[32] Starla's Bintang

790 54 2
                                    

Thirty Two::

---Starla's Bintang---

10.12 AM

To Elsa.

Rajin-rajin lo disana. Gue baru mau pulang nih.

Sent.

From Elsa.

Eh, cepet amat pulang. Gak sampe sehari juga. Mampirr kali, Nad.

To Elsa.

Yaa, gue gak tahu lah. Kakak gue bilang, gue gak cocok banget tinggal di luar negeri. Jadi, dari pada gue jadi yang enggak-enggak, lebih baik pulang deh.

***

       "Ayo cepatttt!" Angela melingkari leher adiknya gemas. Sesekali mencubit jail pipi Nadith.

      "Apaan sih kak. Iya, aku cuma balas pesan doang kok." Bela Nadith. Dengan segera tubuhnya menjauh dari Angela, sebelum Angela menghabiskan pipinya.

     "Cieee, siapa emang? Kayaknya penting, cowok ya?" Godaan Angela membuat Nadith mendelik tajam ke arahnya.

      "Eee, gak punya pacar juga." Ujar pelan Nadith. "Kakak!" Pekik tiba-tiba Nadith. "Apa kau sudah punya pacar?" Tanya Nadith dengan raut wajah serius. Bak detektif.


    Angela menggaruk tengkuk yang tak gatal. "He, ada sih. Tapi dia lagi ngurusin manager kakak."

      "Oh gitu. Makanya, cari manajer itu yang bisa ngerti modelnya." Nasihat Nadith.

      "Eee, kamu ini, ya." Angela menarik hidung Nadith. "Dasar anak kecil!" Ejeknya.

      "Eit, maaf, ya. Aku sudah berumur 17 tahun. So, udah besar kali."

      "Haha, iya deh. Tuh, papa udah nunggu." Ujar Angela.

      "Iya, hum~ see you again, sister." Nadith memeluk Angela. "I will miss you."

      kedua gadis cantik itu berjalan mendekat ke arah kedua orang tua nya. Sesekali menjahili; menarik rambut, dan menggelitik. "Ah. Sudahlah, kakak." Pinta Nadith.

      "Apa kau yakin tidak pulang bersama kami? Padahal tujuan kami kesini untuk menjemputmu, kak."

     Angela tersenyum tipis. "Ayah, maaf. Sepertinya aku tidak pulang bersama kalian. Ada sedikit urusan yang harus diselesaikan dulu." Jelas Angela. Doris tersenyum, ia mengerti. Sebelumnya Angela sudah menceritakan semuanya, mulai dari karir--nya sampai manajer botak yang menyebalkan.

     "I will miss you, father." Angela memeluk sang ayah erat. Cukup lama, sampai akhirnya, Nadith bergabung dengan pelukan itu. Sedangkan Naura hanya mendekat, ragu untuk bergabung. Ia hanya tersenyum miris, miris melihat anak nya sendiri membenci nya. Karena kesalahan nya dimasa lalu.

     "See you, daddy, sister." Angela melambaikan tangan ke arah mereka.

      "Kakak! Sampaikan salam ku pada kekasihmu!" Teriak Nadith. Angela tersenyum. Dan perlahan keluarga nya menghilang di keramaian yang berada di bandara. Mereka akan pulang. Pulang ke rumah.

For You, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang