Bab 8 -Berubah

1.2K 56 0
                                    

Pulang dari party tadi aku langsung membersihkan make-up diwajahku. Dan mengganti gaunku dengan piyama tidur.
Terlihat 2 pesan baru di hapeku aku membuka pesan itu dan itu pesan dari...

Genta: Senang bisa menjadi pasanganmu tadi.

Genta: Aku tidak menyangka bisa sedekat itu bersama mu.

Aku berpikir sejenak. Apakah aku akan menjawab pesannya atau tidak. Setelah berpikir aku memutuskan untuk menjawabnya. Entah apa yang terjadi denganku. Biasanya aku mengabaikan pesan darinya. Tapi mengapa sekarang? Aku malahan menjadi ingin menjawabnya.

Alleta: Iya,mungkin aku juga senang..

Genta: Senang kenapa?

Alleta: Lebih dekat denganmu.

Entah apa yang terjadi denganku. Aku mengetik pesan terakhir itu lalu mengirimnya. Dan Genta tidak lagi menjawabnya. Apakah yang ada dipikiran Genta. Aku tidak mengerti dengan perasaanku yang sekarang ini. Rasanya telah berubah.

Jam kosong di pelajaran bu serly.
Aku duduk dikelas. Bersama Tasya dan Dimas. Kurasa aku menjadi nyamuk saja berada didekat mereka. Karena sejak mereka berpacaran mereka sama sekali tidak memikirkan hal-hal disekitar mereka. Aku akhirnya keluar kelas. Aku melihat kesana-kesini mencari,Genta. Dimanakah Genta?apakah dia tidak turun sekolah. Aku bertanya kepada Tasya..
"Tasya,Kamu lihat Genta?"tanyaku kepada Tasya.
"Enggak tuh,Genta gak kelihatan sejak tadi,mungkin dia ngak turun"ucap Tasya kepadaku.
Aku termenung sejenak. Aku berpikir dimanakah Genta. Mengapa aku mencarinya?. Sebenarnya apa perasaan ku sekarang kepadanya. Mungkin kah telah berubah.

Aku mengeluarkan hapeku dari saku rok ku. Dan mengirimkan pesan kepada Genta.

Alleta: Genta,kenapa kamu tidak turun sekolah?

1 jam 2 jam 3 jam,pesanku sama sekali tidak dijawab oleh Genta. Aku cemas kepada dirinya. Aku terus-terusan mencarinya. Aku berpikir untuk datang kerumahnya pulang sekolah nanti. Apakah Tasya ingin menemaniku? Ah mungkin tidak karena dia bersama Dimas. Haruskah aku datang sendirian kerumahnya.

Bel tanda pulang pun berbunyi. Sejak tadi,aku memikirkan Genta. Aku tidak lagi berfokus kepada pelajaranku. Dan akhirnya,aku memilih untuk mendatangi rumah Genta. Aku meminta pak tarjo untuk mengantarkanku kerumah Genta. Akhirnya, aku sampai dirumah Genta. Keadaan dirumahnya cukup sepi. Aku meminta pak tarjo untuk menungguku. Ku ketuk pintu rumah Genta secara perlahan-lahan. Akhirnya,seseorang membuka pintu itu adalah bibi dirumah Genta. Aku bertanya..
"Bi,Gentanya ada?"tanyaku secara pelan kepada bibi.
"Oh,nyari mas Genta. Dia lagi pergi keluar kota. Selama beberapa hari"ucap bibi kepadaku yang membuat ku terkaget.
Lantas aku langsung pergi meninggalkan rumah Genta. Sebenarnya Genta kemana sih?tanyaku dalam hati.
Aku sungguh merindukan Genta.
3 hari berlalu. Genta sama sekali belum turun sekolah. Dan dia juga belum menjawab pesan dariku. Sebenarnya, Genta kemana. Aku sungguh merindukanmu Genta. Akupun mengirimkan pesan lagi kepada Genta.

Alleta: Miss you.

Tidak lama kemudian. Terdengar dering dari hapeku. Aku mengabaikannya. Lalu kemudian berpikir apakah itu genta?. Aku membuka nya dan ternyata itu benar- benar pesan dari Genta.

Genta: Miss you too.

Alleta: Kamu masih disana?

Genta: Iya Alleta.

Alleta: Apa yang kamu lakukan diluar kota?

Genta: Aku menemani keluargaku berobat.

Alleta: Dimana?kah kota itu.

Genta: Di France, ditempat mamaku.

Alleta: Jauh sekali. Cepatlah kembali.

Genta: Baiklah.

Aku cukup lega, akhirnya dia memberikan kabar. Ternyata dia sedang ada di France. Menemani keluarganya berobat. Tapi mengapa jauh sekali?.

1minggu berlalu. Akhirnya Genta memberikan kabar kepadaku. Dan dia berkata akan menjemputku nanti malam.
Aku menunggunya di teras depan rumah. Tidak lama kemudian. Genta datang. Wajahnya sangat berbeda. Seperti pucat.Aku bertanya-tanya didalam hatiku. Genta datang mendekat. Lalu menarik tanganku. Membawaku kedalam mobilnya. Dan memulai pembicaraan..
"Hai,Alleta apa kabar?" Ucap Genta dengan ceria.
"Aku baik2 saja,kalau kamu?"tanyaku kepada Genta.
"Seperti yang kamu lihat sekarang, aku baik-baik saja"ucap Genta kepadaku.
Aku hanya tersenyum kepadanya. Tapi didalam lubuk hatiku yang paling dalam. Aku memikirkan bahwa Genta tidak baik-baik saja. Dia seperti habis pulang dari pengobatan atau semacamnya. Tapi aku tidak berani mengatakan kepada Genta. Biarlah kecurigaan ini. Kusimpan didalam hati.

Aku berjalan cukup lama dengan Genta. Dijalan kami tidak habis berbicara. Setelah Genta selesai bercerita, lalu aku yang bercerita. Begitu seterusnya. Kurasa kami telah menghabiskan waktu yang sangat lama. Tetapi kenapa jika bersama dengan Genta waktu terasa sangat cepat. Hingga tidak ingin kami melewatinya.

Aku pulang dengan selamat diantar oleh Genta. Aku masih berpikir apakah yang terjadi dengan Genta? Sebenarnya apakah dia pergi menemani keluarganya berobat? Ataukah dirinya yang berobat?. Lagian pula, menurutku itu tidak terlalu penting bagi dirinya. Menemani keluarganya berobat. Ah sudahlah. Pertanyaan ku itu tidak akan kuberitahu kepada Genta. Aku tidak ingin dia berkata bahwa aku tidak mempercayai nya. Jadi aku berpikir untuk menyimpan semua Pertanyaan tersebut didalam hatiku saja.
Dan satu yang membuat aku bingung.  Sebenarnya apa yang terjadi dengan perasaanku. Apakah persaanku yang sekarang telah berubah kepadanya?.

Haruskah diakhiri? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang