Twenty-two

19 2 3
                                    

Beberapa anggota paskib sudah berkumpul ditepi lapangan, Vandra menghampiri Devan yang juga sepertinya baru datang dan masih duduk dimotornya.

"Dev, ini punya lo kemaren. Makasih ya" Vandra menyerahkan paper bag yang berisikan jaket dan sapu tangan kepada Devan.

"Iya sama-sama" Devan mengangguk dengan menautkan kedua ujung bibirnya.

Devan melirik jam tangan yang melingkar dilengan kirinya.

"Semuanyaaa ayo kita mulai latihan" ajak Devan kepada seluruh anggota Paskib yang sudah berkumpul.

Mereka memulai latihan, dan seperti biasa mereka memulainya dengan pemanasan seperti keliling lapangan lima kali putaran.

Setelah itu mereka latihan dan menyusun formasi untuk upacara senin nanti. Devan membawa sebuah gulungan kertas, ia lalu memperlihatkan isi dari kertas itu. Sebuah formasi barisan yang sudah disusun.

"Ini Pak Ferdy yang bikin, gue cuma ditugasin buat ngasih tau dan latih kalian" ucap Devan sambil memperlihatkan formasi yang dimaksud.

Vandra terkejut mendapati dirinya sebagai pembawa bendera, bukan hanya untuk upacara senin nanti. Namun hingga upacara selanjutnya.

Seluruh anggota Paskibra cewek juga dibuatnya berbisik satu sama lain, kecuali Vandra.

Melihat hal itu, Devan segera mengambil sikap sebelum semuanya benar benar berpikir bahwa Vandra sangat diistimewakan.

"Sekali lagi, ini bukan gue yang buat ya. Kalau ada yang protes, silahkan keruangan Pak Ferdy beliau tunggu kalian yang protes diruangan. Jangan ada yang ngomong dibelakang, kita tim. Lakukan yang terbaik dengan kerjasama, bukan saling menjatuhkan. Mengerti??"

"Siap mengerti" koor seluruh anggota Paskib.

"Sekarang kita mulai latihan! Baris sesuai formasi yang sudah ditentukan. Kerjakan!" Devan memulai aba-aba pertamanya pada latihan sore ini.

"Siap kerjakan" koor seluruh anggota.

Mereka memulai latihan. Cuaca kali ini sedang sangat bersahabat dengan Vandra, yang membuatnya sangat nyaman untuk latihan sore ini tanpa kendala dan kesalahan sedikitpun.

Setelah 30 menit latihan, Devan memberi aba- aba untuk mereka istirahat. Vandra duduk dibangku panjang yang berada ditepi lapangan dengan beratapkan dedaunan dari pohon.

Ia menyapu keringat yang bercucuran diwajahnya, sambil kemudian memainkan ponselnya. Tania menghampiri dan duduk disamping Vandra.

"Udah dapat minum Van? Kalo belum, nih gue ngambil dua tadi" Tania menawarkan dua botol mineral yang ia ambil dikardus air mineral khusus para anggota Paskibra.

Vandra menggeleng seraya menautkan kedua ujung bibirnya.

"Gue bawa tan" Ia mengeluarkan botol air mineral yang sudah disiapkannya tadi.

"Ohhh" Tania mengangguk

"Ciee jadi pembawa bendera nih" goda Tania.

"Hahaa baru masuk udah jadi pembawa bendera aja ya gue" sahut Vandra.

"Ya nggak papa lah Van, you deserve it kok, latihan lo bagus. Anak anak yang lain tadi pada ngedumel gitu lo yang dipilih Pak Ferdy, but it's oke lah menurut gue. Semua cewek cewek disini udah pernah diposisi itu kok, cuman mereka ngedumel karena lo baru aja masuk. But, belive me you deserve it. Ngga usah minder lah nanti, senyum aja terus pokoknya. Lo pasti jadi sorotan nanti Van, gue udah pernah ada diposisi lo" Tania memberikan semangat pada Vandra.

Hai CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang