Bab 4

1.7K 190 42
                                    

"Apakah engkau meremehkan suatu doa kepada Tuhan? Apakah engkau tahu keajaiban dan kemukjizatan doa? Ibarat panah dimalam hari, ia tidak akan meleset, namun ia punya batas dan setiap batas ada saatnya untuk selesai."

Mentari mulai muncul dari ufuk timur--menggantikan sang rembulan dari tugasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari mulai muncul dari ufuk timur--menggantikan sang rembulan dari tugasnya. Kicauan merdu dari burung-burung mulai terdengar di indera pendengaran. Perlahan, kau membuka kelopak mata mu. Mengusap pelan mata mu, kau pun bangkit dari tidurmu dan berjalan ke arah meja rias yang letaknya bersebelahan dengan lemari pakaian mu. Kau menatap datar pantulan dirimu yang ada di kaca. Dengan mata sembab sehabis menangis, dan rambut acak-acakan seperti singa membuat dirimu tampak seperti orang aneh. Sungguh jelek. Tak ada cantik-cantik nya sama sekali.

"Aku terlalu banyak menangis tadi malam," umpat mu pelan. Dengan langkah gontai, kau pun berjalan ke arah laptop mu kemudian menyalakan nya. Namun, belum sampai menyalakan laptop tersebut, seseorang--tidak, tapi empat orang pemuda telah mendobrak pintu kamar mu hingga terbuka lebar.

Kau melongo. Mata mu mengerjap beberapa kali, bingung. Manik mu menatap keempat sosok yang tak asing. Sedetik kemudian, kau menepuk pelan kening mu. Kau lupa jika kemarin mereka berempat tiba-tiba keluar dari laptop mu dan membuat kekacauan di rumah mu.

Tapi tunggu.

Kenapa mereka memakai seragam yang sama dengan seragam sekolah mu?

"[ Name ], cepat pakai seragam mu dan kita akan berangkat ke sekolah!"

"Jangan lupa untuk mandi dessa~"

"Dan ini bekal mu."

"Jika kau malas pergi sekolah, aku akan mengoleskan wasabi ke bibir mungil mu, [ Name ]-chan."

Rentetan kalimat yang diucapkan keempat pemuda itu sukses membuat kepala mu pusing. Kau mengulurkan tangan mu kepada mereka, tanda untuk berhenti bicara untuk sementara sedangkan tangan mu yang satunya memegang kening mu.

"Tunggu, tunggu. Beritahu aku alasannya kenapa kalian tiba-tiba bersekolah di SMA yang sama dengan ku. Kenapa tidak di SMA yang lain? Kurone contoh nya?"

Mereka menatap mu dengan ekspresi datar.

Sougo mendekat ke arah mu dan mendorong tubuh mu masuk ke dalam kamar mandi, Seijuurou segera mengambilkan handuk dari kamar mandi yang letak nya dilantai bawah, Kei menyiapkan bento untuk mu, sedangkan Karma segera menyiapkan seragam mu beserta--kau pasti tahu.

"Hee, C-cup~"

Buk!

"Jangan katakan hal memalukan itu! Pergi dari kamar ku dan biarkan aku mengganti pakaian ku!!" setelah melempar kepala Karma dengan consolle game, kau segera mendorong paksa pemuda itu agar keluar dari kamar mu kemudian mengunci nya rapat-rapat. Wajah mu yang awalnya kesal perlahan kembali seperti biasa. Semburat merah tiba-tiba muncul diwajah mu ketika mengingat Karma memegang--ah sudahlah.

Why Me? ( Seijuurou x Karma x Reader x Kei x Sougo ) [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang