Jack dan Saka segera masuk ke Ferrari putih milik Jack. Mereka segera menuju ke Pleasure Waves. Mobil pun berhenti 100 m dari pintu masuk. Saat Jack akan ke luar, Saka menahannya.
"Apa kau gila? Hei, kita harus amati darimana si jubah hitam itu datang.", ujar Saka. Jack pun mengangguk. "Kaca mobil ini gelap. Tenang saja.", kata Jack.
Samar-samar, di ujung jalan terlihat 2 titik kecil berwarna biru dengan sesuatu berwarna hitam yang berkibar di belakangnya. Titik itu semakin mendekat dan tampaklah si pria jubah hitam. Tenggorokan Saka langsung tercekat begitu melihat pria itu datang.
Jack terus mengamati secara keseluruhan bagian si jubah hitam. Ia merasa tidak asing dengan gaya berjalan si jubah hitam. Tanpa menyadari adanya Saka dan Jack yang mengawasi, si jubah hitam dengan santainya membuka penutup mulutnya. Betapa terkejutnya Jack begitu melihat siapa orang yang berada di dalam balutan kain hitam itu.
Josh F. Willene. Saudara kembarnya sendiri. "He looks like you! Tapi ngga mirip sih.", desis Saka. Matanya masih memandang ke arah Josh. "He's my brother. Oh c'mon, aku tidak tahu kenapa ia mengincar keluarganya sendiri sebagai korban.", kata Jack sambil mengusap wajahnya.
Josh pun menutup mulutnya kembali setelah melewati security. Ia memperhatikan sekeliling dan berlalu begitu saja. "Kau yakin akan melawan saudaramu sendiri?!", seru Saka. Ia masih tak menyangka bahwa semua ini adalah ulah saudara kembar Jack sendiri. "Aku harus melawannya. Dendam masa lalu yang tak pernah terbalaskan hingga aku mati.", ujar Jack yang bersiap ke luar mobil.
"Kau harus terlihat asing, Jack. Menyamarlah, agar lebih mudah mengambil surat itu.", usul Saka. Jack pun menurutinya. Ia segera menggunakan jas panjang dengan penutup mulut dan kacamata hitam. Simple dan tidak mencurigakan. "Ambil alih setirnya sehingga kita lebih mudah melarikan diri.", ucap Jack sebelum pergi. Saka pun mengangguk dan pindah ke kursi pengemudi.
***
Jack sudah berada di dalam gedung Pleasure Waves Party itu. Ia mengamati sekelilingnya yang dipenuhi manusia yang satu spesies dengannya. Ia berjalan melewati pemuda-pemuda mabuk yang mulai menggelayutinya. Akhirnya, ia menemukan Josh di sebuah meja bar, sedang duduk dan mengobrol dengan bartender.Tak lama kemudian, Josh pun bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah Jack. Josh tampak tidak menyadari kehadiran Jack yang sudah menunggu jatuhnya kertas dari jubah Josh.
5 menit, 10 menit, Josh semakin menjauh. Sebuah benda putih terjatuh dari balik jubahnya. Josh pun tidak kembali untuk mengambilnya. Jack bergegas menghampiri kertas itu dan ke luar dari Pleasure Waves.
Tepat saat Jack menutup pintu mobil, terdengar suara tembakan. "Saka, cepat jalan! Kurasa gedung ini akan segera meledak.", seru Jack.
Saka pun menginjak gas dengan kekuatan maksimalnya. Dan benar saja, di belakang mereka, asap dan percikan api mendentum hebat. Jack pun menengok ke belakang dan melihat Josh muncul dari asap-asap itu tanpa luka sedikitpun. Pastilah dia pelakunya.
Jack pun menghela nafas dan meminta Saka segera menuju ke apartemen. Ia baru mendapat kabar, Hanako barusan pulang dari rumah sakit.
***
"Ini surat yang kau lihat?", tanya Jack kepada Hanako. Gadis itu pun mengangguk dan merebut kertas itu dari tangan Jack."Open it.", pinta Kayna dengan cemas. Jack dan Saka pun mengangguk. Dengan ragu-ragu, Hanako pun membuka lipatannya satu persatu. Jack, Saka, dan Kayna pun segera merapat ke Hanako.
Sudah kuduga kau akan datang, Jack. Masa lalu bukan sesuatu yang mudah dihilangkan. Kau telah menggoreskan luka padaku. Dan kau harus membayarnya. Cause an eye for an eye.
Josh
"Josh?! Jack apa kau---astaga! Josh tega sekali! Astaga! Sekarang ia meneror kita?! Jack jangan diam saja!", teriak Kayna panik. Jack pun hanya terdiam. Saka? Mati rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Heart [✔]
Romance[ ㅡstat: completed✅ ] [ ㅡhasn't revised yet ] Mencintai seorang gay? Yang benar saja! Namun itulah kenyataannya, sesuatu yang tak pernah diduga oleh Hanako Greeve sebelumnya. Ia jatuh hati pada seseorang yang sama sekali tidak tertarik pada perempu...