7. My Home

1.7K 150 21
                                    

Maaf atas semua typo😁👌

..

"Boleh saya bicara dengan walinya?" Tanya sang dokter pada semua orang di ruangan itu.

"Eomma dan Appa ku belum datang, dok. Jadi, tunggu saja." Ujar Jinyoung dengan tatapan polosnya. Dokter pun menatapnya lekat. Jaebum, Mark, Bambam, dan ayahnya menatap Jinyoung miris.

"Aku. Aku walinya, dok." Ujar Mark tiba-tiba. Jinyoung tersentak.

"Tidak. Aku bahkan tak mengenalmu." Ujar Jinyoung menolak. Mark pun menunduk. Tapi, Mark tidak menghiraukan perkataan Jinyoung.

"Mari," ajak sang dokter pada Mark. Kedua namja itu bergegas meninggalkan ruangan itu.

"Jaebum, siapa sebenarnya namja tadi?" Tanya Jinyoung pada Jaebum. Belum sempat Jaebum menjawab, Jinyoung sudah melanjutkan perkataannya.

"Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Semalam aku hanya tidur, tapi aku terbangun lagi disini. Rasanya sudah tertidur lama, tapi ini masih malam. Dan aku dikagetkan saat tahu ini adalah rumah sakit. Seingatku aku tidak terkena sakit apapun. Tapi, rasanya aneh karena saat aku bernafas, leher ku terasa sakit," jelas Jinyoung sejelas-jelasnya. Jaebum tidak mengerti. Ia tahu kalau Jinyoung mengidap penyakit ingatan. Tapi, ia tak tahu akan jadi separah ini. Bagaimana bisa Jinyoung mengingatnya tapi tak mengingat dia sebatang kara dan dia menyukai Mark?

"Namja tadi adalah orang yang kau cintai," jawab Bambam pelan.

"Siapa dia?"

"Mark. Mark tuan." Jawab Bambam lagi.

"Aku tak pernah memiliki kenalan bernama Mark. Siapapun itu. Aku tidak mengenalnya sama sekali. Sekalipun itu teman Eomma atau teman Appa. Aku tidak mengenalnya. Bagaimana bisa dia mengaku sebagai waliku?" Tanya Jinyoung heran.

"Kau sakit, Jinyoung. Nanti Mark yang akan menjelaskannya. Aku tak ingin memperparah keadaanmu." Jelas Jaebum dengan tatapan sedih.

"Aku sakit?" Tanya Jinyoung. Tak ada yang menjawab pertanyaan itu.

..

"Jadi, sebenarnya apa yang terjadi dengan Jinyoung, dok?" Tanya Mark penuh selidik pada dokter yang duduk berhadapan dengannya.

"Seperti yang sudah saya katakan dulu. Keadaan Jinyoung bisa saja lebih baik atau lebih parah. Dalam kasus nya kali ini, Jinyoung jadi lebih parah." Jelas dokter.

"Lalu, kenapa dia bisa melupakanku?" Tanya Mark lagi.

"Dia melupakanmu? Apa lagi yang dia lupakan?" Tanya balik dokter.

"Kurasa dia lupa kalau kedua orang tua nya sudah meninggal," jawab Mark. Dokter tersentak kaget mendengar jawaban Mark. Seperti sesuatu yang salah baru saja terjadi.

"Ini sangat parah. Pasien melupakan segala sesuatu yang membuatnya stres. Mungkin salah satunya adalah dirimu. Apa yang kau lakukan hingga membuatnya stress padamu sehingga dia melupakanmu?" Tanya dokter.

"A-aku waktu itu tidak tahu kalau dia menyukaiku. Aku berpacaran dengan adik tirinya. Ta-tapi, aku juga tidak tahu itu adalah adik tirinya." Jelas Mark. Dokter mengangguk-angguk mengerti.

"Kalau begitu, seharusnya Jinyoung bukan lagi harus pergi untuk terapi. Kami belum tahu juga bagaimana cara menyembuhkan penyakit yang satu ini." Jelas Dokter.

"Jadi, apa yang harus saya lakukan?"

"Untuk sementara, kau harus mengingatkannya mengenai memorinya yang hilang setiap hari. Jadi, dia akan perlahan melengkapi memori itu," jelas dokter.

MAYDAY [MARKJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang