13. Good

1.2K 103 11
                                    

"Yak! Choi Youngjae!!" Panggil seorang namja yang baru saja sampai ke kelas.

Pagi itu mungkin pagi yang baik bagi si namja itu, mukanya terlihat sumringah. Atau dia punya kabar baik?

"Eoh, Beomie.. Waeyo?" Tanya Youngjae imut. Jaebum -namja itu- yang sudah sampai di kursi mereka berdua pun mengusak surai lebat Youngjae.

"Ada hal baik. Mungkin kau akan menyukainya," jelas Jaebum sambil menaruh tasnya dan duduk di sebelah Youngjae.

"Eoh? Benarkah? Apa itu?"

"Eung.. Aku agak bingung juga sebenarnya, aku takut kau kesulitan mengenai hal ini. Karena mungkin akan sedikit melelahkan bagimu,"

"Yakkk!! Apa?! Tadi kau bilang aku akan menyukainya," jelas Youngjae kesal. Jaebum pun terkekeh kecil.

"Ani, ani... Sabarlah, aku belum selesai bicara. Ini intinya, sekolah kita akan mengadakan Pentas Seni. Karena kau berbakat dan cekatan, apakah kau bersedia jadi panitia Pentas Seni? OSIS sangat kesulitan mencari panitia yang pantas, tapi aku yakin kau cocok," tawar Jaebum pada Youngjae. Youngjae terlihat menimbang-nimbang.

"Eum, Beomie.. Aku akan jadi panitia bagian apa, ya?" Tanya Youngjae.

"Seksi Acara. Aku ingin kau jadi panitia yang paling ikut andil saat audisi internal dan pentas seni itu nanti," saat Jaebum menjelaskan, Youngjae hanya mengangguk-angguk.

"Kapan audisi internalnya?" Tanya Youngjae lagi. Ia sangat penasaran karena ia juga merasa tertarik.

"Minggu depan,"

"Heol! Apa-apaan itu? Memangnya semua panitia sudah menyiapkannya? Waktunya sangat sempit, Jaebumie!!" Youngjae pun heran dan panik.

"Gwaenchana. Kami semua sudah merencanakan, tinggal melaksanakannya dan mencari panitia baru,"

"Eung... Pentas Seni itu kira-kira akan dilaksanakan kapan?"

"Bulan depan,"

"Mwo?!! Kau gila! Siapa ketua panitianya?"

"Aku,"

"Heol, pantas saja," Youngjae pun menunjukkan seringai sok tahunya.

"Pantas apa, huh?"

"A-ani.. tidak ada apa-apa," jawab Youngjae tergagap.

..

Jinyoung's pov

Ahh, ini dia pelajaran yang selalu ku tunggu-tunggu. Sejarah. Ya, pasti bisa ditebak siapa yang mengajarnya. Mr. Lee.

Aku selalu bertanya-tanya, kapan sih kumis lebatnya itu mau dicukur? Sebenarnya, aku agak jijik juga melihat kumis yang sangat lebat seperti itu. Matanya yang sayu juga membuat ia terlihat sangat tua. Jangan salah, anaknya juga baru kuliah. Eh, bagaimana aku bisa tahu, ya? Ahh, molla.

Eh, mau apa Youngjae? Kok, dia meminta izin untuk bicara terlebih dahulu untuk bicara di depan? Kelasku masih saja rusuh.

"Teman-teman, bisa minta perhatiannya?" Tanya Youngjae di depan sana. Aku buru-buru membangunkan Markie yang sedang tertidur.

"Markie, palli ireona!!" Ujarku sambil mengguncang tubuhnya. Ia pun terbangun sambil menguap.

"Wae?" Tanya Markie. Aku menunjuk Youngjae yang berdiri di depan. Dia pun mengucek matanya dan memperhatikan Youngjae.

"Ah, maaf, teman-teman. Aku mungkin mengganggu kegiatan kalian. Eum.. begini. Sebagai ketua kelas dan panitia pelaksanaan pentas seni, aku ingin memberikan pengumuman," jelasnya lalu terhenti. Ia menatap sebentar ke Jaebum. Jaebum pun mengangguk. Youngjae menarik napas dan membuangnya.

MAYDAY [MARKJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang