Malam ini, Jack menggunakan Ferarri putihnya, lengkap dengan supir pribadinya, untuk pergi ke restoran. Kerumunan wartawan sudah menunggu Jack dan Hanako di depan Midnight Resto. Blitz kamera dari berbagai penjuru pun menerjang mereka. Jack melambaikan tangannya ke arah wartawan dan tersenyum lebar dengan Hanako yang mendampinginya.
"Jack, kau terlihat sering bersama gadis ini. Apakah kalian punya hubungan spesial?", tanya salah seorang wartawan. Jack tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana dengan gosip gay mu?", tanya wartawan yang lainnya sembari menyodorkan sebuah mic kepada Jack.
"Sejauh ini, aku masih gay.", tegas Jack. Ia tersenyum dan berjalan meninggalkan wartawan lain yang masih gembar-gembor menyebut namanya.
Jack meraih tangan Hanako dan menariknya dengan lembut. Hanako tersentak dan segera mengikuti gerakan Jack. Hanako tersenyum kepada paparazzi dan segera menyambangi langkah Jack.
Acara makan malam ini takkan berjalan mulus dengan paparazzi yang berjubel mencari gosip terbaru, gumam Hanako. Ia menghela nafas.
"Nako, ayo. Aku sudah memesan private room untuk kita. Tentu kau tidak mau makan dengan paparazzi ganas yang mengawasimu,kan?", tanya Jack sambil merangkul pundak Hanako.
Hanako tertawa karena dugaannya salah. Mereka pun masuk ke sebuah ruangan cukup besar dan mewah dengan balkon yang menyuguhkan pemandangan malam kota New York.
"Wow---". Hanako terperangah melihat desain interior dari ruangan itu.
"Kau suka?", tanya Jack sambil tersenyum.
"Lebih dari suka!", seru Hanako sembari memeluk 'sahabat' kesayangannya itu.
Mata Hanako menerawang seluruh ruangan itu dan terhenti pada sebuah piano yang ada disana. Sudah lama sekali ia tak menyentuh alat musik kesukaannya itu. Ia berjalan menghampiri piano tersebut dan berdiri di dekatnya.
"Kau bisa bermain piano, Ms. Greeve?", tanya Jack sambil duduk di kursinya.
Hanako mengangguk. "Sedikit.", jawabnya. Ia menekan tuts-tuts piano itu.
"Mainkan sebuah lagu untukku.", pinta Jack. Hanako membelalak kaget. "Aku tidak akan memainkannya dengan baik.", ujar Hanako malu-malu.
"Oh, ayolah. Lagu apa saja, kumohon...". Jack memasang wajah memelasnya.
Hanako tak tega membiarkannya memohon-mohon sampai berguling-guling di lantai. "Dasar anak kecil, kemarilah!", seru Hanako sambil tertawa.
Jack tersenyum lebar dan menghampiri Hanako yang sudah duduk di kursi piano. Ia berdiri memandangi tangan Hanako yang siap bermain piano.
"Jadi, ini lagu yang belum selesai kubuat. Genrenya pop. Melodinya belum sempurna, dan belum ada liriknya. Kuharap kau suka...", kata Hanako. Karena ini spesial untukmu, gumam Hanako tentunya dalam hati.
Dentingan tuts piano mulai mengalun dengan indahnya. Jack terperangah melihat Hanako bermain piano---maksudnya ia belum tahu jika partner kerjanya itu bisa bermain piano.
"Indah sekali...". Jack tak dapat menutupi kekagumannya. Jari-jari mungil itu menari dengan lincah.
Setelah Hanako menekan tuts terakhirnya, suara riuh tepuk tangan dari Jack, Devy, Tuan Gerry, pelayan, dan beberapa paparazzi yang telah 'diseleksi' pun memenuhi ruangan yang sebenarnya adalah private room.
"Hei, sejak kapan kau memperbolehkan paparazzi masuk?", tanya Hanako. Jack pun segera menoleh ke arah tatapan Hanako tadi dan mendapati sejumlah wartawan dari infotainment terkenal berdiri di samping Devy.
![](https://img.wattpad.com/cover/96197100-288-k753196.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Heart [✔]
Romance[ ㅡstat: completed✅ ] [ ㅡhasn't revised yet ] Mencintai seorang gay? Yang benar saja! Namun itulah kenyataannya, sesuatu yang tak pernah diduga oleh Hanako Greeve sebelumnya. Ia jatuh hati pada seseorang yang sama sekali tidak tertarik pada perempu...