Chapter 15 : The Way You Got My Heart

1.4K 45 0
                                    

Aku menghela napas sekali lagi untuk mengusir rasa bosan yang masih betah menemaniku. Aku dan Virgo lagi dipisahkan karena hari pernikahan kami yang semakin dekat. Tidak melihat wajah tampannya selama dua hari ini membuatku tidak bersemangat. Apalagi dia juga tidak pernah menghubungi atau mengirimkan pesan untukku. Hanyut kemana itu orang.

Selama di rumah, aku melewati rangkaian proses yang kata nenek bisa membuat aku jadi lebih cantik nanti di hari pernikahan. Luluran dan segala macam. Seluruh tubuhku mendapatkan perawatan, bahkan kuku tangan dan kakiku. Semuanya tidak ada yang terlewatkan. Agak risih sebenarnya, karena selama ini aku tidak pernah melakukan hal-hal semacam itu.

Tok. Tok. Dua kali ketukan dan pintu terbuka, nenek berdiri disana sambil tersenyum lembut.

"Nenek boleh masuk?" tanyanya.

" Boleh dong, Nek." Aku bangkit dari sofa di dekat jendela.

Nenek mendekat dan aku baru menyadari bahwa ditangannya ada sebuah kotak beludru berwarna biru tua yang berukuran sedang.

"Bosan, ya?" tanya nenek yang sepertinya menyadari ekspresi wajahku yang tidak bersemangat.

Aku meringis pelan, "iya, Nek."

Nenek Sofia tersenyum lalu membuka kotak tersebut. Aku tertegun sesaat ketika melihat sebuah cincin dengan permata berwarna biru gelap. Bukan hanya ada itu saja, tapi ada juga kalung dan gelang yang sama-sama dihiasi oleh permata berwarna sama. Kelihatan sekali kalau harganya pasti setinggi langit. Aku jadi penasaran nenek mau kasih itu untuk siapa.

"Ini untuk kamu." Nenek berbicara, seolah bisa membaca pikiranku.

Aku melongo. Apa? Itu untuk aku? Tidak salah? Ini nenek bercanda apa gimana?

"Hah? Memangnya kenapa, Nek? Yasha ga lagi ulang tahun kok."

"Ini perhiasan turun temurun. Selalu diberikan untuk menantu di keluarga ini, dan nanti dilanjutkan untuk generasi selanjutnya. Karena sebentar lagi kamu akan menjadi anggota keluarga kami, nenek mau kamu menerimanya."

"Tapi ini berlebihan, Nek."

"Kalau kamu tolak, itu artinya kamu tidak benar-benar menerima Virgo."

Lah? Kok jadi bawa-bawa Virgo begini?

Daripada panjang urusannya nanti, dengan berat hati aku menerimanya. Sungguh, perhiasaan seperti ini benar-benar tidak cocok untukku.

"Virgo tau tentang ini, Nek?"

"Tentu saja. Dia yang minta nenek memberikannya padamu hari ini."

"Dia ada disini?" tanyaku riang.

"Sudah pergi lagi. Tadi cuma sebentar."

Aku mendesah kecewa. Dia datang kesini tapi kenapa tidak bertemu denganku?

"Sudah kangen, ya? Sama, tadi Virgo juga bilang begitu."

"Dia bilang kangen sama aku? Nenek serius?" tanyaku antusias.

Nenek Sofia mengangguk. "Tadinya malah dia mau samperin kamu, tapi nenek larang. Lagipula dua hari lagi kalian bertemu, kok."

"Tapi 'kan masih lama." Sahutku lemas.

"Nanti kalau sudah ketemu bisa puas kangen-kangenan."

Aku tersenyum lebar mendengar ucapan nenek. Senang sekaligus malu.

Tapi tunggu dulu! Virgo kangen sama aku? Ahhhhh, ternyata kami sehati. Tadinya aku sempat berpikir kalau dia baik-baik saja dan tidak merindukanku sama sekali, tapi ternyataa.....

Broken : First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang