[21] Miss

801 50 0
                                    

 
         Nathan sedang tertidur manis. Matanya tertutup sempurna. Jika dia tahu aku menatap nya dengan cinta, dia akan menjahili ku dan mengejekku.

     Tapi itu tidak berlaku, karena aku hanya melihatnya di galery fotoku. Foto yang sempat aku ambil saat dia tertidur di kelas IPS, beberapa bulan yang lalu.

      "Dia sangat manis..." Ujarku. "Tapi sayangnya, dia pergi."

      "Sayang?" Suara dari luar membangunkan ku dari pikiranku yang saat ini dipenuhi oleh Nathan.

      "Ya ayah?"

      "Ada teman kamu"

      "Teman? Siapa dia yah?"

      "Cepatlah keluar, Nadith, ayah sedang sibuk"

      Well. Ayah selalu sibuk.

      Aku berjalan menuju pintu. Tampak dari atas, sosok El sedang duduk di sofa, masih menggunakan seragam sekolah.

      "Elsa?" Panggilku. "Ada apa?"

       "Haha. Sorry, tiba-tiba gue kesini. Gue cuma mau cerita aja sama lo. Hem, sekalian minta maaf gue ke elo soal sikap gue yang dulu-dulu"

      "Oh, itu. Oke, ceritanya dimana ? Disini?"

       "Dirumah gue"

      "Rumah lo?"

       "Maksud gue, rumah Nathan"

       Elsa pasti mau bicara soal Nathan. Dia enggak tahu, rindunya gue ke Nathan itu kebangetan.

      "Hemm, ayah aku kerumah Elsa, maksudku Nathan, aku pergi!" Teriakku.

***

      "Selamat Datang" Ujar Elsa. Kaki kami sudah menginjak lantai rumah Nathan. Terasa aroma kerinduan melewati indra penciuman ku.

      harum parfum Nathan tidak meninggalkan rumah ini. Meskipun pemiliknya sudah pergi dua bulan yang lalu.

     "Gue sudah lama tidak kesini" Ujarku.

      "Ka rena gak ada Nathan kan?" Elsa bertanya dengan nada sinisnya. Apa ia ingin memulainya lagi?

      Dasar!

      "Ayolah Nadith! Kita ini sudah berteman! Haha"

      Ya, gue tahu. Si El sudah berubah semenjak kepergian Nathan. Dan kami mulai berteman sejak hari dimana Nathan bertemu dengan Jemson dan membawa Nathan ke Jerman. Sampai saat ini, Nathan tidak menghubungi ku, untuk menepati janjinya.

      Awas aja ingkar!

     Aku tersenyum ke arah Elsa.

      Kalian harus tahu.. kami sudah sering makan bersama, pulang sekolah bersama, dan melakukan apapun bersama-sama. Jujur, aku menganggap nya sebagai Nathan versi cewek. Kan juga pernah sempat bayangin Nathan menjadi seorang cewek.

      Nah, kira-kira bentuknya kayak Elsa.

       Lalu, Rachel dan Lulu awalnya sempat heran. Karena gue dan Elsa menjadi akrab. Tapi seiring berjalannya waktu, mereka terbiasa akan hadirnya Elsa dan keakrabannya dengan gue.

      Jadi, kami berempat juga sering melakukan sesuatu bersama-sama.

     Haha.

For You, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang