Semilir angin menerpa wajah Yejia membuat beberapa helai rambutnya mengenai wajah Rajendra yang tengah berdiri disampingnya.
Kini keduanya tengah berada di dalam biang lala-hanya berdua cuman Rajendra dan Yejia. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba terbesit ide untuk main sepedaa malam-malam keliling komplek-dan entah kenapa malah berujung ke pasar malam.
Rajendra sempat menolak, karena katanya ingin main sepeda aja. Tapi Yejia bilang kalau hari ini adalah hari terakhir pasar malam di daerah sini. Karena biasanya minggu berikutnya akan berpindah tempat. Iya namanya juga pasar malam bongkar pasang.
Katanya ini BM Yejia, tapi nggak pernah kesampaian. Maka dari itu, Rajendra langsung berubah pikiran dan mengiyakan ajakan Yejia.
"Bandung itu indah ya, Al." ucap Yejia tanpa mengalihkan pandangannya dari pemandangan kota yang terlihat dari atas sini.
Rajendra mengangguk, "Iya, sama indahnya kayak kamu."
Yejia tertawa pelan, "Agak alay tapi nggak apa-apa deh, soalnya kamu yang bilang."
Cowok itu ikut tertawa, "Itu fakta loh. Bukan ngada-ngada, Jia."
Yejia nyengir.
"Makasih deh, jadi baper uuu."
Rajendra hanya tersenyum tipis lalu tangannya mengusap pelan rambut Yejia yang diikat satu. Sedangkan cewek itu masih sibuk dengan objeknya.
"Pernah mikir nggak setelah wisuda, kita bakalan tetep barengan atau pisah ya?" tanya Yejia tiba-tiba.
"Barengan. Nggak ada ya pisah-pisahan, kecuali pekerjaan luar kota. Bukan pisah hubungan."
Yejia menangkup wajah Rajendra, lalu menggerak-gerakkan tangannya membuat kepala Rajendra mengikuti gerakan itu, "Iyaaa, takut banget kehilangan aku ya?"
"Jelas. Itu ketakutan terbesar aku sejak aku tau kalau ada rasa lebih sama kamu. Asal kamu tau aja."
Oh! Astaga. Yejia tersipu.
Ini romantis tapi...menggelikan. Tapi... karena ini Rajendra maka ada pengecualian khusus dari Yejia. Maunya sih dia meledek Rajendra, tapi nanti akan jadi perusak suasana. Kalau ini cowok lain, nggak ada ampun deh.
"Kamu yakin nggak akan berpaling?"
Rajendra mengangguk mantap, "Yakin. Nggak tau deh kalau kamu." ucapnya dengan nada candaan.
Yejia ikut tertawa, "Aku berpaling ke Jeno NCT sih kayaknya. Soalnya mirip sama kamu."
"Ah kalau mirip aku mah, bukan berpaling namanya. Tapi emang nggak bisa berpaling, Yejiaaa."
Hehehe. Emang kok.
Ketika biang lala sudah hampir mencapai puncak teratas, Rajendra meraih tangan Yejia-membuat cewek itu menoleh.
Bisa nggak sih sehari lo nggak bikin gue meleleh, Al?
"Ya?"
"Kamu the one and only one buat aku. Aku tetap disini. Nggak akan pernah pergi. Jadi tolong kamu selalu ada disisi aku ya, Ji?"