Bab 22

639 93 31
                                    

"Semua tindakan buruk yang mereka lakukan terhadap orang lain hanya akan melukai diri mereka sendiri. Tak ada sekalipun tindakan buruk mereka yang akan melukai orang tersebut."

"Apa perlu kita mengunjungi mereka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa perlu kita mengunjungi mereka?"

Pertanyaan bodoh!

Tentu saja mereka perlu mengunjungi Harumi dan Mirai. Jika tidak, rasa bersalah yang ada di hatimu akan semakin bertambah. Mengingat kau tidak tahu keberadaan orangtua mereka.

Kau ingin sekali menjawabnya, tapi entah kenapa semua untaian kata yang telah kau rangkai tiba-tiba menghilang entah kemana, seakan kata itu tak pernah ada sama sekali. Alhasil, kau hanya bisa terdiam seperti sebuah patung yang ada di halaman rumahmu.

"[ Name ]-chan, kau baik-baik saja?" Karma memegang kedua pundakmu lembut, berhasil membawamu kembali kedunia fana.

Kau mengerjapkan kedua matamu sebelum akhirnya menggelengkan kepala pelan. Dalam hati kecilmu, rasa bersalah itu semakin terasa--membuat sesak pada dadamu.

"Kita harus menemui mereka," ringismu seraya menggenggam kedua tangan Karma yang ada di bahumu. Manik [ Eyes Colour ]mu menatap sendu ke arah si pemuda.

"Kenapa?" Seijuurou membuka suara. Ditatapnya wajahmu dengan ekspresi heran.

Ah, Seijuurou tak habis pikir, kenapa kau bisa menampilkan ekspresi seperti itu terhadap dua orang gadis yang telah memperlakukanmu dengan jahat?

"Aku merasa bersalah pada mereka," jawabmu seadanya. Karena memang kau merasa bersalah pada mereka.

Oh ayolah, mereka pantas mendapatkannya. Mereka bahkan hampir membuh dirimu di atap mall itu.

Lantas kenapa kau harus mengasihani mereka berdua?

"Katakan padaku apa yang membuatmu merasa bersalah pada mereka, [ Name ]." Seijuurou kembali membuka suara. Ditatapnya wajahmu lekat-lekat dengan ekspresi sang emperor yang biasa ia keluarkan. "Apa karena aku mengeluarkan mereka dari sekolah? Atau karena kau yang menghancurkan kebahagiaan mereka?"

Kau tersenyum nanar. "Keduanya."

"Tunggu--HAH?! KAU MENGELUARKAN MEREKA?!" jeritan Laura sukses membuat semua orang yang ada di sana menutup telinga. "Kau serius? Kau mengeluarkan mereka dari sekolah? Akashi, kau benar-benar gila!"

Yang ditanya hanya mengedikan kedua bahu tak acuh. Pandangan dia beralih pada dirimu yang masih diam di tempat seraya mengepalkan kedua tangan. Detik berikutnya, helaan nafas terdengar dari bibirmu.

"Kalau begitu, ayo temui mereka," ucap Karma lembut. Manik matanya menatap dalam manik milikmu--seolah-olah memberitahu kalau dirinya tak akan bertahan lebih lama lagi di duniamu ini.

Kau sendiri mengerutkan keningmu bingung akan tatapan lembut milik Karma yang terkesan sendu. Entahlah, tapi aneh rasanya jika Karma yang biasanya menatapmu rendah kini berubah menjadi Karma yang menatapmu dengan lembut.

Why Me? ( Seijuurou x Karma x Reader x Kei x Sougo ) [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang