"Ada hati yang teriris ketika hati yang lain saling berjatuhan"
☔☔☔
Bandung, 21 November 2017.
14.37 pmKen menarik pelan lengan Dean, dan membawanya untuk duduk di sofa.
"Gue" ucap Ken sedikit ragu
"Hm?"
"Gue besok harus ke Aussie"
Rupanya tuhan memang membantu Dean agar dirinya cepat-cepat melupakan Ken. Namun, kenapa Dean malah sedih?
Dean hanya terdiam, Ia menatap Ken lama. Ia ingin melihat wajah Ken sebelum Ken tidak ada disampingnya.
Ken tersenyum simpul, "gue nggak akan lama kok. Paling cuma beberapa hari. Gue bukannya mau pindah, daddy sakit, dirawat dirumah sakit. Jadi gue harus kesana"
"Sakit apa?"
"Nggak parah kok. Cuma kecapean aja sampai pingsan, dia emang gila kerja, sih."
"Tapi tetep aja, gue harus ngecek keadaannya disana" lanjut Ken
Dean hanya mengangguk kecil.
"Lo berangkat sekolah jangan naik bus, minta anter Alex aja. Gue emang nggak suka dia, tapi seenggaknya dia bisa jaga lo kalau nggak ada gue"
Dean mengangguk lagi.
"Bantuin mama ya dirumah, cuciin piring,"
Dean mengangguk lagi.
"Kalau Amel iseng, diemin aja"
Dean mengangguk lagi.
"Nggak usah canggung sama gue" Ken tersenyum simpul lalu mengacak pelan rambut Dean.
"Nggak usah bikin gue tambah suka. Nggak usah perhatian lagi, ngingetin ini itu, nggak usah ngacak-ngacak rambut gue. Emangnya lo pikir itu nggak bikin gue tambah suka?" Ujar Dean
"Gue nggak maksud gitu"
"Terus apa? Perlakuan lo yang kaya gitu aja bikin gue tambah suka. Jadi, sebaiknya jaga jarak aja dari gue. Gue lagi proses move on jangan digagalin,"
"Bagus kalau lo mau ke Aussie. Artinya gue nggak harus liat lo, gue jadi bisa move on lebih cepet kan?" Dean tersenyum, namun matanya berkaca-kaca. Dean bangkit dari duduknya, hendak pergi meninggalkan Ken, namun lengannya ditahan oleh Ken.
"Sorry" Ken menarik Dean ke dalam pelukannya. Ia mengelus pelan rambut Dean, berusaha menenangkan adiknya itu.
"Kenapa lo meluk gue" ujar Dean masih dengan tangisannya.
"Karena gue nggak suka liat lo nangis"
Dean melepaskan pelukannya dari Ken, lalu menatap Ken.
"Gue udah bilang kan? Gue nggak mau punya adik jelek," Ken lalu menghapus air mata Dean menggunakan jemarinya
"Jadi, jangan nangis karena gue lagi ya?"
Dean hanya terdiam.
"Maafin gue" Ken mencium singkat kening Dean, lalu masuk ke dalam kamarnya.
Dean memegangi dadanya yang tengah berdegup kencang. Ada perasaan bahagia sekaligus sakit yang dirasakannya.
Kenapa Ken memperlakukan Dean seperti itu? Setelah kemarin mengatakan kata-kata yang jahat pada dirinya.
Sebenarnya, apa yang sedang dilakukan Ken? Kenapa membuat Dean terus bimbang?
Kenapa bermain tarik ulur seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Di Langit November
Teen Fiction"Ketika hujan turun di langit November" Tetesan air hujan mampu memberikan euforia yang luar biasa, namun bukan berarti tak meninggalkan sesak dan air mata. Ada kalanya langit sedang ingin menangis, melampiaskan kesedihannya pada bumi. Sama h...