#6 Warm body?

223 20 2
                                    

   Jack masih tidak berhenti menggodanya. Akhirnya, setelah sekian lama membiarkan kata hatinya sedikit lebih tenang, Hanako membalas semua 'godaan' Jack. Bisa ditebak, semuanya berujung pada kejar-kejaran di ruang rias.

   "Eh, dasar tua!", Jack berusaha melarikan diri ketika Hanako mulai menyerangnya.

Hanako pun mengambil bantal sofa dan melemparkannya ke Jack."Dasar balita!"

Jack menghindari serangan bantal melayang itu dan menjulurkan lidahnya. "Eits, tidak kena! Dasar nenek!"

"Jabang bayi!"

"Karnivora!"

"Sempak Fir'aun!"

"Bisul kuda!"

"Tai kebo!"

Ps:
tai kebo = kotoran kerbau. Maaf atas segala kata-kata kasar yang diucapkan dua orang terkhilaf ini :3 ane juga kaga ngerti kenapa Jack mudeng bahasa kek gitu.

Dan seterusnya.

   Tingkah kekanak-kanakan itu mengundang perhatian orang dari luar ruangan. Kegaduhan dari ruang rias pun terdengar sampai ke telinga Tuan Gerry dan Devy. Mereka membuka pintu ruang rias sebelum semuanya terlambat.

"Astaga! Apa yang kalian laku...kan?", kata Tuan Gerry. Keningnya berkerut.

   Semua masih tertata rapi, tidak ada barang yang pecah, jatuh atau berpindah. Hanako dan Jack pun sudah duduk dengan 'tenang'.

"Sepertinya, aku dan Devy mendengar semacam kegaduhan disini. Apa hanya halusinasi?", ucap Tuan Gerry sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku jelas-jelas mendengarnya, kok.", sahut Devy sambil mengamati sekeliling ruang rias.

   Jack cekikikan bersama Hanako. Dia berusaha mengontrol wajahnya agar tetap dingin, baru berbicara."No proof.", tukas Jack.

"Sebaiknya aku pergi ke rumah sakit. Sepertinya, aku mulai gila mengurus kalian berdua." Tuan Gerry menggelengkan kepalanya dan tertawa.

Setelah beliau ke luar dari ruang rias, Hanako dan Jack meledakkan tawa yang mereka tahan sedaritadi, lalu melanjutkan aksi mereka.

"Greeve! Willene! SHUT UP!", teriak Tuan Gerry dari luar ruangan.

Ups, ketahuan!

                                    ***
   Malam hari pun tiba. Hanako memasuki apartemennya dengan Jack dan langsung merebahkan diri di  tempat tidurnya.

   "Aku bersumpah takkan memanggilmu 'bisul kuda' lagi.", kata Jack. Ia memandang Hanako dengan tatapan yang menggelikan.

   "Dan aku takkan memanggilmu 'sempak Fir'aun' lagi.", janji Hanako.

   Sepertinya, mereka sudah puas dimarahi Tuan Gerry. Tetapi, bukannya takut, malah mereka menertawakan ekspresi Tuan Gerry yang lucu karena wajahnya berkerut dan mendengus. Tidak terlalu puas lebih tepatnya.

"Lihatlah ekspresi Tuan Gerry tadi. Rasanya ingin kujadikan video---".

   Tawa mereka kembali meledak di keheningan malam. Entah mengapa, hari ini mereka banyak tertawa daripada biasanya. Dampaknya cukup dahsyat. Hal ini membuat perut Hanako sakit setengah mati. Dan Jack, tidak bisa berhenti tertawa sepanjang hari. Mengerikan bukan?

   Jack melepas kaosnya dan segera merebahkan diri di pulau kapuknya. Cuaca dingin seperti ini , ditambah dengan AC, Jack tidur tanpa kaos. Benar-benar aneh.

   "Jack, apa kau tak kedinginan---tidur tanpa kaos begitu?", tanya Hanako. Badannya mulai menggigil karena saat ini New York mulai memasuki musim gugur.

Unexpected Heart [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang