12. Day 1

2.8K 616 25
                                    

Senyuman dibibir Rajendra hari ini nggak luntur sama sekali. Walaupun ia kelas pagi dan pulang sore alias jadwal kuliah nya padat, itu nggak membuat senyuman dibibirnya hilang.

Setiap berjumpa dengan siapapun, Rajendra pasti langsung menyapa atau melemparkan senyuman. Entah fakultas mana, entah angkatan berapa atau entah ia kenal atau nggak. Pokoknya hari ini ada perubahan drastis dari sosok Rajendra.

Yaudah, jalanin dulu aja.

Senyuman Rajendra kian mengembang begitu mengingat ucapan Yejia malam itu.

"Oi, basket nggak lu?" tanya Hilman yang tiba-tiba ada disebelah Rajendra. Membuat langkah kaki Rajendra langsung berhenti, lalu menatap Hilman seraya menggeleng sebagai jawaban.

"Lah tumben. Biasanya semangat lu."

"Mau jalan gua." sahut Rajendra.

"Ini udah jalan nyet? Emang biasanya lu ngesot?"

Rajendra mengangkat bahu, "Mau jalan sama pacar."

Hilman tertawa, "Pacar yang mana?"

"Yejia." balas Rajendra seraya tersenyum lebar.

Sontak Hilman mendorong tubuh Rajendra, "Idih, halusinasi goblog."

"Anying, di kasih tau juga. Padahal mau ngasih PJ, nya geus teu jadi. Hoream." (yaudah nggak jadi. Males.)

Hilman melebarkan kedua bola matanya menatap Rajendra nggak percaya, "Ah nggak percaya tetep. Sebelum gua lihat sendiri." elaknya. Rasanya aneh kalau percaya tanpa lihat langsung, karena menurut Hilman, setiap saat pun baginya Rajendra dan Yejia itu sahabat rasa kekasih.

Rajendra mengangkat bahu sembari menyeringai lalu berlalu begitu saja dari hadapan Hilman.

"Bunda mana?" tanya Rajendra begitu memasuki rumah Yejia lalu mengekor dibelakang Yejia yang menuju ke ruang tv.

"Pergi sama Mamah. Katanya bakalan pulang malam."

Penampilan cewek itu nggak lebih dari orang yang belum mandi seharian. Masih pakai setelan tidur, rambut yang diikat asal, wajah tanpa make up. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore.

Rajendra mendudukkan diri disamping Yejia yang sekarang tengah fokus menatap televisi seraya mengemil—tanpa menghiraukan keberadaan Rajendra.

"Belum mandi dari pagi?" tanya Rajendra seraya tangannya terulur mengambil camilan yang berada di depannya.

Yejia mengangguk, "Anda benar 100%, Rajendra."

Rajendra tertawa, "Tumben?"

"Libur ngampus. Nonton drama."

"Jorok." ucap Rajendra bercanda.

Yejia cuman nyengir sekilas lalu kembali natap layar televisi.

"Mandi, Ji. Katanya mau cabut?"

"Berubah pikiran. Kapan-kapan aja. Sekarang lagi nonton World of Married."

Rajendra menatap Yejia gemas, "Mandiii. Nanti keburu magrib, Jiii."

Yejia memutar bola matanya lalu bangkit dari duduknya seraya menghentak-hentakkan kakinya—tak lupa sengaja menginjak kaki Rajendra sebelum berlalu dari ruang tv. Cowok itu langsung teriak, Yejia ini emang tenaganya luar biasa edan, deh.

"KDRT kamu Yejia."

"Kita bukan berumah tangga, Rajendra!" teriak Yejia dari tangga.

Rajendra teriak lagi, "Beberapa tahun lagi, Yejia!"

"Merem sono lu merem!"

Rajendra tertawa terbahak. Yejia ini walaupun sudah jadi pacarnya, tetap lah Yejia yang juga sahabatnya. Nggak ada yang berubah sih sejauh ini, karena lama jadian mereka juga belum sampai 24 jam.

Hehe.

Sekitat empat puluh menit berlalu, Yejia pun kembali ke ruang tv dengan setelan santai. Celana panjang berwarna hitam dipadukan dengan kaos rumahan berwarna biru muda. Rambutnya sudah tergerai, setengah kering karena habis keramas. Wajahnya pun udah nggak kumel kayak sebelumnya.

Rajendra yang asik nontonin Cat & Dog dari televisi Yejia yang nyambung ke Youtube itu, nggak sadar kalau Yejia udah natap dia intens banget. Tepat disebelah kiri Rajendra.

"Ehem." dehem Yejia.

Rajendra langsung menoleh, lalu nyengir, "Eh, cantik amat? Maaf ya, kue nya habis."

Yejia mendengus, ditatapnya beberapa toples kue yang nggak bersisa dengan tatapan nanar.

"Gantiin. Nggak mau tahu."

"Iya, gue gantiin sama pabrik-pabrik nya, deh."

"Idih, apaan banget."

Rajendra tertawa renyah. Lalu kedua tangannya meraih kedua pipi Yejia, dicubitnya kedua pipi itu pelan. Kedua matanya menatap Yejia lembut sekaligus gemas.

"Mau tau sesuatu nggak?"

"Nggak." jawab Yejia singkat.

Rajendra melepas cubitannya, lalu beralih nonton kembali, "Yaudah."

"Yaudah." ucap Yejia.

Hening.

Yejia asik bermain ponsel, Rajendra asik menonton Cat & Dog. Tiga puluh menit berlalu tanpa pembicaraan apapun. Sampai akhirnya Yejia angkat suara tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

"Udah magriban?"

"Udah." jawab Rajendra singkat.

Yejia melotot, entah kenapa mendadak sensitif, ia memukul bahu Rajendra lumayan keras, "Heh! Bales dendam lu?!"

"Engga tuh!" balas Rajendra ketus tanpa melirik ke arah Yejia.

"Kok ngegas?!"

"Kamu duluan yang ngegas, Yang."

Yejia terdiam sesaat.

Kamu?

Yang?

Tawanya mendadak meledak begitu menyadari panggilan nggak wajar menurutnya—itu karena dia masih nggak terbiasa untuk selayaknya pasangan kekasih dengan Rajendra.

Masih agak kaku untuk sekedar bilang aku-kamu, dan lebih memilih tetap menggunakan gue-elo, walaupun Rajendra kadang menggodanya dengan menyebut aku-kamu atau sayang.

"Apa sih nggak cocok tau!"

"Cocok ah, kan ke pacar sendiri."

Wajah Yejia memerah.

to be continue

My SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang