[28] Good Bye, Elsa

829 54 2
                                    

   | | | | | | •

       1 month later.

       Kriiing.

      "Oh ya ampun!" Pekik Nadith. Ia langsung beranjak dari ranjang nya dan berjalan cepat ke toilet. "Ahh" desah Nadith.

      Tlit. Tlit. Tlit.

       "Hei lazy! Wake up! Lo bilang cita cita lo jadi agen pulsa, eh maksud gue agen rahasia yang bekerja dari balik layar, yang rela hidupnya di ujung tombak. Lah ini, bangun tidur aja lo masih dibangunin oleh weker.."

      "Lo weker"

      Klik. Nadith menutup malas telepon itu. Nadith menguap mendengar ocehan dari seberang.

***

      Nadith berdiri didepan cermin nya. Mengikat rapi rambut hitam nya.

      "Ya ampun... kau lucu sekali" Ejek Nadith ke bayangan dirinya. "Rapi, wangi, dan anggun"

      Ia segera mengambil tas sandangnya di atas meja. Kemudian menggunakan sepatu berhak pendek.

      " Oke, ready. Semoga hari mu menyenangkan, Nadith" Sosok gadis yang mulai beranjak dewasa itu keluar dari kamarnya. Kaki nya yang semakin jenjang menuruni satu per satu anak tangga.

       "Aku sudah menyediakannya, selamat makan..."

       Suara itu, kalimat itu. Sudah lama tidak terdengar di telinga Nadith.

      "Pagi ayah" Sapa hangat Nadith. "Hai" Ujar singkat Nadith ke Naura.

       "Hai, sayang... Bagaimana kabarmu?"

      Nadith menuju kursi disebelah ayahnya. "Ayah, aku akan pergi ke Universitas hari ini"

      "Oh, anak ayah sudah besar... sekarang kau mulai menjadi bunga yang sedang mekar... indah dan menawan.." Sajak magis itu, membuat bulu kuduk Nadith berdiri.

      Sejak kapan ayahnya mengetahui kata-kata itu?

      "Hentikan ayah." Kekeh pelan Nadith.

      "Hem... kapan kak Angela pulang?" Tanya Nadith. Doris ingin menjawab. Namun pandangan Nadith ke Naura.

      "Angela...? Tidak lama lagi dia pulang. Kau merindukannya, sayang?" Tanya balik Naura.

      "Hem. Siapapun akan merindukan orang yang telah lama pergi..." Ujar Nadith.

       "Ya aku mengerti. Hem, kau ingin di antar? Aku akan mengantarmu" tawar Naura.

      Nadith membalas cepat. "Tidak." Membuat Naura menatap sedih ke arah makanannya. "Ah maksudku, aku akan pergi bersama teman-temanku yang tidak memiliki niat untuk meninggalkan ku. Aku selesai, terimakasih untuk sarapannya. Aku pergi ayah, hem ibu"

      Nadith berjalan ke arah pintu keluar. Dia bohong bahwa ia akan pergi bersama teman-temannya. Dia kembali masuk kedalam rumah.

For You, NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang