"Terkadang, menyadari sebuah perasaan itu, sulit."
☔☔☔
Bandung, 21 November 2017.
13.26 pm."Cheesy?" Alex dan Dean terkejut mendapati Cheesy yang tengah berdiri dihadapan mereka.
"Kita perlu bicara" ucap Cheesy lalu menarik pelan lengan Dean agar kembali masuk ke dalam kamar.
Cheesy membuang nafasnya secara perlahan. Ia terdiam selama beberapa saat.
"Gue denger semuanya tadi," ucap Cheesy membuka pembicaraan
"Hm" Dean hanya diam sambil memainkan jarinya
"Dean, gue udah sering bilang sama lo, kalau lo ada masalah lo harus cerita"
"Gue suka sama Ken, apa itu masalah?"
"Iya, itu masalah. Lo suka sama kakak lo sendiri, gimana bisa itu bukan masalah?"
"Maaf" ucap Dean
"Bukan, lo ga seharusnya minta maaf. Gue ngerti bukan lo yang mau gini, tapi perasaan itu sendiri yang muncul."
"Gue yang harusnya minta maaf. Gue nggak tau lo suka sama Ken, kalau gue tau gue pasti bakal jaga jarak, gue gamau bikin lo sakit Dean," Cheesy dan Dean sama-sama menangis.
"Terus gue harus gimana? Gue bingung" ucap Dean
Cheesy berusaha tersenyum, merapikan helaian rambut sahabatnya itu, "lo harus coba suka sama Alex. Lo harus selalu inget kalau Ken itu kakak lo, kakak kandung lo"
"Seiring berjalannya waktu, gue yakin lo bakal move on kok. Ini karena kita masih SMA. Kisah cinta kita masih panjang Dean, jangan terlalu putus asa ya?"
Dean tersenyum, lalu memeluk erat sahabatnya itu. Ia kira Cheesy akan memarahinya karena sudah menyukai pacarnya tersebut, namun ini sangat bertolak belakang dengan apa yang dipikirkan oleh Dean.
***
"Kalian abis nangis?" Tanya Ken ketika menyadari kedua gadis dihadapannya bermata sembab
"Engga"
"Iya"
Ken tertawa pelan dengan jawaban berbeda yang diberikan oleh kedua gadis itu.
Sifat Dean memang sangat bertolak belakang dengan Cheesy yang blak-blakan.
"Kenapa nangis?"
"Urusan cewek" jawab Cheesy
Alex hanya diam, masih memikirkan kira-kira apa yang Cheesy bicarakan dengan Dean.
"Tidur siang dulu yuk, nanti kita jalan jam berapa?" Tanya Cheesy
"Abis ashar aja" jawab Alex
"Yaudah, yuk bobo Dean" ajak Cheesy, mereka pun masuk kembali ke dalam kamar.
"Mereka kenapa?" Tanya Ken pada Alex, walau mata cowok itu tidak menatap Alex.
"Lo nanya sama gue atau sama TV?"
Ken akhirnya menoleh, ia menatap Alex jengkel.
"Lo mau tau kan mereka kenapa? Kalau mau tau, gue mau nanya satu pertanyaan dulu sama lo" ujar Alex
"Nggak jadi" jawab Ken
"Yaudah, tapi gue tetep mau nanya"
"Nggak tertarik"
"Lo suka sama Cheesy?" Tanya Alex
"Maksud lo?"
"Lo suka sama Cheesy?"
"Kalau gue nggak suka, ngapain gue pacarin?"
"Bener juga. Kalau gitu, gue ganti pertanyaan"
"Lo sayang sama Cheesy?"
"Apa masih harus gue jawab?" Ken mengambil remote lalu mematikan televisi.
"Yaudah, gue ganti pertanyaan"
"Lo suka sama Dean?"
Ken terdiam. Ia sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu dari Alex.
"Are u crazy?"
"Jawab"
"Kenapa gue harus jawab? Lo nggak ada hak buat nanya-nanya ke gue" jawab Ken
"Oh, jadi lo suka Dean ya?"
"Kalau lo mikir gitu, anggap aja gitu. Gue nggak terlalu peduli sama apa yang dipikirin orang, terutama kalau orang itu lo," Ken tersenyum menang lalu bangkit dari duduknya dan masuk kedalam kamar.
"Shit" Alex sudah mengepal keras tangannya. Ia benar-benar kesal dengan perlakuan Ken terhadapnya. Satu yang bisa Ia simpulkan, Ken benar-benar membencinya.
Ken merebahkan dirinya diranjang yang tidak terlalu besar ukurannya. Ia memikirkan pertanyaan yang dilontarkan Alex padanya.
Lo suka sama Dean?
"Dasar gila"
Lo suka sama Dean?
"Bukan urusan lo"
Lo suka sama Dean?
"Sialan" Ken melempar bantalnya asal, pertanyaan itu benar-benar mengusik pikirannya.
Ponselnya bergetar, ia lalu mengambil ponselnya dan menjawab telfonnya.
***
Tok! Tok!
Ken mengetuk pintu kamar yang ditempati oleh Dean dan Cheesy.
"Cheesy lagi tidur" ucap Alex, lalu cowok itu masuk kedalam kamar setelah Ken sudah tidak ada dikamar itu.
"Kenapa?" Dean membuka pintu dan mendapati Ken dihadapannya.
"Cheesy tidur" ujar Dean
Ken menarik pelan lengan Dean, dan membawanya untuk duduk di sofa.
"Gue" ucap Ken sedikit ragu
"Hm?"
"Gue besok harus ke Aussie"
***
Chapter terakhir akan saya private. Follow kalau mau baca.
Hujan di langit november akan segera tamat. Terimakasih sudah membaca sejauh ini.
Love,
Sheilabiila
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Di Langit November
Ficção Adolescente"Ketika hujan turun di langit November" Tetesan air hujan mampu memberikan euforia yang luar biasa, namun bukan berarti tak meninggalkan sesak dan air mata. Ada kalanya langit sedang ingin menangis, melampiaskan kesedihannya pada bumi. Sama h...