21. Go Higher

1K 136 38
                                    

"Ommo!" Pekik Jinyoung kaget melihat namja di hadapannya yang sudah membuka topi. Namja itu tersenyum manis pada Jinyoung.

"Bagaimana kabarmu? Hubunganmu dan Mark? Bambam? Apakah kalian baik-baik saja? Kau sudah sehat?" Tanyanya bertubi-tubi. Jinyoung bangkit dari tempatnya duduk lalu langsung memeluk namja itu.

"Jack hyung, aku sangat merindukanmu," ujar Jinyoung dalam pelukannya. Jackson hanya diam saja tanpa membalas pelukan itu. Ia terkejut Jinyoung memeluknya. Tangannya kaku, karena ia tahu kalau..

"Ekhem.. permisi, Ny. Yien Tuan. Jangan memeluk namja lain selain aku," ujar seorang namja di belakang Jackson yang tiba-tiba menyeletuk. Jinyoung membulatkan matanya karena ia tahu betul itu suara siapa.

Dengan sigap, Jinyoung melepas pelukan erat itu dan menggigit bibir bawahnya takut namja itu memarahinya. Tapi, reaksi yang namja itu lakukan berbeda dengan yang Jinyoung pikirkan.

Grepp

"H-hyung.."

Namja tersebut memeluk Jinyoung yang sedang menunduk. Jinyoung pun langsung membolakan matanya.

"Gwaenchana. Aku tak marah, chagiya," ujar namja tersebut masih memeluk Jinyoung. Jinyoung membalas pelukan tersebut.

"Mark Hyung, saranghae," Jinyoung menelusupkan kepalanya di dada bidang Mark menutupi wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus itu. Jackson tersenyum melihat kedua sahabatnya yang sudah menjadi sepasang kekasih.

Mark melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Jinyoung.

Cup

Ia pun mengecup pelan bibir Jinyoung dan melepaskannya. Ia melihat kedua mata Jinyoung yang jernih itu.

"Kalian langgeng, ya," ujar Jackson menginterupsi dua sejoli tersebut. Mark menatap Jackson dengan tajam. Jackson hanya senyum, lebih tepatnya meringis takut sebenarnya sambil menggaruk tengkuknya.

"Ok, maaf mengganggu kegiatan kalian," cetus Jackson membuat Jinyoung ikut menoleh. Ia pun tersenyum manis.

"Tak apa, Jack Hyung."

Jinyoung pun kembali menyelundupkan kepalanya ke ceruk leher Mark.

..

Youngjae sedang duduk di kasur sembari menatap ponselnya tanpa berkedip. Mulutnya juga tak berhenti berkomat-kamit. Ini masih pukul 4 sore, beberapa jam lalu mereka sudah makan siang di kafe dan sekarang mereka sudah kembali ke apartemen.

"Aish.. palli!! Ah, serang yang itu, pabbo!!" Ia fokus memaikan game yang berada di ponselnya. Youngjae kadang berloncatan sendiri di kasurnya dan melupakan sang namjachingu yang sedari tadi menatapnya dengan malas.

"Jae.. pacarmu itu aku atau ponsel, sih?" Tanya Jaebum menggerutu.

"Kau.. yak! Yeah!! Mati kau!" Youngjae pun tertawa kegirangan dan Jaebum memutar bola matanya.

"Ah, kekasihku sedang bercumbu dengan game," Jaebum membuang napas berat. Jaebum pun mulai merasa bosan dan lapar. Ia beranjak dari kasurnya dan keluar dari kamar. Youngjae yang menyadari itu pun langsung menghentikan kegiatannya itu.

"Ah, hyung. Aku sebentar lagi akan menang!!" Gerutunya sambil beranjak dari kasurnya dan ikut keluar kamar.

"Hyuungg~" panggilnya dengan nada merajuk. Bibirnya juga ia manyunkan.

Ia pergi ke dapur dan tidak menemukan siapa-siapa. Tapi, ia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Ia mulai berpikiran yang tidak-tidak. Mulai dari rambut burgundy Jaebum yang basah. Butiran-butiran air yang jatuh di leher Jaebum. Lengan kekar yang sering memeluknya. Hingga badan Jaebum yang belakangan ini semakin menggodanya.

MAYDAY [MARKJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang