Saya merasa bersalah ga update 3 minggu. Jadi, saya hari ini update lagi:) happy reading, chingu!!!
..
B Star. Itulah nama yang mereka pilih sebagai grup. B sebagai inisial Bambam dan Star sebagai inisial Jinyoung. Karena Jinyoung sangat menyukai bintang. Langit malam yang penuh bintang itu meninggalkan kenangan hebat dalam benak Jinyoung. Malam itu, ia tahu kalau ia mengidap penyakit ingatan. Malam itu, ia tahu kalau kedua orang tuanya telah meninggal. Malam itu, perasaannya untuk Mark mulai tumbuh . Ia pun merasakan hangatnya pelukan Mark di malam itu.
Mereka berdua tak jauh beda, sama-sama gugup. Bambam mengingat-ingat lagi not lagu itu. Sedangkan, Jinyoung sedari tadi tidak bisa luput perhatiannya dari ponsel. Ingin rasanya ia memberitahu Mark kalau ia akan segera mulai audisi.
"Nomor urut 3! Silahkan bersiap! Kau yang selanjutnya!" Panggil seorang panitia dengan baby face-nya. Ia memanggil peserta dengan suara imut dan agak melengkingnya.
Gadis berbaju gymnastic itu berdiri dan bersiap untuk tampil. Ia meneguk sedikit air yang tersisa dari dalam botol yang ia bawa. Tak terlihat sedikitpun keraguan dari caranya berdiri. Terlihat sangat anggun dan percaya diri. Cheng Xiao. Tubuh atletisnya sudah membuat para peserta lain menganga hebat. Teman sekelas Bambam ini memang sudah menjadi idola sekolah.
Gadis itu mulai melangkah menuju panggung.
"Cheng Xiao! Semangat!" Bambam menyemangati Cheng Xiao yang sudah berada di tepi panggung. Gadis itu menoleh dan tersenyum.
"Kau juga," jelasnya sebelum musik di putar. Dan ia pun melangkah dengan lincah dan anggun saat musik itu di putar.
Jinyoung masih menunduk. Bambam yang melihat itu pun jadi khawatir.
"Hyung? Gwaenchana?" Tanya Bambam dengan khawatir. Jinyoung pun menoleh dan tersenyum menenangkan.
"Gwaenchana."
Tring!
Satu pop-up LINE pun ia terima. Jinyoung pun buru-buru membukanya dan melihat nama pengirim. Mark, kekasihnya.
Mianhaeyo.
Singkat, padat, dan rancu. Tidak ada yang tahu ia meminta maaf karena apa kecuali dia sendiri. Jinyoung pun menatap pesan itu dengan bingung.
Sudah satu minggu semenjak kejadian di kantin yang membingungkan antara Bambam, Yugyeom, dan Mark. Jinyoung tahu kalau sebenarnya dirinya dilibatkan. Kalau tidak, kenapa sejak kejadian itu, Mark jadi menjauhinya? Mark benar-benar menjaga jarak dengannya.
Jinyoung mulai membiarkan ibu jarinya menari di atas keypad untuk membalas pesan itu.
Ada apa, Markie? Jelaskan padaku apa yang membuatmu merasa bersalah sampai kau meminta maaf? Kalau ada masalah, ceritalah..
Jelas Jinyoung pada balasannya tersebut. Jinyoung semakin kecewa saat ia melihat Mark hanya membaca pesannya itu. Menit demi menit pun berlalu. Pesan itu hanya tetap terbaca. Tidak dibalas. Akhirnya, Jinyoung membulatkan tekadnya untuk menulis pesan lagi.
Kalau bersedia, maukah kau datang melihatku?
Pesan itu langsung dibaca. Tak perlu lama-lama, akhirnya pesan itu pun dibalas.
Baiklah, kalau itu maumu. Aku datang.
Jawaban itu semakin membuat Jinyoung sakit hati. Jawaban yang dingin dan tidak ada satupun rasa cinta di dalamnya. Hanya keterpaksaan. Jinyoung pun masih menunduk.
"Hyung? Kau sakit? Kalau sakit, kita pulang saja, eoh?" Tawar Bambam melihat Jinyoung yang lemah seperti itu. Jinyoung pun tersenyum dan menggeleng sebagai jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYDAY [MARKJIN]
FanfictionCast: Mark, Jinyoung, Bambam, Jackson, Yugyeom, Jaebum, Youngjae, and other. Rated: random . . "Jinyoungie, aku tidak mengerti perasaan apa yang tumbuh di dalam diriku untukmu. Ini aneh, aku jadi semakin bingung." "Markeu hyung, apa seharusnya aku t...