"Jack."
Mom langsung terkejut dan mengambil pigura itu. Beliau menatap wajah pria itu dan menggelengkan kepalanya. Hanako menunduk lemas. Mom kemudian meletakkan pigura itu kembali lalu merangkul anak gadisnya itu.
"Mom ngga nyangka, Nako. Anak Mom udah tumbuh dewasa, udah bisa ngerasain yang namanya cinta, walaupun cinta itu berpihak pada orang yang sama sekali tak bisa diduga. Kita ngga ada yang tahu rencana Tuhan, Nako. Yang jelas, rencana Tuhan dan takdir-Nya itu jauh lebih indah daripada kelihatannya," ujar Mom.
Hanako mengangguk lesu. "Mom, kau benar bahwa aku mencintainya, dan aku baru menyadarinya setelah selarut ini. Apa yang harus kulakukan Mom? Aku memarahinya tadi," jawab Hanako. Ia mengusap wajahnya.
"Kembalilah padanya, sayang. Mom yakin, jika dia mencintaimu, dia akan menerimamu kembali."
"Masalahnya, dia tidak mencintaiku."
"Ah, iya tentu saja---Kau benar. Gay."
"Aku takkan pernah menemuinya lagi. Kenyataan ini cukup membuatku terpuruk, Mom. Dia bahkan tak menceritakannya padaku. Aku benci padanya!"
Mom tersenyum mendengar perkataan anak kesayangannya itu. Beliau menggelengkan kepala dan mengelus punggung Hanako. "Cinta dan benci itu hanya dibatasi sebuah garis tipis, sayang. Kau tidak membencinya, hanya mencintainya terlalu dalam."
"Mom!", tegur Hanako. Mom hanya tertawa.
Hanako pun membuka ponselnya dan betapa sialnya dia. Baterai nya menunjukkan angka 7%. Ia lantas mengecek tasnya. Shit! Charger nya tertinggal di apartemen. Mau tidak mau, ia harus kembali kesana untuk mengambil benda terpenting dalam urusan pekerjaannya ini.
"Sial! Mom aku harus kembali ke apartemen sebentar dan akan kembali secepatnya, charger ku tertinggal.",ujar Hanako sembari mengambil kunci mobilnya.
"Tentu, sayang, semoga berhasil.", balas Mom sembari tertawa cekikikan melihat emosi anaknya yang berubah-ubah.
***
"Kayna!", seru Jack di telepon."Ya?"
"Aku kehilangan dia. Dia pergi! What i gonna have to do?", tanya Jack.
"Bagaimana bisa? Apa yang kau lakukan?!", teriak Kayna, ia mungkin sangat terkejut karena Hanako sanggup meninggalkan seorang Jack.
"Kurasa Josh membocorkan kisah lamaku padanya, dia sangat terpukul! Kami bertengkar sebelum akhirnya Hanako memutuskan untuk pergi. Kau tahu betapa frustrasinya aku?! Gadis itu sungguh membuatku tergila-gila dan membuatku jadi seperti orang gila! Aku tidak bisa terus begini! Dia hidupku, Kay, bagaimana aku akan melewati ini semua?! Sendirian?! Aarrrgh!", ucap Jack panjang lebar. Tapi, kenyataannya seperti itu.
"Jack, aku me---"
"Mainlah ke apartemenku, Jack! Kami ada disini, kita akan diskusikan ini bersama.", sahut Saka yang langsung mengambil ponsel Kayna.
"Baik, aku akan kesana. Thanks, bro, kau sungguh membantu."
Jack pun mematikan ponselnya dan seperti biasa---mengambil jaket kulitnya kemudian beranjak pergi menuju apartemen Saka.
"Hey,kalian!", seru Jack begitu Saka membuka pintu apartemennya.
"BAGAIMANA BISA GADISMU PERGI, HA?!", sentak Saka sembari menarik Jack masuk.
Kayna langsung berseru, "Saka!". Jack menggeleng dan menelan ludah jika berhadapan dengan Saka yang menatap garang ke arahnya.
"Hanako bukan tipe yang kaburan seperti kau, Jack! Bagaimana ia bisa pergi?!", desak Saka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Heart [✔]
Romantik[ ㅡstat: completed✅ ] [ ㅡhasn't revised yet ] Mencintai seorang gay? Yang benar saja! Namun itulah kenyataannya, sesuatu yang tak pernah diduga oleh Hanako Greeve sebelumnya. Ia jatuh hati pada seseorang yang sama sekali tidak tertarik pada perempu...