"Jika hujan saja mampu memaafkan pelangi yang sempat menggantikan posisinya, mengapa kamu tidak?"
***
Deandra tengah memasukan beberapa pakaian yang nantinya akan ia gunakan untuk kegiatan camping. Tak hanya pakaian, tak lupa ia memasukan beberapa buku untuk Ia baca jika sedang bosan nanti.
Ponselnya bergetar, membuat gadis itu menghentikan aktifitasnya. Ia mengambil ponselnya lalu menyentuh layar touchscreen-nya.
Alex: Dean, bisa temenin gue ga nanti sore?
Deandra mengerutkan dahinya sejenak sebelum akhirnya mengetik balasan untuk mantan kekasihnya itu.
Deandra: kemana?
Alex: beli perlengkapan buat besok. Bisa ga?
Deandra berpikir sebentar untuk menerima atau menolak ajakan Alex tersebut.
Deandra: ok
Alex: jam 3 sore gue jemput dirumah lo ya, see you soon.
Deandra hanya membaca pesan terakhir Alex tanpa berniat membalasnya. Alasan Deandra tidak menolak ajakan Alex adalah, Ia ingin mempercayai cowok itu lagi. Tepatnya, Ia ingin cepat-cepat move on dari Ken.
Karena kata orang, move on itu butuh pengganti. Jadi Dean memutuskan untuk mempercayai kata-kata itu.
***
Dean sudah rapi dengan pakaiannya, kaos putih polos dilengkapi dengan cardigan bewarna pink serta celana putih, dan flat shoes pink miliknya. Tak lupa dengan clutch putih kesayangannya.
"Mau kemana?" Tanya Wina ketika Dean baru saja menuruni tangga
"Mau nemenin temen" jawab Dean lalu melirik sekilas kearah Ken yang tengah duduk menonton kartun kesukaannya.
"Temen?" Alis Wina terangkat, berharap agar anaknya menjelaskan lebih detail
"Dean mau nemenin Alex buat beli perlengkapan camping" mendengar kata Alex, Ken langsung mengalihkan pandangannya pada Dean. Padahal tadi cowok itu serius sekali menontonnya.
"Oh Alex? Ajak masuk dulu, dia udah lama nggak mampir kesini," Jawab Ibu Dean yang terlihat senang
"Mama tahu Alex?" Kini Ken bertanya
"Iya. Dulu Alex sering main kerumah,"
Alex menekan bel rumah Dean beberapa kali, akhirnya pintu rumah bercat putih itupun terbuka, menampilkan sosok wanita yang tidak kalah cantiknya dengan Dean.
"Sore tante," Ucap Alex tersenyum ramah lalu menyalami tangan Wina
"Masuk dulu, tante udah bikin minuman. Sayang kalau nggak diminum," jawab Wina lalu membuka pintu rumah yang membuat Ken dan Dean panik. Ken buru-buru bangun dari duduknya lalu hendak menaiki tangga, namun terlambat.
"Ken?" Suara Alex menghentikan langkah kaki Ken yang baru saja berada di anak tangga pertama. Ken menghela napasnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Di Langit November
Novela Juvenil"Ketika hujan turun di langit November" Tetesan air hujan mampu memberikan euforia yang luar biasa, namun bukan berarti tak meninggalkan sesak dan air mata. Ada kalanya langit sedang ingin menangis, melampiaskan kesedihannya pada bumi. Sama h...