[26] Well, he is Bill

721 43 0
                                    

      | | | | | | •

        "Jadi, Nathan yang minta kakak untuk ke sini dan mewakili dirinya?"

      "Itu benar. Terpaksa aku harus bernegosiasi dulu ke guru-guru Caleen"

       "Wah aku tidak menyangka, Nathan mempunyai seorang kembaran... bahkan Elsa tidak tahu tentang ini..."

       "Kenapa? Karena aku menetap di Los Angeles, dan sangat jarang bertemu dengan keluargaku, bahkan Nathan sendiri"

       "Jadi, hubungan saudara kembar jarak jauh? Apa kalian bisa melewatinya? Bagaimana sih rasanya punya kembaran?"

       "Punya kembaran itu asik. Apalagi identik. Kami bisa mengelabui orang lain, termasuk kau. Aku yakin berkali-kali dirimu meyakinkan bahwa aku adalah Nathan."

      "Hahah. Bagaimana tidak. Kau identik dengan dia..."

      "Kalau begitu, jangan samakan aku dengan dia. Sifat kami berbeda, dia pengganggu dan aku penyayang."

      Ctek.

      "Itu benar. Dia selalu saja menjahiliku, dan memanggilku dengan sebutan 'chilli'"

      "Hahah. Begitulah Nathan" kekeh pelan Bill.

      "Oh ya. Bagaimana keadaan Nathan?"

      "Dia.." Jeda Bill. "Baik..."

      "Bagaimana dengan dirimu?"

      "Aku?" Tanya balik Bill.

       "Apa kau tidak mengidapnya?"

       Bill tersenyum. "Aku selalu berharap, aku lah yang menggantikan Nathan" Ujar nya.

       "Nadith!" Teriak Elsa. Mereka langsung menyambar meja Nadith dan Bill.

      "OMG. Apa kau benar kembaran Nathan?!" Pekik Rachel.

       "Sempurna. Kalian identik, aku tidak pernah membayangkan Nathan memiliki kembaran... sungguh sesuatu yang langka dan wajib dijadikan salah satu ke ajaiban dunia. Miracle"

        Nadith terkekeh pelan. "Apaan sih Lu, biasa aja kali"

      "Lihat gue!" Elsa menangkup wajah Bill. "Mata, hidung, bibir, alis. Ah gue masih gak percaya lo bukan Nathan"

       Tlit. Tlit. Tlit.

      Ponsel Bill berbunyi. "Permisi" Ujarnya.

      "Apa dia mengatakannya?" Tanya Elsa antusias sambil mengambil potongan kentang goreng di piring Bill.

      "Hemm, dia mengatakan kalau dia kembaran dari Nathan"

       "Eh, dith, kalau gue gak dapet Nathan, bisa dong kembarannya, hihi"

       "Yaa, gue kira udah insaf, yaya gue coba deh"

      "Yee, mak comblang mau di comblangin ni yeee" Ejek Lulu.

      "Maaf, aku tidak bisa lama-lama di Indonesia, aku harus pulang ke L.A karena... hemm.. kekasihku membutuhkan ku disana"

      "Yaa, sudah punya pacar" batin Elsa kesal.

      Nadith berdiri dari kursinya. Ia berjalan menuju Bill dan memeluk nya. "Bill, tolong katakan ya padanya"

***

      "Oke. Gue terima kalo dia udah punya pacar" Pasrah Elsa.

      "Terserah lo deh. Gue balik ya. Thanks tumpangannya."

      Tapp. Nadith mendorong pintu mobil Elsa yang sudah terparkir di depan rumah Nathan.

       Dengan sedikit senyuman yang terlukis di wajahnya. Ia memasuki rumah nya sambil bernyanyi.
 
      "Nadith..."

      Nyanyian Nadith terhenti. Jantungnya kembali berdetak kencang.

       Dug.dug.dug.

      "Ayah?" Panggilnya tak percaya.

       Sepintas rasa sakitnya kembali terasa. Kenangan buruk itu mengelilinginya. Kenapa harus sekarang?

       "Selamat ya sayang..."

       "Ayah? Kau tahu kan, aku tidak menyukai ini" Decak Nadith.

      "Nadith, sayang..."

       "Ayah, please. Aku tidak ingin melihat dia" Nadith menuju ke kamarnya.

       "Nadith, maafkan ibu"

       Nadith terhenti. "Tak perlu. Sebelum ibu memintanya, aku sudah melakukannya"

       Naura menatap sedih ke putrinya yang tidak menginginkan hadirnya. "Maafkan ibu, sayang..."

***

For You, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang