#4 Imprinted.

330 29 0
                                    

"Ms. Greeve, kau harus segera beristirahat. Besok, kita harus pindah ke apartemen yang disediakan sutradara. Kau akan tinggal disini hanya untuk malam ini.", ucap Devy begitu mereka semua tiba di rumah orangtua Hanako.

"Berapa kamar yang disediakan sutradara?", tanya Hanako. Dia membereskan baju-baju yang akan dibawanya ke apartemen baru.

"Aku kurang tahu. Semoga saja 2. Rasanya tidak mungkin kau harus tinggal sekamar dengan lawan main video klipmu."

Hanako mengernyitkan dahi. Namun, ia tidak terlalu memedulikan ucapan Devy itu. Malam ini, dia harus segera tidur karena jam 5 pagi waktu setempat mereka sudah harus berangkat. Hanako mendekati meja kecil di samping tempat tidur, dan memegang sebuah foto berfigura abu-abu.

"Kak Seinna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Seinna. . ."

Kak Seinna dirangkul oleh seorang laki-laki. Wajah laki-laki itu dicoret dengan tinta merah. Entah mengapa, Hanako merasa ia mengenal laki-laki itu atau minimal pernah bertemu dengannya. Tapi kapan? Siapa?

"Greeve! Tidurlah!", seru Devy dari dalam kamar mandi. Hanako tersentak kaget. Dia segera meletakkan figura itu kembali dan beranjak tidur.

Aku rindu padamu, kak.

***
"Selamat datang, Nona Greeve. Senang bisa bekerja denganmu.". Bahasa Inggrisnya fasih sekali, padahal dia bukan asli Amerika atau Inggris. Sutradara itu menjabat tangan Hanako yang disambut dengan senyuman hangat. Tuan Gerry.

"Senang bisa bertemu dengan anda, Tuan." Hanako tersenyum pada sutradara itu.

"Willene! Come out! Partnermu sudah datang.", teriaknya.

"I'm coming!"

Seorang lelaki berwajah tampan dan berseri, berbadan atletis, warna kulitnya tidak putih namun kecoklatan dan cukup eksotis. Dia lebih tinggi dari Hanako sekitar 25 cm. Cowok itu keluar dari sebuah ruangan. Mendadak waktu terasa melambat. Tampan sekali. Dia sedang memakai kaos ketat berwarna hitam, membuat 8 kotak di badan bagian depannya terlihat jelas. Dia menghampiri Hanako dan yang lainnya. Mendadak wajahnya terkejut begitu melihat Hanako. Begitupun sebaliknya.

"You?!"

Teriak mereka bebarengan. Jari mereka saling menunjuk. Tak percaya. Hanako menutup mulutnya. Akhirnya, laki-laki itu tersenyum dan memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi. Dan juga taring yang sangat terlihat.

"Kalian... sudah saling mengenal?", tanya Tuan Gerry. Dia kebingungan karena Hanako dan Jack masih mematung.

"Kau yang menolongku di bandara?"

"Kau yang hampir jatuh di bandara?"

Mereka berbicara bebarengan lagi. Hal ini membuat Devy dan Tuan Gerry semakin terheran-heran. Hanako bisa merasakan pipinya memanas saat Tuan Gerry meliriknya dan cowok itu secara bergantian.

Unexpected Heart [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang