"Ya, sudah, aku mau mandi!"
Jack tidak sepenuhnya tertidur. Dia tersenyum simpul mendengar gerutuan Hanako mengenai dirinya yang sangat sulit dibangunkan. Jack membenarkan posisi tidurnya dan akan kembali terlelap. Namun, sebuah deringan ponsel menahannya. Ia jelas-jelas tak mengenal dering itu. Pastilah bukan ponselnya.
Pasti milik gadis itu, gumam Jack. Ia segera bangkit dan menemukan ponsel yang tergeletak di meja kecil berdering dan bergetar. Dia segera menghampiri dan mengangkatnya.
"Hello?"
"Halo! Hana! Kau dimana?! Hei jawab aku?! Kau . . ."
Suara di seberang sana mengindikasikan bahwa penelpon itu adalah laki-laki. Jack tidak mengerti apa yang orang itu bicarakan. Bahasa. Jack tidak mengerti bahasanya, kecuali kata 'Hana'. Dia mencoba untuk menenangkan penelpon itu yang sepertinya sedang kesal dengan Hanako.
"Hey... hey... easy, man. She's taking a bath. Do you want to say something for her?"
"Who are you? Why you answer my call? What did you do to Hana?!"
Dasar penelpon sialan! Main prasangka sembarangan!, gumam Jack. Dia berusaha menjelaskan. Dalam hati, Jack penasaran seperti apakah orang ini. Apakah tipenya?
"Ehm... sorry. I am Jack, Hanako's friend."
"Okay, I'm Ian. Hanako's boyfriend."Jack terkejut begitu mengetahui penelpon itu adalah pacar Hanako. Rasanya ingin memanggil Hanako, tapi ya kali Hanako keluar kamar mandi tanpa busana. Memang Jack tak akan tergoda, tapi pacar Hanako mungkin akan menamparnya.
"Do you want me to say something for your girl, hm?"
"Yes. Just say to her, I'll come to New York today. That's it."
Mampus. Jack mencoba bersikap dingin dan memikirkan cara agar Ian tau bahwa dia tidak 'mengacaukan' Hanako. Dia menyanggupi permintaan Ian dan akhirnya sambungan terputus.
"Jack, aku dengar dering ponselku. Siapa yang menelpon?", tanya Hanako begitu keluar dari kamar mandi.
"Ian. Your boyfriend, right? He's asking for you dan dia bilang bahwa dia akan datang kesini hari ini. Jelaskan padaku ciri-cirinya.", jawab Jack sembari menyiapkan peralatan mandi dan pakaiannya.
Hanako terkejut dan sedetik kemudian wajahnya berubah lesu. Dia tidak menyangka bahwa Ian akan datang ke New York. Apa faedahnya?! Buang-buang uang iya. "Ian isn't my boyfriend anymore. We broke up two days ago. Fine, dia akan balas dendam padaku, Jack. Orangnya baik, ideal, dan tampan, namun sedikit temperamen. Jangan melawannya."
"Aku akan melindungimu." Jack mengacak rambut Hanako dan berlalu ke kamar mandi. Hanako tak dapat berkata apa-apa. Apakah Jack serius dengan kata-katanya?
"Are you serious? Kau takkan berani, Jack.", gurau Hanako. Dia tertawa sejadinya. Jack hanya memandang Hanako dengan tatapan acuh tak acuh. Akhirnya, Hanako memutuskan untuk mengirim pesan ke Ian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Heart [✔]
Romantizm[ ㅡstat: completed✅ ] [ ㅡhasn't revised yet ] Mencintai seorang gay? Yang benar saja! Namun itulah kenyataannya, sesuatu yang tak pernah diduga oleh Hanako Greeve sebelumnya. Ia jatuh hati pada seseorang yang sama sekali tidak tertarik pada perempu...