10. Confused

3.1K 652 25
                                    

"Lo suka nggak sih sama Rajendra?"

Kening Yejia berkerut, ia menatap ke arah Belinda yang tiba-tiba melontarkan pertanyaan kepada dirinya. Membuat Yejia seketika nggak mood untuk memakan burger-nya.

"Iya, Ji, gimana?" tanya Mentari.

"Kok tiba-tiba?"

Sheila yang ada disitu masih anteng dengan burger-nya, lalu menoleh ke arah Yejia yang duduk disebelahny, "Rajendra suka sama lo, tuh. Gue aja ditinggal, sial. Untung sayang anjir."

Tuhkan, Yejia semakin nggak enak dengan situasi yang begini.

"Tapi tenang, gue udah nggak peduli. Just remind aja kalau lo lupa gue banyak yang suka, hahaha."

"Nah, kan," ujar Mentari semangat. Cewek itu tertawa girang, "BENERKAN?! Sheila mah mana peduli dah. Ya walaupun mewek."

Yejia tertawa canggung. Sheila malah tertawa terbahak.

"YA GUE SHOCK ANJIR. Tiba-tiba doi minta putus. Gimana nggak kaget?!"

Mentari mencibir, "Ya masa minta putus harus baca script dulu?"

Belinda terkekeh. Sedangkan Yejia masih agak nggak enak entah kenapa. Rasanya canggung. Ia kembali memakan burger-nya dengan perasaan nggak karuan.

"Yejiaaa, udah deh nggak usah merana gitu. Asli, gue nggak apa-apa. Beneran 100% baik-baik aja!"

Sheila menatap Yejia dengan senyuman lebar, "Lo suka kan sama Rajen?" tanya Sheila.

Yejia mengangkat bahunya seraya melahap burger-nya membuat ketiga temannya berdecak sebal melihat Yejia yang terlalu bodo amat.

"Lo yakin nggak suka dia?" tanya Mentari memancing. "Lo beneran siap dia punya banyak pacar?"

Kan sebelumnya juga gitu. Alde banyak pacarnya. Batin Yejia. Ia menahan untuk nggak mengucapkan kalimat demikian, karena semata-mata menghargai perasaan Sheila—yang entah jadi yang keberapa bagi Rajendra.

Lagi-lagi Yejia hanya merespon dengan mengangkat bahunya acuh.

Belinda tertawa pelan. Rasanya percuma memaksa Yejia untuk jujur. Biarkan waktu saja yang jawab semuanya.

"Clea udah sampe sini sama Naufal...." ucap Belinda seraya menatap ponselnya.

"Yaelah, Clea mah bawa-bawa pacar segala. Ini kan waktunya tanpa pacar." gerutu Mentari seraya mencak-mencak. "Ya nggak, La?"

"Hmmm yayaya, percuma dah ada laki lo juga paling asik nge-game terus lo ditinggal." timpal Sheila.

"Nyebelin lo!"

Sheila meledek, "Hisyam kan emang gitu keles."

"Daripada Raffi! Galak!" seru Mentari seraya menunjuk Belinda. Sedangkan yang ditunjuk malah mengangkat alisnya seolah-olah berkata, apa?

"Iya sih, Raffi galak." gumam Sheila namun Belinda masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Belinda menatap kedua temannya bergantian, "Iya galaknya ke lo dua, ke gue mah soft."

Kemudian tawa Yejia langsung pecah. Iya sih, Raffi emang kadang suka sensi kalau sama Mentari dan Sheila, katanya berisik banget kayak ibu-ibu lagi beli sayur.

Tiba-tiba sikut Belinda menyenggol-nyenggol lengan Yejia, membuat Yejia menghentikkan tawanya lalu menatap ke Belinda yang kini mengucapkan sesuatu tanpa suara.

"Ada Rajendra juga." ucapnya seraya mengalihkan pandangan ke arah tiga orang yang baru saja datang ke posisi mereka.

Yejia melotot. Lalu ikut-ikutan menatap ketiga orang yang semakin dekat.

"Hai! Maaf ya, Naufal ikut. Malah ada Rajendra juga." ucap Clea seraya menatap keempat temannya dengan tatapan bersalah.

Mentari mendelik ke arah Naufal dan Rajendra, "Clea nggak usah minta maaf. Mereka yang harus minta maaf karena ganggu kita."

Naufal berdecak, "Rese lu. Gua nggak lakuin kesalahan apapun ya, jangan harap mau minta maaf."

"Nggak gentle ah! Udah ganggu, nggak mau ngaku." timpal Sheila seraya mendengus. "Heh, mantan! Minta maaf nggak lo."

Rajendra tertawa, "Ogah."

Belinda membuang nafas sebal, "Udah, udah, berisik. Nggak malu dilihatin orang-orang?"

Mentari dan Sheila langsung terdiam seraya masih saling bertatapan seolah-olah nggak terima kalau ada Naufal dan Rajendra.

"Sirik aja lu mah, Hisyam nya sibooook. Belinda aja santai ae, Raffi kagak ada. Kalau Sheila mah sensi ada mantan, ya nggak, La?"

Mentari membara lagi, "Nggak usah sok tahu deh lu, Opal!"

"Yeee, fakta."

Clea memegang lengan Naufal, "Udah dong, kamu jangan kayak gitu juga, Naufal."

"Iyaaa sayang iyaaa."

Dasar bucin.

Setelah terdiam sedari tadi, Yejia pun akhirnya bersuara, "Cepet. Minta maaf sama kita. Mau salah atau nggak, minta maaf pokoknya."

Yejia ngomong biasa aja tanpa ada nada tegas atau pun semacamnya tapi entah kenapa malah bikin Naufal dan Rajendra serem sendiri. Ditambah wajah Yejia yang judes. Akhirnya, kedua cowok itu minta maaf—walaupun merasa nggak salah apa-apa.

"Boleh nggak gue bawa Yejia-nya dulu?" ucap Rajendra tiba-tiba. Kontan membuat semua orang disitu menghentikkan percakapannya dan menatap Rajendra bingung.

Naufal nyeletuk, "Ngapain izin ke kita? Jia kan punya emak bapak, izin aja ke camer tuh."

Sampah. Rajendra merutuki mulut ember Naufal. Wajahnya memerah seraya matanya agak memelototi Naufal—yang nggak peka sama sekali dan malah asik sama Clea.

Belinda yang paham situasi pun langsung mengangguk dan angkat bicara, "Boleh. Sekalian aja ajak jalan-jalan, Jen. Kalau bisa juga anter pulang sekalian."

Yejia melotot. Belinda sih cuek-cuek aja. Biasanya juga Rajendra dan Yejia itu lengket bak perangko dan amplop, kenapa sekarang Yejia belaga ogah-ogahan barengan sama Rajendra? Pacar juga nggak punya. Mark? Bukan pacar. Aksa? Apalagi cowok itu, entah sejak kapan tadi Aksa seperti hilang ditelan bumi.

Yejia juga nggak ngerti kenapa dirinya tiba-tiba mau menarik diri dari Rajendra. Yejia juga nggak ngerti kenapa dia bersikap seperti ini pada Rajendra. Yejia juga bahkan nggak ngerti kenapa.... jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat tak kala Rajendra menatap dirinya. Sungguh, Yejia benar-benar nggak mengerti sama dirinya sendiri.

Ia panik. Bagaimana kalau ujung-ujungnya ia jatuh juga ke Rajendra? Ia takut, tembok yang selama ini ia bangun dengan kokoh itu tiba-tiba runtuh karena Rajendra. Yejia hanya ingin, dirinya dan Rajendra memiliki hubungan selayaknya sahabat. Selalu ada kapan pun, dimana pun dan saat apa pun tanpa adanya hubungan yang mengikat.

Yejia hanya takut semuanya berubah begitu saja begitu ia menyadari perasaannya lalu mereka membangun perasaan kedua.

Yejia takut kehilangan Rajendra.

Alde, kita sahabat kan?

to be continue

My SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang