Sesuai rencana sebelumnya, pagi pagi sekali sehun dan irene sudah rapi dengan pakaian mereka dan siap untuk pergi mengunjungi makam ibu irene.
Letak makam ibu irene tidak jauh dari tempat tinggal keluarga Song dulu dan cukup menempuh waktu sekitar setengah jam untuk bisa sampai disana.
Diperjalanan irene membeli seikat bunga tulip yg irene tahu itu adalah bunga favorit ibunya setelah nenek Song menceritakannya dulu. Sehun menggenggam erat tangan irene saat keduanya sudah sampai dan berjalan menuju area dalam komplek pemakaman.
Setelah keduanya berdiri didepan sebuah gundukan besar yg ditumbuhi tanaman kecil yg dirawat rapi dengan ada nama Song Minah disana, irene menaruh bunganya dan menunduk memberi salam setelahnya.
"sudah lama tidak berjumpa eomma--" sapa irene dengan senyuman kecil diwajahnya.
"annyeonghaseyo oh sehun imnida" sehun membungkuk hormat memberi salam pertamanya pada calon mertuanya itu.
"perkenalkan eomma, dia adalah calon suamiku" irene mengapit lengan sehun dan bersikap seolah kini ibunya memang ada didepannya.
"ah nde. Bibi- kedatanganku kesini adalah untuk meminta ijinmu. Besok aku akan menikah dengan anakmu yg cantik ini. Aku berharap bibi merestui pernikahan kami dan bisa memberikan kami doa dari sana" sehun menatap lembut kearah irene lalu kembali menatap gundukan tanah yg ada didepannya kini.
Mata irene mulai berkaca kaca sekarang. Andaikan saja ibunya masih hidup saat ini. Kebahagiaannya semakin terasa sempurna pastinya.
"terima kasih karena sudah melahirkan anak yg begitu cantik dan memiliki hati yg begitu baik seperti irene--. Aku sungguh teramat mencintainya. Kehadirannya sungguh membuatku bahagia disini. Aku berjanji akan selalu menjaganya sepanjang hidupku kelak dan terlebih sebentar lagi bibi akan memiliki cucu dari kami. Irene kini tengah mengandung anak kami"
"dan sekali lagi terima kasih karena sudah menghadirkan irene didunia ini. Aku tak pernah tahu akan seperti apa diriku jika tidak bertemu dengan putri bibi. Irene sudah menjadi duniaku, dia adalah nafasku. Bagiku irene adalah segala galanya. Dan aku merasa begitu beruntung karena bisa memilikinya dan begitu mencintainya"
Irene tak bisa lagi menahan air matanya saat ini. Ucapan sehun sudah menyentuh hatinya. Mendengar bagaimana prianya itu mengungkapkan perasaannya didepan ibunya sendiri membuat irene menjadi tarharu dan begitu tersentuh dibuatnya.
Melihat irene yg kini menangis disisinya, sehun memeluk tubuh irene dan menghapus air mata yg mengalir dipipi irene dengan ibu jarinya.
"maaf aku menangis. Kata dokter mungkin ini efek dari kehamilanku yg membuatku menjadi lebih sensitive"
"tidak apa apa" sehun kembali memeluk tubuh irene dan menepuk nepuk lembut punggungnya. Sehun tentu mengetahui gejala apa saja yg mungkin terjadi pada kehamilan muda irene dan itu membuatnya paham dan mengerti ketika irene mulai bertingkah atau bersikap tidak wajar khas wanita yg hamil muda.
Untuk kasus irene, sehun bisa menebak jika wanitanya itu menjadi lebih sensitive dari biasanya, dan emosinya lebih sering berubah secara mendadak.
Setelah merasa cukup tenang, irene melepas pelukannya dan merapikan rambutnya yg sedikit berantakan.
"merasa lebih baik?" tanya sehun lembut dan ikut membantu merapikan rambut irene.
Irene mengangguk pelan menjawabnya.
"baiklah. Ayo kita berpamitan lalu pulang" setelah mengucapkannya, sehun kembali membungkuk hormat dan memberi salam terakhirnya pada ibu irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown
FanfictionAda sebuah drama yg bilang jika kau seorang keturunan orang kaya raya maka mahkota apa yg ingin kau pakai ketika kau dewasa nanti. Kekayaan yg melimpah atau cinta yg membuatmu bahagia selamanya. Kau tidak boleh serakah untuk memiliki keduanya. Sehin...