Part 17

2.4K 293 35
                                    

Seolah sudah tahu jika irene akan segera menemuinya, sehun sengaja menunggunya didepan mobilnya. Dan dugaannya benar. Pintu besar rumah keluarga Song terbuka dan ada irene disana. Sehun menundukan kepalanya sebentar untuk menguatkan hatinya lalu menatap mata irene saat gadis itu berjalan kearahnya.

Irene sudah berdiri tepat didepannya saat ini dan sehun hanya bisa menatap mata irene yg kini berubah menjadi tatapan penuh kebencian dan amarah didalamnya.

"kau pasti sudah mendengarnya kan?"

PLAAAAKKKK!!

Bukan jawaban yg didapat sehun, melainkan tamparan keras yg irene berikan padanya. Pipinya terasa cukup panas dan perih saat ini. Tapi semua itu tak sebanding dengan apa yg hatinya rasakan sekarang.

"pembohong!" irene berteriak keras dihadapan sehun.

"kau tahu semuanya tapi sengaja menutupinya dariku? Hah! Kau benar benar sehun!"

"jadi inikah alasannya kau mulai bersikap aneh dan terus memintaku membuat janji janji cintamu hah? Jawab aku sehun!" irene mendorong kasar bahu sehun dengan tangannya.

Emosinya sudah benar benar memuncak saat ini. Jadi inikah alasan dibalik semua sikap aneh yg sehun lakukan?

Jadi inikah alasan dari permintaan sehun yg terus menyuruhnya berjanji untuk tidak meninggalkannya.?

Irene memalingkan wajahnya dan tak ingin menatap sehun sekarang. Tak sudi rasanya harus menatap wajah dari seseorang yg ayahnya sudah membunuh ibunya. Sehun anak pembunuh dari ibunya. Kenyataan pahit yg harus irene terima saat ini.

"apa lagi yg harus aku jawab sekarang? Kau benar. Keluargamu benar tentang tuduhannya. Ayahku memang membunuh ibumu. Ayahku melakukannya"

PLAAAKKK.

Lagi lagi tamparan keras sehun rasakan dipipinya. Tak berniat untuk menghindar sekalipun, sehun bahkan rela jika irene melakukan hal yg sama dengan apa yg sudah ayahnya lakukan pada ibu irene. Sehun bahkan rela jika dia harus mati ditangan irene saat ini. Sehun merasa begitu bersalah pada irene. Begitu merasa bersalah pada nenek irene dan terutama pada ibu irene. Karena ulah ayahnya, semua orang disini harus merasakan sakitnya.

"pergi sekarang! Aku tak mau melihat wajahmu lagi! Pergi!" teriak irene lagi dan hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh sehun. Ya, dia harus pergi. Ini waktunya untuk berpisah dengan gadis yg dicintainya itu. Ini akhirnya. Ini akhir dari kisah cinta mereka. Dan sehun sudah tahu memang akan seperti inilah akhir dari keputusannya sendiri untuk membawa irene bertemu dengan neneknya. Sehun melangkahkan kakinya mundur sambil terus memandang wajah irene yg berubah begitu drastis dari beberapa jam yg lalu.

"aku sudah pernah bilang padamu sebelumnya, apapun yg terjadi kau tetap menjadi ireneku. Rasa cinta dan sayang yg aku punya tak akan pernah berubah walaupun kau sangat membenciku saat ini. Aku minta maaf atas apa yg ayah ku lakukan pada keluargamu. Aku minta maaf" setelah mengucapkannya sehun lansung membalikan badannya dan buru buru masuk kedalam mobilnya. Rasanya begitu sakit untuk mengucapkannya. Sehun menginjak pedal gas mobilnya dan melajukan mobilnya cepat. Tak sanggup rasanya harus berlama lama berada didekat irene tanpa harus bisa menyentuhnya. Sulit rasanya untuk bisa menerima kenyataan bahwa irene sudah membencinya saat ini.

Irene lagi lagi yg sudah tidak kuat untuk menerima kenyataan yg ada harus kembali terjatuh dan berakhir duduk dilantai yg rasanya begitu dingin sekarang. Rasanya begitu hampa setelah kepergian sehun. Seperti sebagian jiwa dan raganya pergi bersama sehun tadi.

Irene hanya bisa menangis dan menyesali betapa tidak beruntungnya dia hidup dunia ini. Harus lahir dan hidup tanpa seorang ibu, seorang ayah yg tak pernah menganggapnya ada, nenek yg hanya berpura pura baik karena mengharapkan hartanya, kaka tiri yg hampir saja ingin memanfaatkannya, kenyataan bahwa ibunya yg dibunuh oleh ayah dari pacarnya sendiri. Semua hal itu sungguh berat untuk bisa ditanggung oleh irene sendiri.

The CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang