5. Prove it

1.9K 159 14
                                    

I need your vomment😁😁

Vomment yaaa😊💖😗

.
.
.

"Astaga! Apa benar?! Jinyoung adalah namja yang sangat baik, Mark! Tidak mungkin memiliki musuh seperti itu!!" Ujar Jaebum tidak percaya. Tentu saja, Mark tidak memberitahu itu siapa. Kalau tidak, Jaebum akan marah besar. Karena saat Jaebum marah besar, sesuatu yang buruk akan terjadi. Pasti.

"Tentu saja. Aku juga mengerti hal itu. Aku takut dia kenapa-napa. Kau tahu, lehernya lebam bekas cengkraman orang itu." Ujar Mark sambil menunduk.

"Kau mengetahui orang itu?" Tanya Jaebum. Matilah kau, Mark. Apa yang harus kau jawab.

"A-aku.."

"Apa?! Katakan saja padaku! Aku hanya akan memberinya pelajaran." Kata Jaebum menatap Mark penuh pasti. Tapi, Mark masih takut. Bisa-bisa Yugyeom masuk rumah sakit juga karena sekarat.

"Maaf, Beomie. Aku tidak tahu. Tapi, sepertinya Bambam tahu,"

"Heol, aku perlu memberi pelajaran pacarmu juga, eoh??" Tanya Jaebum berapi-api.

"Tidak!! Tanya padanya!!" Ujar Mark. Ia tidak ingin pacarnya diberi pelajaran oleh Jaebum, bukan? Lantas kenapa ia menyuruh Jaebum bertanya pada Bambam?

"Mark, aku tahu kau sebenarnya mengetahui siapa yang membuat Jinyoung seperti itu. Kau hanya takut aku lepas kendali, bukan?" Tanya Jaebum. Mark mengangguk pelan. Hampir tidak terlihat. Tapi, Jaebum melihatnya.

"Yasudahlah, tak apa kalau kau tidak mau menceritakannya. Asal itu tidak berpengaruh bagi Jinyoung lagi. Kau tahu mana yang benar dan salah bukan, Mark?" Tanya Jaebum. Mark bingung. Benar tentang apa? Dan salah tentang apa?

"Maksudmu?"

"Maksudku, kau harus tau mana yang terbaik bagi Jinyoung. Dan mana yang akan membuat Jinyoung terpuruk, bahkan kembali sekarat di depan matamu,kan?" Tanya Jaebum. Mark mengangguk. Sebenarnya, itu hanya respon spontan. Nama Bambam dan Jinyoung berkecamuk di pikirannya. Sungguh memusingkan.

"Bolehkah aku masuk?" Tanya Jaebum menunjuk ruangan Jinyoung.

"Tentu saja, silahkan," jawab Mark. Dalam hatinya, Mark merasa ada yang aneh. Ia mengingat kembali saat Jinyoung baru siuman, lalu Bambam bicara "kau belum mati?" Lalu, Jinyoung hanya diam. Kenapa ia bisa percaya begitu saja kalau Bambam hanya bercanda? Apa kah sebenci itu Bambam pada Jinyoung? Kenapa ini sangat rumit??

..

Mark pov

Aku menghela napas panjang. Pelajaran Mr. Lee masih membosankan seperti biasanya. Tapi, kali ini lebih membosankan lagi. Aku melihat papan tulis yang penuh dengan catatan dari Mr.Lee, aku mendengar Mr. Lee yang sedari tadi tak berhenti mengoceh mengenai sejarah-sejarah. Ah, apalah itu Dinasti Goryeo. Aku tidak mengerti.

Aku menghela napas panjang lagi. Kapan sih waktu pulang sekolah?! Aku ingin bertemu Jinyoungiee!!

Aku menoleh ke samping. Tempat duduknya. Iya, dia. Jinyoung. Aku tak habis pikir bagaimana bisa dia membiarkanku sendirian dalam pelajaran ter-menyebalkan ini. Tapi, tunggu? Aku berimajinasi kan? Kenapa dia duduk disitu? Jinyoung? Kau di rumah sakit kan?? Dia memakai seragam yang lengkap seperti biasa.

"Hyung," ujar Jinyoung. Aku kaget. Astaga,ini bohong kan?

"Apa? Kau disini?!" Tanya ku berbisik.

"Hyung, saranghae," ujarnya membuat jantungku berdetak tak menentu. Apa ini, huh? Ini bohongan, bukan?

"Jinyoungie?" Tanyaku lagi memastikan dia asli atau tidak.

MAYDAY [MARKJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang