4. Sick

2.2K 154 16
                                    

Namja itu mendekati Jinyoung. Hingga Jinyoung semakin takut.

"Mau apa kau?!" Teriak Jinyoung. Terlihat seringaian terbaik di mata jahatnya. Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?

"Menjauh!" Teriak Jinyoung lagi. Walau tahu itu sia-sia karena orang nekat tak pernah kenal takut.

Namja itu mendekati wajah Jinyoung. Lebih dekat lagi. Hingga tersisa 5 cm jarak wajahnya dengan Jinyoung.

"Kau merusak kebahagiaanku! Kau membuatnya mengambil milikku! Kalau kau mati, harusnya dia kembali jadi milikku," ujarnya agak berbisik. Jinyoung hanya ketakutan.

"Apa yang kulakukan?" Tanya Jinyoung hati-hati.

"Kau tidak mengetahui apa yang kau lakukan?" Tanya nya. Lalu, Jinyoung menggeleng ketakutan.

"Biar ku jelaskan dengan tanganku," ujarnya. Jinyoung tersentak kaget karena namja tersebut memegang lehernya kemudian mencekiknya. Jinyoung kehabisan napas. Ia sulit bernapas.

"Hh, leph..haskh..an! Jebh.. ahll..!!" Teriak Jinyoung sambil berusaha bernapas.

"Tohl..longhh!!!" Teriak Jinyoung lagi. Tetapi cengkraman di lehernya itu semakin kuat. Hingga detik selanjutnya ia sudah menyerah. Ia tak ingin mencari-cari oksigen lagi. Ia pasrah. Dan setelah ia menghirup napas terakhirnya, ia hampir kehilangan kesadaran.

Brakk!!!

"Jinyoung!!!!" Teriak seorang namja yang masuk ke ruangan itu karena mendengar suara Jinyoung tadi yang berteriak, ya, itulah Mark.

"Siapa kau?!" Tanya Mark. Namja itu langsung melepaskan cengkramannya pada leher Jinyoung. Membiarkan Jinyoung yang sudah pucat itu tertidur dengan pulas.

"Siapa aku? Itu tidak penting," ujar Namja itu langsung kaget karena seorang namja lainnya yang masuk ke ruangan itu, Bambam.

Mata Bambam membulat sempurna. Ia tahu betul siapa yang ada di balik masker itu. Ia tahu betul siapa yang baru saja mencekik Jinyoung.

"Kau?! Apa yang kau lakukan?!" Teriak Bambam. Mark kaget karena tiba-tiba ada Bambam dibelakangnya. Ia segera menghampiri Jinyoung yang tubuhnya sudah memucat. Ia memegang tangan Jinyoung, sungguh dingin. Oh tidak, firasatnya tidak baik!

"Panggil dokter!!" Teriak Mark. Lalu, Bambam berlari diikuti namja tadi. Tapi, Mark menahan tangan namja itu. "Diam kau! Jangan kemana-mana! Aku perlu tahu siapa orang yang membuat Jinyoung-ku seperti ini!" Ujar Mark penuh amarah. Detik selanjutnya ruangan tersebut penuh dengan dokter dan perawat yang segera membawa Jinyoung pergi ke UGD. Jinyoung sekarat.

..

"Apa mau mu?!" Tanya Mark penuh amarah pada namja yang masih dibalikasker itu. Namja itu masih saja bungkam seribu bahasa. Entah apa maksudnya ingin membunuh Jinyoung.

"Apa maumu?! Kenapa kau ingin membunuhnya?! Dia itu segalanya bagiku!!" Ujar Mark penuh amarah tanpa memikirkan kalau Bambam ada disitu juga. Mark mendorong hingga punggung namja itu terbentur dinding. Namja itu meringis kesakitan. "Itu tidak sebanding untukmu yang sudah membuat Jinyoung-ku seperti ini!!"

"Sialan kau!" Teriak mark lalu menarik masker itu paksa. Bambam masih duduk di bangku yang ada di ruang tunggu tersebut. Bambam hanya menunduk, karena ia tahu siapa yang hampir membunuh Jinyoung.

Bambam masih saja diam. Tapi, Mark sangat terkejut mengetahui siapa yang sudah hampir membunuh Jinyoung.

"Kau?!!" Teriak Mark. Lalu, namja itu hanya menunduk. Mark tahu betul siapa yang ada di hadapannya. Perawakannya yang sangat ia kenal membuatnya dengan cepat menoleh ke arah Bambam.

MAYDAY [MARKJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang