Bab 4

4.5K 355 66
                                    

"Kalau kau memang begitu menyukai hujan. Biarkan aku menjadi salah satu tetesnya"

☔☔☔

Bel istirahat telah berbunyi, Dean melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah. Sebenarnya Dean paling malas saat jam istirahat, mungkin kebanyakan orang menyukainya. Tapi Dean tidak.

Dean mengambil beberapa lauk untuk disantapnya, lalu duduk dibangku yang biasa ia tempati.

Seorang siswa menaruh piringnya di hadapan Dean. Dean mendongkak, melihat siapa yang mau duduk ditempatnya untuk makan bersamanya?

"Ken?" Ujar Dean kesal, karena sepertinya 'kakak'nya ini akan berulah.

"Ngapain lo disini?" Tanya Dean dengan suara kecil agar orang lain tidak mendengarnya.

Namun yang ditanya lebih memilih diam dan terus menyantap makanannya.

"Bukannya kita udah sepakat?"

"Lo terlalu berisik" ucap Ken pada akhirnya

"Apa? sekarang, apa yang lagi lo coba lakuin? Bikin satu sekolah berisik karena kita? Bikin diri lo semakin populer dan gue semakin dibenci? Itu mau lo?"

"lo cerewet ya ternyata. kalau lo pengen gue anggap hantu, diem aja dan nggak usah banyak omong. Bukannya seharusnya itu yang dilakuin hantu?"

Dean terdiam. Bahkan dia belum memasukan makanan kedalam perutnya. Merasa tidak nafsu, Ia lalu bangkit dari duduknya, hendak meninggalkan Ken. Namun pergelangan tangannya ditahan oleh Ken, dan itu membuat semua siswa yang berada dikantin melihat mereka dengan tatapan heran.

Ken berdiri, menekan pelan bahu Dean agar kembali duduk.

"Makan. Lo tadi nggak sempet sarapan kan? maaf gue udah ganggu acara makan siang lo," ucap Ken, lalu pergi meninggalkan Dean, tapi tidak meninggalkan kantin.

Ken tau jika Ia meninggalkan kantin, mungkin saja hal buruk akan terjadi pada Dean. Dan Ken tidak mau atas hal itu.

Eentahlah, Ken juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba Ia jadi peduli dengan Dean? apa karena mamanya sedang pergi dan Ia merasa mempunyai tanggung jawab sebagai kakak?

'Kakak' ya? mendengar itu dari mulut Dean saja rasanya mustahil bagi Ken. Lantas sekarang apa yang sedang dilakukannya, berperan seolah-olah Ia memang kakak laki-laki Dean?

Tapi bukankah Ken memang kakak Dean? Lalu kenapa Ia harus meragukan haknya sebagai kakak.

"Hai Ken," Ucap Amel begitu Ken tiba dimeja Alex.

Ken hanya melirik sekilas, lalu mengalihkan pandangannya pada Alex.

"Gue mau ngomong sama lo," Ujar Ken

Amel tersenyum, "kayaknya bakalan jadi pembicaraan sesama lelaki. Kalau gitu gue pergi dulu,"

"Apa?" Tanya Alex

"Apa hubungan lo sama Dean?"

"Tch, lo peduli soal itu?" Jawab Alex, memandang sinis Ken

"Gue cuma pengen tau."

"Lo pengen tau privasi dari seseorang yang baru aja lo kenal?"

"Denger jawaban lo, gue jadi berpikir kalau kalian mungkin aja dulunya pacaran. Bener nggak?" Ucap Ken yakin. Tentu saja Ken yakin dengan ucapannya, mengingat Amel sudah menceritakan semuanya.

Alex terdiam sesaat, "lo suka Dean? Kalau lo jujur gue bakal ceritain,"

"Iya, gue suka sama dia"

Hujan Di Langit NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang