Pasti.

Why Me? ( Seijuurou x Karma x Reader x Kei x Sougo ) [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang