Chapter 26 : My (Cutie) Husband

384 15 2
                                    

Halo~
Apa kabar semuanya?

Sudah berapa lama aku hilang tanpa jejak? #ceilah

Pertama, aku mau mengucapkan terima kasih banyak untuk kalian yang masih setia menunggu cerita ini.

Kedua, aku mau minta maaf karena sudah menunda begitu lama untuk kelanjutan kisah Ayasha&Virgo ini. Maaf juga karena aku tidak menjawab pertanyaan2 kalian di kolom komentar. Jawabannya adalah karena aku juga ngga tau harus jawab apa 😂.

Daripada memberi harapan palsu, lebih baik aku datang langsung dengan chapter baru, iya kan?
Hahai

Oh ya, satu lagi.
Chapter ini menandakan kalau cerita ini sudah memasuki bagian akhir walaupun aku belum bisa memastikan berapa chapter lagi yang tersisa.

Ada yang mau sequel?
Aku sih ngga mau 😂😂😂 #loh

Yaudah deh ya, langsung cek out aja.

Happy reading.
Be a good readers and say no to plagiat.

Februari, 15th 2017

Love,

ME.

***

Berkali-kali aku menahan tawaku saat melihat raut wajah kesal Virgo sejak dokter Pandu memeriksa perut buncitku.
Kehamilanku sudah memasuki bulan kesembilan dan saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan sekaligus merencanakan persalinan nanti.

Virgo bersikeras menyuruhku melakukan operasi padahal aku ingin sekali melakukannya secara normal.
Alasannya adalah karena dia takut kalau terjadi sesuatu padaku saat persalinan normal.

Walaupun aku sempat marah padanya, tetap saja keputusannya itu tidak bisa ditentang.

Kembali pada dokter muda nan tampan bernama Pandu Prawirya yang sedang memeriksa kondisi kandunganku. Sebenarnya Virgo sempat menolak saat dokter kandunganku diganti.

Menurutnya, dokter Pandu masih terlalu muda dan katanya terlalu tebar pesona padaku yang mana malah membuatku tidak habis pikir.

Semua dokter memang dituntut bersikap ramah kepada pasiennya, bukan?

Virgo terlalu berlebihan.

"Bayinya sudah di posisi yang tepat. Kalau mau, kita bisa menjadwalkan untuk operasi satu minggu lagi." dokter Pandu membuka suara sambil tersenyum ramah.

Saat tangan dokter Pandu hendak menutupi perutku, tangan Virgo dengan cepat menggantikannya hingga menciptakan sedikit suasana canggung diantara kami bertiga.

Terlihat sekali kalau Virgo cemburu, namun dokter Pandu sendiri hanya tersenyum samar melihat kelakuan suamiku yang kekanakan itu.

"Apa mau dipilih tanggalnya?" dokter Pandu kembali membuka obrolan.

"Kamu mau pilih tanggal?" Virgo bertanya padaku setelah membantuku turun dari ranjang rumah sakit.

"Kalau tanggal 22, gimana? Biar kita bertiga punya tanggal yang sama walaupun bulannya beda." Usulku.

Virgo tersenyum padaku. "Ide bagus."

"Tanggal 22 berarti sepuluh hari dari sekarang. Selama sepuluh hari ke depan, tolong jaga kesehatan dan kondisi anda." dokter Pandu kembali berbicara sambil fokus menulis pada lembaran kertas dengan kata-kata kedokteran disana yang tidak aku mengerti.

"Semuanya pasti berjalan lancar, kan?" Virgo bertanya.

"Kalau tidak ada kendala apapun, semuanya pasti berjalan dengan lancar." dokter Pandu kembali tersenyum manis yang membuatku betah berlama-lama memandang wajahnya sambil mengelus perutku sendiri.

Broken : First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang