Bab 28 -Jangan pergi.

485 25 3
                                    

Aku melihat ditubuh ku masih terpasang jaket milik Genta. Ntah apa, tapi tiba-tiba aku menangis mengingat kejadian yang terjadi tadi. Rasanya pikiran ku bercampur aduk antara gelisah karena aku takut Genta kenapa-kenapa. Sedih karena aku menyesal kenapa tidak kunikmati momen bersamanya tadi, mengapa aku malah berlari. Dan aku mungkin bahagia karena bisa makan malam sama dia. Lelah dengan semua itu tanpa tersadar aku tertidur.

Keesokan harinya, aku bangun.  Mengecek keadaan hapeku ternyata tertera notif.

14 panggilan tak terjawab
10 pesan baru.

Aku sudah mengira bahwa itu adalah Genta,  karena semalam.  Aku pun mengecek dan ternyata benar 14 panggilan tak terjawab itu dari genta,  tapi pesan barunya hanya 9 dari Genta ,lalu yang 1nya siapa?.

Dari : 08229*******

Aku tidak mengenali nomor itu, kemudian aku membaca pesan dari nomor itu.

Noname: Genta masuk ICU.

Akupun menjatuhkan hapeku,  antara percaya dan tidak percaya aku bergegas,  bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit,  tetapi aku tidak tahu dimana rumah sakit itu.  Aku lalu menelpon mama genta,  tapi nomornya tidak aktif. Aku mencoba untuk menelpon nomor hape yg tidak kukenali itu. Dan diangkat...

Noname: Halo!

Aku : Kamu siapa?

Noname: Aku Brian,  aku dapet nomor kamu dari hape genta.

Aku: Brian?  Saudara kembar genta kan?

Brian: iyaa!!  Genta masuk di ruang ICU semalam.

Aku: iyaa dimana rumah sakitnya?

Brian: Rumah sakit deket pertigaan jalan, dideket rumah.

Aku: baiklah, aku otw!.

Karena hari ini hari minggu,  tentu saja ada kak alif dirumah,  aku mencari kak alif untuk mengantarkanku ke rumah sakit, 
Aku sampai dirumah sakit,  lalu berlari meninggalkan kak alif di mobil , mencari ruang ICU, kemudian datanglah Brian menghampiriku.
"Let? Cepet yaaa"ucap brian.
"Iyaa demi genta aku rela-relain"ucapku pelan.
"Ayo ikut aku kedepan ruang ICU"kata Brian.
"Tunggu dulu?, kedepan? Kan aku mau masuk"kataku kencang.
"Gak bisa let, dari semalem kami gak dibolehin masuk karena keadaan genta masih menghawatirkan"ucapnya pelan. "Baiklah kalau begitu"sambil berjalan mengikuti Brian.

Aku telah sampai didepan ruang ICU , terdapat genta didalam sana,  keadaannya tampak lemah dan menutupkan matanya.  Kaca ruang ICU ini menjadi halanganku untuk bertemu dengannya ,  tetapi tidak dengan Cinta kami.

Tbc.....
thankyou yang masih support cerita ini!
aku bakalan segera selesaikan cerita ini kok!

Haruskah diakhiri? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang