"Aku berharap agar hujan turun setiap kali kita bertemu, agar kau tidak dapat mendengar debaran dihatiku"
☔☔☔
"Dean, lo disini?" Ucap suara seseorang, yang akhirnya membuat Dean menoleh.
"Wah, nggak nyangka kita ketemu disini ya, lo apa kabar?" Ucap seorang gadis berambut pendek.
"Cheesy?" Ucap Dean, tak percaya.
"gue nggak salah liat ternyata" Ujar gadis yang dipanggil Cheesy, gadis itu langsung memeluk Dean dengan erat. Dean pun membalasnya dengan sangat senang.
"Kapan lo pulang dari Aussie? Kenapa nggak ngasih tau gue?" Tanya Dean, setelah melepas pelukannya.
"Gue baru sampe di Indonesia kemarin"
"Seharusnya lo ngabarin gue, biar gue bisa jemput lo dibandara"
"Nggak perlu. Ngomong-ngomong, Apa dia pacar lo? Dia ngeliatin lo daritadi?," Ujar Cheesy sambil melirik Alex
"sejak kapan gue berurusan sama cinta? Gue nggak kenal dia,"
"Iya juga sih ya. Gimana kalau kita ngobrol di cafe? Ada banyak hal yang mau gue bicarain sama lo,"
"Oke. Eh, tunggu dulu-- gue harus bilang dulu sama kakak gue,"
"Kakak?" Cheesy heran. Setahu dia, Dean adalah anak tunggal
"Ceritanya panjang. Nanti gue jelasin" jawab Dean, lalu pergi meninggalkan Cheesy yang masih keheranan.
Rupanya, tak hanya Cheesy yang heran. Melainkan, Alex. Alex mendengar semua percakapan mereka tadi, sambil berpura-pura membaca buku, tentunya.
"Ken, udah gue duga lo masih betah disini," Ucap Dean begitu menghampiri Ken
"Kenapa? Nggak jadi nunggu didepan?" Tanya Ken
"Kayaknya gue nggak perlu nunggu lo. Umm, lo pulang sendiri bisa kan?"
"Emangnya kenapa?"
"Temen smp gue baru balik dari luar Negri. Gue mau ke cafe sama dia."
"Oh gitu, oke."
"Bye" Dean pun meninggalkan Ken dengan langkah yang terburu-buru
"Bye?ck. Temen kayak gimana yang bikin dia jalan buru-buru kaya gitu. Bagus deh, Dean masih punya temen"
Cafe.
"Jadi gitu ceritanya, wah, gue jadi iri, sekarang lo punya kakak. Pasti asik,"
"Biasa aja, sih"
"Kenapa? Bukannya kata lo dia selalu masak buat lo? Lo itu beruntung banget Dean. Kenalin kakak lo ke gue kapan-kapan, oke?"
"Ch" Dean hanya tersenyum menanggapi permintaan temannya.
"Gue belum daftar sekolah manapun, disini. Menurut lo, apa gue harus sekolah di sekolahan lo?"
"Eh?"
"Gue nggak bisa ngebiarin sahabat gue dikucilin sama satu sekolah. Lo bahkan nggak punya temen,"
"Apa lo ngasihanin gue sekarang?"
"Gue emang ngasihanin lo. Tapi gue bakal pindah kesekolah lo bukan karena rasa kasihan. Itu karena, gue pengen bareng lagi kayak dulu,"
"Apa lo siap jadi bahan ejekan karena gue?"
"Gur penasaran. Pas mp kita berdua selalu jadi primadona, banyak yang pengen bertemen dengan sama kita. Dan, gue penasaran kalau kita jadi yang sebaliknya, kayaknya seru. Gue anggap itu tantangan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Di Langit November
Teen Fiction"Ketika hujan turun di langit November" Tetesan air hujan mampu memberikan euforia yang luar biasa, namun bukan berarti tak meninggalkan sesak dan air mata. Ada kalanya langit sedang ingin menangis, melampiaskan kesedihannya pada bumi. Sama h...