"Kenangan itu bagaikan sebuah album foto yang kusam. Tidak akan terulang. Maka hargailah setiap momen-momen itu"
☔☔☔
Canberra, Australia.
24 November 2017,
10.09 AMDean baru saja terbangun dari tidurnya. Ia melihat Cheesy yang sedang memgeringkan rambutnya dihadapan cermin.
"Sarapan dulu Dean, Ken udah bikin sarapan. Tadi gue sama dia udah sarapan, tinggal lo yang belum" ucap Cheesy yang melihat Dean dari cermin
Dean hanya terdiam. Ia kembali mengingat kejadian malam. Ia lalu menghampiri Cheesy dan memeluknya dari belakang.
"Eh? Kenapa?" Cheesy bingung karena Dean memeluknya
"Maafin gue ya" ucap Dean, suaranya pelan namun terdengar sangat tulus.
"Kenapa minta maaf? Emangnya lo salah apa?" Tanya Cheesy
"Maaf aja" Dean lalu melepaskan pelukannya
"Haha iya deh gue maafin." Cheesy lalu berbalik menghadap Dean, "lo bau, mandi dulu sana"
"Gue belum mandi juga tetep cantikan gue" Dean tersenyum lebar lalu bergegas menuju kamar mandi
"Cih, dasar"
***
Dean keluar dari kamar lalu berpas-pasan dengan Ken. Benar-benar suasana yang canggung bagi kedua manusia es itu.
"Eum, gue udah bikin sarapan di meja" ucap Ken lalu pergi menuju ruang keluarga dan menyalakan televisi.
Dean tersenyum miris, dulu pasti Ken akan mengingatkan Dean untuk mencuci piring, namun saat ini cowok itu bahkan sudah berlalu sebelum Dean membalas perkatannya.
Dean mengambil nafasnya dalam, lalu membuangnya secara perlahan. Ia kemudian menuju ruang makan. Pura-pura bahagia juga butuh tenaga kan?
"Dean, koper lo kok udah rapi aja. Lo mau pulang emang?" Cheesy menghampiri Dean
"Iya"
"Ih serius? Cepet banget, masa cuma nginep beberapa jam doang, bentar banget." Keluh Cheesy lalu duduk dihadapan Dean
"Iya, gue harus sekolah. Udah ketinggalan banyak banget pelajaran" jawab Dean
"Lo nanti ke bandaranya kita anterin ya kalau gitu" ucap Cheesy
"Nggak usah, gue bisa naik taxi"
"Ngakk boleh! Nanti kalau dibawa kabur gimana?"
"Nggak bakal" Dean tertawa kecil lalu menaruh sendoknya
"Pokoknya nggak boleh. Lo kita anterin, titik."
Dean hanya tersenyum lalu membawa piring kotornya dan mencucinya. Ia kembali teringat tentang betapa memalukan dirinya semalam.
Planting!
"Dean? Lo gapapa?" Cheesy menghampiri Dean ketika menyadari piring yang sedang dicuci Dean terjatuh dan pecah. Ken yang menyadari itu pun langsung menghampiri Dean dan menariknya agar menjauh dari pecahan-pecahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Di Langit November
Dla nastolatków"Ketika hujan turun di langit November" Tetesan air hujan mampu memberikan euforia yang luar biasa, namun bukan berarti tak meninggalkan sesak dan air mata. Ada kalanya langit sedang ingin menangis, melampiaskan kesedihannya pada bumi. Sama h...