Chapter 23 : I'm Young

932 29 3
                                    

Haiii...

Annyeong... *lambai-lambai tangan* :)

Aku datang, haahai

Setelah hiatus hampir satu bulan lebih, aku akhirnya punya mood lagi untuk posting cerita.

Kemarin banyak kerjaan dan masalah yang datang silih berganti, jadi aku sempat down. (malah curhat)

Aku nggak akan banyak omong, just enjoy this story :)

Happy reading guys.

Semoga kalian masih suka dan mau ikutin cerita ini sampai selesai ^^

Love,

ME.

***

Perutku masih sedikit nyeri ketika aku membuka mata dan menemukan diriku berbaring di ranjang rumah sakit. Aku bisa mencium bau obat yang begitu menyengat jadi tidak perlu berpikir dua kali untuk menebak dimana aku berada.

"Kamu udah bangun?"

Aku menoleh ke samping dan melihat Kak Alan sudah tersenyum ke arahku. Wajahnya terlihat lega.

"Kakak kenapa bisa disini?" tanyaku tidak mengerti.

Seingatku, terakhir kali aku berada di kantor Virgo dan kami bertengkar, lalu aku melihat darah dan setelah itu aku tidak tahu apa pun lagi. Astaga!! Bicara soal darah.. bayiku!!

"Kak, bayiku?"

"Dia masih bisa bertahan." Kak Alan tersenyum. "Kamu hanya harus lebih memperhatikan dia."

"Syukurlah." Aku bernapas lega sambil mengelus perutku sendiri. "Tadinya aku kira terjadi sesuatu yang buruk."

"Sha, apa kamu yakin sama keputusan yang kamu ambil? Maksud Kakak, gimana nanti kalau bayi kamu lahir? Apa kamu mau anak kamu tidak punya ayah?"

Aku diam, tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan Kak Alan yang sebenarnya juga sudah menjadi pertanyaan untuk diriku sendiri selama beberapa hari ini.

Aku tidak ingin anakku lahir tanpa seorang ayah nantinya. Aku tidak mau dia merasa tidak lengkap. Walaupun aku sudah bertekad untuk mengurusnya seorang diri, tapi nanti anakku pasti akan menanyakan ayahnya.

"Apa Virgo tau kalau aku sedang hamil sekarang?" tanyaku pelan.

Sebenarnya itu adalah pertanyaan bodoh yang sudah aku ketahui sendiri jawabannya. Aku yakin para dokter sudah memberitahu Virgo penyebab pendarahanku. Hanya saja aku masih memiliki sedikit harapan bahwa Virgo tidak akan mengetahuinya.

"Dia terkejut." Kak Alan menjawab singkat.

"Dia dimana sekarang? Apa dia langsung pergi setelah dia bawa aku kesini?"

"Tadi dia masih ada di luar, tapi sekarang Kakak nggak tau."

Aku tersenyum miris. "Dia pasti nggak mau kalau aku hamil."

"Sha, bukan begitu."

"Kalau bukan begitu, kenapa dia malah pergi bukannya menunggu disini?"

"Kalian berdua butuh waktu untuk berpikir. Kakak mau yang terbaik untuk kamu, Sha. Sampai keadaan kamu pulih dan bisa beraktifitas normal seperti biasa, lebih baik lupakan dulu tentang perceraian."

Aku terkejut bukan main dengan apa yang Kak Alan katakan. Apa Kak Alan sudah berubah pikiran dan tidak mau membantuku?

"Kak..."

Broken : First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang