Recomended: listen to "2ne1-Goodbye"
Happy reading, readers!
..
Namja manis itu menyesap kopinya. Tidak ada satupun yang membuka suara diantara mereka berdua. Si namja tampan hanya melihat keluar jendela. Hujan. Itulah yang sedari tadi terjadi di luar sana.
"Jinyoungie.." Akhirnya, Mark membuka suara. Tapi, matanya masih melihat ke luar sana.
"Hm" balas Jinyoung menatap Mark.
"Aku... minta maaf," jelas Mark. Ia kini menatap Jinyoung.
"Eum.. Gwaenchana. Tidak meminta maaf pun tak apa. Aku mengerti," Jinyoung mengaduk Latte hangatnya. Ia tidak lagi menatap Mark.
"Jinyoungie~"
"Hm"
"Kau tahu, kan.. semua hal pasti ada alasannya. Aku meninggalkanmu juga karena ada alasannya," jelas Mark. Jinyoung masih menunduk menatap Latte yang sedari tadi ia aduk. Ia menghela napas.
"Ya. Karena kau mencintaiku. Sudahlah, kubilang aku sudah mengerti. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, bukan?" Tanya Jinyoung. Ia kini menyesap Lattenya dan menatap ke luar jendela. Masih hujan. Tapi, hujannya tidak sebesar tadi.
"Jinyoungie, jangan begitu, eoh?" Jinyoung menatap Mark.
"Lalu, aku harus bagaimana? Aku mencoba menjauhimu, hyung. Kalau aku tidak bersikap seperti ini, aku akan terus mencintaimu," jelas Jinyoung kesal. Mark hanya menatapnya kosong. Hening kembali. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Mark tertawa getir.
"Sejak kapan kita jadi canggung seperti ini?" Kini, giliran Mark yang mengaduk-aduk cokelat panasnya. Jinyoung menoleh.
"Sejak aku tahu kau tidak membutuhkanku," mata Mark membulat.
"Jinyoungie.. mau tahu sesuatu?" Jinyoung menatap Mark seksama. Tanda ia penasaran.
"Aku menjauhimu, karena aku tahu. Kalau kau ada di dekatmu, pasti kau akan tersakiti."
"Tak apa, hyung. Lebih baik aku tersakiti, dari pada kau tidak berada di sisiku," jelas Jinyoung. Mark dengan wajah datarnya sedari tadi pun menghela napas.
"Jiny-"
"Aku mencintaimu. Kau tahu itu, kan? Aku sangat mencintaimu, hyung. Jangan pernah tinggalkan aku. Aku membutuhkanmu. Aku sangat membutuhkanmu," jelas Jinyoung memotong ucapan Mark. Mark masih dengan wajah datarnya. Tapi, hatinya sakit. Hujan di luar sana kembali deras.
"Aku tahu. Aku juga." Jawab Mark memalingkan wajahnya. Air mata Jinyoung jatuh.
"Kalau gitu jangan tinggalkan aku."
"Jinyoungie-"
"Hyung, bisakah kau mengerti aku?!" Jinyoung menaikkan nada suaranya.
"AKU TIDAK BISA!!" Teriak Mark membuat seluruh kafe menatapnya. Tapi, ia tidak peduli. Jinyoung menatapnya takut. Ia tidak pernah melihat Mark yang seperti ini. Mark bangun dan menarik Jinyoung untuk bangun juga. Jinyoung lemas dan tidak mau menatap Mark. Ia pasrah. Mark menariknya keluar dari kafe.
Mark mengambil payung di tepi pintu dan membukanya. Mereka berdua pun keluar dari kafe ramai itu. Ia menempatkan dirinya dan Jinyoung di bawah payung itu. Jinyoung masih menunduk. Mark mendongakkan Jinyoung dengan menangkup dagunya.
"Tatap aku!" Jelas Mark. Jinyoung masih menatap jalanan walaupun Mark sudah memaksanya mendongak.
"Kubilang tatap aku!" Suruh Mark dengan suara yang lebih kencang. Jinyoung pun dengan berani menatap manik penuh amarah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYDAY [MARKJIN]
FanfictionCast: Mark, Jinyoung, Bambam, Jackson, Yugyeom, Jaebum, Youngjae, and other. Rated: random . . "Jinyoungie, aku tidak mengerti perasaan apa yang tumbuh di dalam diriku untukmu. Ini aneh, aku jadi semakin bingung." "Markeu hyung, apa seharusnya aku t...