"Kita memang tidak bisa memilih, kapan atau dimana dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Seperti sulap, semua itu terjadi secara tiba-tiba, dan tanpa aba-aba. Sungguh, semua itu terjadi begitu saja dengan indahnya"
☔☔☔
Dean berjalan keluar kelas saat bel istirahat berbunyi, saat ini kelas bukanlah tempat yang aman baginya. Daripada harus dikelas, ia lebih memilih pergi ke kantin walaupun tidak lapar. Ia tahu, jika pergi ke perpustakaan bisa saja ada Alex disana. Dean benar-benar tidak ingin melihat wajahnya.
"Dean!" Cheesy langsung menghampiri Dean setelah menemukan sahabatnya itu.
"Ah, lo bikin kaget aja"
"Lo mau makan apa?" Tanya cheesy
"Gue nggak nafsu. Gue nemenin lo aja deh"
"apa ada yang ganggu lo lagi dikelas?" Tanya cheesy
"Nggak ada. Mereka semua diem pas Ken duduk disamping gue. Lucu ya?" Dean tersenyum miris
"Tapi itu bagus, kalau ada yang ganggu lagi, lo harus bilang sama gue. Lo tau kan gue ini siapa?"
Dean hanya tertawa, lalu cheesy pun memilih beberapa lauk untuk disantap, kemudian Dean pergi mencari tempat duduk.
"Selamat" ucap Amel tiba-tiba, ketika Dean melewati tempat duduk Amel
"Buat?"
"Punya temen disekolah ini. Jujur aja sebelumnya gue ngerasa kasihan sama lo"
"Oh ya? Gue baru tau kalau lo bisa kasihan. Kalau begitu selamat, karena hati lo masih tertolong" jawab Dean lalu meninggalkan Amel yang tidak percaya dengan jawaban Dean.
"Whoaaaa akhirnya Dean mulai bicara"
"Dia mulai berani gara-gara udah punya temen apa gimana?" Celetuk para siswa. Amel pun tak mau kalah, Ia menghampiri bangku Dean dengan kesal
"Oh gitu? Lo pengen ngeluapin semuanya sekarang? Oke, keluarin emosi lo yang selama ini ngeganjel. Bukannya sekarang lo udah punya temen yang hebat? Lo nggak perlu ngerasa takut lagi kan?"
"Gue nggak tahan, mulut lo bener-bener ganggu selera makan gue. Ugh, bau banget. Apa lo tadi nggak sikat gigi?" Ucap Cheesy yang baru selesai memesan makanannya.
"Whoah,"
"Gilaaa, roman-romannya Amel bakalan kalah telak nih"
"Akhirnya, ada yang bisa ngalahin amel" celetuk para siswa lainnya.
"Udah kek. Ribut banget si kalian, sengaja pengen jadi tontonan ya?. Balik ke tempat lo," Ken menghampiri mereka dan menyuruh Amel untuk kembali ke tempatnya, Amel pun kembali ke tempatnya dengan perasaan yang sangat kesal. Ia benar-benar kesal, bagaimana bisa murid baru itu berkata seperti itu padanya. Mulai saat ini, ia benar-benar membenci dua sejoli itu.
"Kenapa lo jawab omongan Amel? biasanya lo abaikan, kenapa nggak lagi?" Tanya Ken setelah menaruh piringnya di meja.
"Gue udah nggak tahan"
"Meski kayak gitu, abaikan aja kayak yang biasanya lo lakuin. Berdebat sama dia nggak bakal nyelesain masalah Dean,"
"Diem juga nggak bakal nyelesain masalah, Ken" ucap Cheesy tanpa menatap Ken
"Seenggaknya menghindarinya kan?"
***
Bel pulang sekolah berbunyi, Dean dan Ken pun berjalan menuju parkiran.
"Gimana kalau kita makan dulu. Lo pengen makan apa?" Tanya Ken
"Nasi padang" Dean langsung menjawabnya tanpa berpikir lagi, Ia memang sedang ingin makan nasi padang. Terakhir Ia memakannya mungkin satu bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Di Langit November
Jugendliteratur"Ketika hujan turun di langit November" Tetesan air hujan mampu memberikan euforia yang luar biasa, namun bukan berarti tak meninggalkan sesak dan air mata. Ada kalanya langit sedang ingin menangis, melampiaskan kesedihannya pada bumi. Sama h...